18. The Last Goodbye

253 34 0
                                    

Kamu menatap pada sunset yang mulai turun, membelah langit dan menjadikan bentangan indah itu berwarna jingga yang menenangkan. Kamu tersenyum kemudian perlahan mengikuti instruksi Jaemin untuk menarik nafasmu. Baik kamu dan Jaemin duduk berhadapan dengan alas pasir pantai yang putih, Jaemin tersenyum sambil memijat kedua telapak tanganmu lembut.

"Seneng ngga liburan kaya gini?" Jaemin membuka suaranya. Kamu mengangguk bersemangat, menampakkan sederetan gigi putihmu yang disusul pipi lucumu yang membulat. Jaemin gemas, ia mencubit pelan pipimu kemudian tertawa.

"Makasih ya, berkat kamu aku jadi bisa liburan setelah sekian lama." Kamu tersenyum menampilkan deretan gigi rapihmu yang sejenak membuat Jaemin terhenyak beberapa detik karena terpesona, namun dengan cepat Jaemin kembali pada kesadarannya dan tersenyum. Jaemin kembali menunduk kemudian terfokus pada telapak tanganmu yang sedang dipijat olehnya, jujur saja entah kenapa hal tersebut membuatmu rileks. Tentu saja Jaemin sudah tau titik-titik tertentu yang akan membuat pasiennya merasa lebih baik.

Kamu bisa melihat kedua alis tebal Jaemin yang bertaut serius kemudian perlahan tertawa membuat Jaemin mendongak kearahmu, "kamu serius banget sumpah."

Jaemin kembali tersenyum kemudian mengangguk, kembali fokus pada aktifitasnya. "Aku lagi benerin titik rileks kamu, biar kamu lebih enteng kalau mikirin sesuatu. Kalau misal nanti kamu kembali ngerasa aneh, kamu telepon aja aku. Nanti kita cari tau bareng-bareng ya?"

Jaemin menatapmu dengan lembut, kamu mengangguk mengiyakan meskipun kamu yakin bahwa hal tersebut kemungkinan besar tidak akan terjadi. Entah kenapa kamu selalu merasa yakin saat Hanbin ada di sampingmu. Kamu selalu merasa sempurna dan lengkap.

Tidak lama saat matahari menggelap, kamu dan Jaemin berjalan menyusuri pantai untuk kembali ke resort.

Sebelum benar-benar menyentuh halaman depan kamarmu dan Hanbin, Jaemin menghentikan langkahnya kemudian menahan tanganmu dalam genggamannya. Tentu saja kamu terhenti kemudian menghadap pada Jaemin penuh dengan tanda tanya.

Jaemin nampak menatapmu ragu-ragu, dia menggigit bibir bawahnya, bingung apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia menatapmu penuh arti, ada sesuatu yang Jaemin tau dan yang pasti ia tidak memiliki harapan untuk sekalipun memilikimu.

"Jaemin? Kenapa?" Kamu bertanya memastikan, sedangkan genggaman tangan Jaemin semakin erat pada jemarimu. Jaemin menatapmu sendu, kedua alisnya turun begitu saja saat bertemu dengan manik hitammu, kamu bahkan bisa melihat dengan jelas mata coklatnya yang berkaca-kaca.

"Na... aku boleh peluk kamu ngga?" Jaemin meminta ijin, kamu kebingungan setengah mati, sedangkan Jaemin hanya mampu menatapmu memohon, akhirnya kamu tersenyum kemudian menganggukkan kepalamu. Saat itu juga Jaemin memelukmu begitu erat, menghidup wangi tubuhmu sebanyak yang ia bisa. Sesak, itu yang Jaemin rasakan. Kedua matanya sudah dihiasi oleh air mata yang berjatuhan dalam diam, mengucapkan selamat tinggal paling menyakitkan. Kamu menepuk pelan punggung Jaemin. Perlahan akhirnya Jaemin melepas pelukannya.

Ia menatapmu penuh arti, sedangkan kamu bisa melihat dengan jelas bagaimana airmata lelaki itu turun menghiasi pipi yang merona merah.

Kedua tanganmu terulur untuk menghapus airmata tersebut, perlahan namun pasti, Jaemin memajukan wajahnya, mempertemukan permukaan bibirmu dengan bibirnya perlahan. Kamu terkejut bukan main, apa lagi saat Jaemin menggenggam kedua tanganmu yang awalnya ada di pipi lelaki itu.

Jaemin memejamkan matanya, merasakan permukaan bibirmu yang lembut tanpa melakukan hal yang lebih. Ia hanya menyatuhan kedua bibir kalian tanpa adanya gerakan lainnya. Pun perlahan Jaemin menarik wajahnya, maniknya menatapmu sendu, sedangkan kamu hanya bisa mematung masih terkejut.

 Pun perlahan Jaemin menarik wajahnya, maniknya menatapmu sendu, sedangkan kamu hanya bisa mematung masih terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf... ciuman ini... buat malem ini aja. Sekarang, janji sama aku buat selalu bahagia ya? Aku pamit ke kamarku." Jaemin melepas kedua tangannya dari tanganmu, memundurkan langkahnya kemudian berbalik untuk meninggalkanmu mematung di depan pintu kamar. Kamu terdiam berdiri, masih kebingungan, perasaanmu bercampur aduk.

Sedangkan Hanbin tersenyum masam melihat semuanya dari balik jendela. Ia menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskan perlahan.

Hanbin membuka pintu membuatmu terkejut, kamu berbalik menatap kekasihmu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanbin membuka pintu membuatmu terkejut, kamu berbalik menatap kekasihmu itu. Hanbin tersenyum membuka tangannya lebar-lebar, mengerti akan hal itu, kamu pun berlari menuju pelukannya. Hanbin menangkap tubuhmu kemudian memelukmu dengan erat, mengecupi kepalamu dengan lembut.

"Kak Hanbin lihat ya? Kak maaf, akuㅡ"

"Ngga papa. Aku ngerti kok." Hanbin membelai kepalamu lembut kemudian mendongakkan wajahmu yang masih kebingungan. Pun ia membelai pipimu lembut dengan senyumannya yang terukir, mengecup keningmu perlahan. Hanbin tau, Jaemin melakukan itu karena ia memang harus berpamitan.

Euphoria Season 2 • Hanbin (B.I) iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang