gone x 18

3.2K 178 7
                                    

-vanessa (21/02/2015)

---------

Sudah seminggu Audy tinggal di villa neneknya di Bandung. Ia merasa sudah waktunya ia harus kembali bersekolah atau dia akan ketinggalan pelajaran. Lagipula tidak ada gunanya ia lama lama menyendiri. Semakin sering ia menyendiri, semakin besar lah frekuensi stres nya. Banyak orang yang suka menyendiri itu stres kan?

Audy sampai di sekolah tercintanya. Tempat dimana ia merasa senang dan berduka. Tetapi dari situ, ia belajar. Ia belajar bahwa tidak ada yang bertahan selamanya.

Saat ia baru selangkah masuk ke kelasnya. Anak anak kelasnya langsung mendatangi dan memeluknya. Audy sampai kewalahan sendiri. Tetapi ia tersenyum karena ada juga yang merindukannya. Teman sekelasnya pada heboh karena Audy yang sakit selama satu minggu. Lalu, Audy yang tiba tiba muncul dengan memakai hijab. Tetapi hanya Rani yang tahu bahwa fisik nya sehat sehat saja selama satu minggu ini. Batinnya tersiksa. Belum lagi telepon Rama yang lalu. Tetapi sekarang Audy sudah benar benar melupakan Rama. Atau mungkin belum?

Sayangnya, ia belum bisa melupakan bayangan Rama. Audy masih berharap Rama akan kembali seperti dulu lagi. Seperti tahun lalu. Walaupun ia tahu hal itu tidak akan terulang lagi.

Selama satu minggu ini, Audy sudah memantapkan hatinya untuk memakai hijab. Audy ingin dengan ia yang memakai hijab, selain untuk melindungi auratnya, ia juga ingin bisa memperbaiki sifat dan sikapnya selama ini. Walaupun ia mendapat beribu penyataan dan pertanyaan dari teman temannya sekarang.

"AKHIRNYA AUDY MENDAPAT HIDAYAH DARI NYA"

"AUDY TAUBAT"

"AUDY SUDAH KEMBALI KEJALAN YANG LURUS TEMAN TEMAN"

"HEH JANGAN SERING BUKAIN OMEGLE LAGI. SAMA AJA NABUNG DOSA."

"YAH, DY. LO BILANG MAU NONTON FIFTY SHADES OF GREY BARENG GUE?"

Mendengar pertanyaan terakhir ia pun tertawa dan menjawab jahil, "Dasar mupeng lo. Tobat gih." Teman temannya pun langsung menyoraki dan bertepuk tangan. "WOO UDAH JADI ANAK ROHIS DEH SI AUDY. JANGAN LUPA NGEHAPUSIN HISTORY BROWSER YA."

Audy tertawa lagi mendengar respon respon temannya. Lalu ia melihat Ara berdiri didepan kelasnya, bersama Rama, yang terlihat terkejut dengan penampilan Audy. Tetapi seperti permintaan Rama seminggu yang lalu untuk tidak saling mengenal, Audy pun menuruti permintaannya. Ia hanya tersenyum tipis kearah Rama dan langsung mengalihkan seluruh pandangannya kepada Ara. Audy tersenyum lebar melihat Ara yang bertepuk tangan. "Cie yang udah taubat. Gue lebih suka lo yang dulu sih sebenernya. But after all, you're still the prettiest girl I've ever met."

Teman teman sekelasnya pun langsung bersorak heboh. Untuk yang tidak tahu saja, Audy dan Ara seminggu ini rajin skype-an satu sama lain. Jadi mereka sudah bisa dikatakan sedang pdkt belum ya? Ya sudah. Kalian kira untuk apa coba Ara dateng ke kelas Audy bareng Rama cuman buat muji muji doang? Tanpa ada perasaan atau niat lain? Ya. Ara sudah berniat untuk menyatakan perasaannya kepada Audy hari ini.

Lalu Ara membisikkan sesuatu kepada Rama. Rama tersenyum tipis sambil melirik kecil kearah Audy. Ara lalu melangkahkan kakinya dan menarik Audy masuk ke kelasnya.

Diam diam dibelakang punggungnya ia menyimpan selada yang dibentuk sedemikian rupa menjadi seperti sebuah buket bunga. Ara berlutut lalu menjulurkan tangan yang sedang mengenggam selada itu kehadapan Audy. "Audy, gue cinta sama lo lebih dari favorit karakter gue di dalam novel. Lo mau gak jadi sebuah karakter di dalam sebuah cerita dimana lo hidup happily ever after , sama gue?" tanya Ara dengan mata yang berbinar penuh harap.

Sebagian besar teman Audy tertawa terbahak bahak melihat tingkah konyol Ara yang menyatakan perasaannya. Muka Audy yang terbalut jilbab berwarna biru dengan balutan seragam sekolahnya pun kontan memerah seperti udang rebus. Ia benar benar tidak menyangka Ara akan bertingkah konyol tetapi membuatnya meleleh dalam waktu yang bersamaan.

"Iya, Ara. Gue bersedia menjadi karakter dalam sebuah cerita yang mencintai lo seutuhnya." jawab Audy malu malu. Teman temannya pun bersorak dan bertepuk tangan heboh.

Diantara euforia itu, tidak ada yang memperhatikan bagaimana redupnya wajah Rama yang sedang berdiri dibelakang Ara. Tidak ada juga yang mengetahui bahwa Audy melirik kecil kearah Rama.

Dan tidak ada yang mengetahui bahwa Audy tidak benar benar mencintai Ara selain dengan alasan bahwa ia ingin melihat bagaimana perasaan Rama kepadanya.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang