Kim Sela, gadis berusia enam tahun itu nampak tidak suka karena kepergiannya kali ini. Ia lebih memilih untuk makan snack bersama dengan Leon yang kini sudah berusia dua setengah taun.
"Nda! Kenapah semua barang Leon sama Kakak dibawa? Truknya gede!" Leon mulai mengoceh padahal mulutnya sedang dipenuhi oleh biskuit.
"Kita punya rumah baru, sayang. Ayah pindah kerjanya, jadi kita pindah juga. Nanti banyak temen baru disana. Kita nanti tetanggaan sama Niel loh!"
Mendengar nama Daniel atau biasa disebut Niel, membuat Sela dan Leon kegirangan. Niel merupakan anak pertama Bobby dan Lave yang baru saja lahir ke dunia, membuat Sela dan Leon betah untuk bermain bersama. Kedua anak dari Kim Hanbin sangat menyukai anak kecil! Padahal mereka juga anak kecil.
"Yay! Nanti boleh ya sering-sering nginep?" Sela benar-benar bahagia, senyuman gadis itu terukir dari ujung pipi ke pipi lainnya.
"Boleh, tapi kalau Niel udah agak besar ya? Niel masih kecil banget, nanti kalau nangis, emang Sela sama Leon bisa cup-cup?" Hanbin mentap kedua anaknya lewat kaca diatas kemudi mobilnya.
Sela menganga, benar juga! Niel masih sekecil itu, usianya bahkan baru 2 bulan.
Tidak lama, 2 mobil milik keluarga Hanbin beserta 1 truk angkut memasuki sebuah kawasan perumahan elit.
Romii Tăi. ㅡ a home for you.
Sepanjang jalan, banyak sekali interior mewah khas Roma Italia, tidak jarang musik klasik berputar di salah satu rumah dan bahkan banyak anak kecil yang turut menyanyikan. Beberapa saat kemudian mereka memasuki sebuah cluster, Hanbin mengemudikan mobilnya ke satu rumah di ujung dengan halaman yang tidak kalah luas dari rumah-rumah lainnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Welcome home!" Hanbin berkata dengan riang diikuti oleh seruan kedua anaknya dan tawa darimu. Sela, Leon dan Caca langsung berhamburan ke rumah dengan riang sedangkan dirimu tersenyum sambil bersedekap. Caca bahkan langsung menggonggong dengan riang mengikuti Sela.
Jangan tanyakan Hanbin, suamimu itu sedang sibuk mengurus beberapa kurirnya untuk mengangkut barang-barang ke dalam rumah. Pandanganmu mengedar jauh, terdapat space taman yang luas, kedua tanganmu membentuk frame dan berencana untuk menanam bunga disana.
"What are you doing, bub?" Hanbin melingkarkan tangannya di pinggangmu kemudian memelukmu erat.
"Aku lagi bikin rencana buat nanam pohon sakura nih. Boleh kan?" Kamu membalik badan membuat Hanbin kini memelukmu dengan berhadapan.
"Ya boleh, 'kan aku beli rumah ini buat kamu. Happy anniversary, my wife." Ah iya, hari ini anniversary pernikahan kalian berdua, bagaimana bisa kamu lupa? Hanbin mengecup keningmu menuangkan kasih sayangnya. Kamu tersipu malu kemudian menenggelamkan wajahmu ke dada lelaki itu.
