Agustus 2013
"Eh udah pada denger belom ntar ada lomba film pendek tentang kemerdekan?" Hida memulai pembicaraan di depan kelas.
"Hah? Maksud lo kayak ftv gitu?" Seseorang menceletuk dari belakang.
"Nggak gitu juga bego. Nggak sealay ftv plis. Ini tentang kemerdekaan." Audy menyahuti celetukan itu.
"Yaudah woi selow dikit napa." Hida mulai bete mendengarkan celetukan celetukan itu.
Tiara bertanya, "ya jadi siapa yang mau buat naskahnya?"
"Gue aja plis. Gue suka banget nulis naskah gitu. Cuman ya nggak pernah di publish." Audy memohon dengan muka memelas.
"Gue aja. Gue udah punya draft nya di rumah." Umar langsung ikut ikutan memohon.
"Yaudah terserah lo." Audy menatap Umar kecewa.
"Yaudah besok bisa pada pulang agak sorean nggak?" Hida bertanya.
"Bisaa"
"Nggakk"
"Kalo sampe jam 5 gue nggak bisa"
"Sampe jam berapa Hid?"Terdengar banyak perbedaan diantara suara suara itu. Arif, ketua kelas langsung menengahi. "Yaudah besok sampe jam 3. Yang bisa ikutan jadi pemeran. Yang nggak bisa yaudah."
Arya langsung menjawab, "gue bisa kok."
"Nggak ada yang nanya lo pe'a"
-gone-
Keesokan harinya, anak anak kelas 10-1 langsung berkumpul di rumah sebelah sekolah. Setelah sebelumnya meminta izin kepada pemilik rumah.
"Gue mau dong yang gitu gitu in take one take two nya." Tiara meminta dengan manja yang langsung membuat Audy merinding.
"Serah lo." Hida menyahut.
"Arya lo jadi abang abang somay, gakdeng lo jadi jadi laksamana maeda, Eky jadi sultan syahrir. Audy jadi bini nya soekarno. Rama jadi soekarno nya." Hida memberitahu pemeran pemerannya.
"Anjrit. Lo sinting gila atau miring, Hid? Gue sama Rama?" Audy memprotes Hida.
Rama melirik kecil kearah Audy. Lalu langsung mengalihkan pandangannya.
Tapi pembuatan film pendek menjadi rusuh karena pemerannya rata rata kurang waras. Alhasil anak anak kelas 10-1 hanya bermain jatuh jatuhan. Arya pun mengambil kamera Audy dan memfotonya.
Audy langsung menjerit, "woi jangan nodai kamera gue dengan foto foto muka kalian yang kayak pantat simpanse."
Mereka semua langsung melirik bete kearah Audy. Audy langsung mengancungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Rama lalu mendekati Audy dan berkata, "Boleh minta tolong fotoin gue sama Tari nggak? Plis?"
Audy melirik Rama jahil. "Cie yang masih cinta. Sering ngasihi coklat silver queen lagi tapi gue sama dina yang makanin. Makanya jangan naksir pacar orang."
Rama menatap Audy bete. "Yaudah si lo fotoin aja napa."
"Yoi. Lo duduk situ tuh dibelakang Tari. Ntar pas gue nyuruh Tari senyum lo ikutan senyum, oke?"
"Sip makasih." Rama meng-high five Audy.
Audy mendekati tempat yang ditunjuknya tadi. Ia menyuruh Tari tersenyum, "Tari senyum dong, liat sini." Tari langsung tersenyum dan dibelakangnya Rama ikut tersenyum. Audy tersenyum kemenangan. Ia pun mengedipkan sebelah matanya kearah Rama.
Itu sebelum. Sebelum perasaan Audy ke Rama berubah.
-gone-
A/n
Buat yang bingung ini maksudnya apa dan pada nggak ngerti dari part 13 jadi ini tuh kayak flashback gitu nah. Ini kejadian kejadian sebelum perasaan Audy ke Rama berubah. Sebelum kejadian 5 hari itu terjadi.
Ohiya makasih juga buat 300+ readersnya dan 23 voters. Dan buat silent readers makasih buat udah nambahin readersnya.
Makasih yang udah sempetin baca cerita abal ini. Sekali lagi makasih hohoho:3
-vanessa

KAMU SEDANG MEMBACA
Gone
Roman pour Adolescents[BEBERAPA PART DI PRIVATE] karena authornya sendiri malu dengan tulisan ampas ini :( . . "Kalau gue bilang sebenernya gue udah suka sama lo dari kelas 10 sebelum kita berantem gimana? Apa lo bakal bilang hal yang sama? Lo juga suka sama gue?" "Iya...