Bonus Chapter 1 : Insiden KRL

244 27 5
                                    

Hari ini termasuk hari biasa, orang-orang bilang weekday, dan bagi Hanbin tidak ada bedanya karena sekarang dia sedang libur setelah pergulatan hebatnya menghadapi sidang skripsi, belum lagi kabar penikahan gadis yang ia cintai sedang gempar-gemparnya diberitakan dimana-mana. Hal itu wajar karena gadis itu menikah dengan salah satu milyader terkenal.

Kembali Hanbin menghembuskan nafas sambil menginjakkan kakinya masuk ke dalam KRL arah Depok. Setidaknya ia ingin melepas penat untuk mengunjingi salah satu temannya yang masih berkuliah disana sebagai mahasiswa abadi, Kim Jinhwan.

Siang ini KRL masih tergolong sepi, Hanbin mengedarkan pandangannya untuk memilih tempat duduk, hingga di salah satu sudut, ia bisa melihat gadis berseragam SMA perawakan kecil, melamun menghadap pada jendela dengan earphone yang terpasang. Hanbin mengerutkan dahinya pelan.

"Lah? Adeknya Bobby?" Hanbin berucap pelan kemudian memutuskan untuk mendudukkan diri di sebelah Nana tanpa bersuara.

Hanbin beberapa kali mencuri pandang pada Nana yang masih tidak sadar akan kehadiran Hanbin. Hanbin menyusuri lekuk wajah Nana yang tertutup oleh kacamata tebal dan banyak jerawat pada muka gadis manis itu. Hanbin tersenyum sejenak.

Manis...

Ucap lelaki itu dalam hati, namun momen itu tidak berlangsung lama saat tiba-tiba handphone Nana berdering, Nana segera mengangkat teleponnya.

"Iya gue baru sampai Karet, Brian. Iya turun Tebet kan? Oke, bawel sampai ketemu!" Nana berucap tersenyum membuat Hanbin bertanya-tanya...

Brian? Pacarnya?

Pertanyaan itu hanya menggantung pada otak Hanbin karena tidak lama, kepala Nana nampak oleng ke kanan dan ke kiri. Bahkan sesekali menghantam pelan pada dinding kereta. Hanbin tersenyum geli kemudian menyandarkan kepala Nana pada pundaknya. Pipi Hanbin memerah saat merasakan kehangatan yang pelan-pelan menjalar pada hatinya. Entah kenapa ia merasakan tenang luar biasa saat kepala hingga pundak Nana menyentuh Hanbin, bersandar dengan nyaman.

Hanbin terus terdiam tidak mempedulikan seberapa pegal tubuhnya sekarang.

"Stasiun Tebet... kami himbau untuk para penumpang..."

Satu suara mengejutkan Hanbin, Tebet, Nana harus turun disini sedangkan gadis itu masih terlelap di atas pundaknya. Pelan namun pasti Hanbin menggoyangkan pundak Nana.

"Stasiun Tebet... hati-hati pintu akan dibuka..."

Sekali lagi Hanbin menggoyangkan pundak Nana. Nana terbangun, kaget bukan main saat nama stasiun Tebet sekali lagi terdengar. Tanpa pikir panjang, Nana langsung bangkit dari tempat duduknya tanpa melihat situasi.

BUG!

"Aduh!"
"Aw!"

Hanbin dan Nana bersuara bersamaan saat tidak sengaja kepala Nana menabrak hidung mancung Hanbin. Sakit bukan main hingga Hanbin merasakan panas di matanya, begitu juga dengan Nana namun gadis itu buru-buru melangkah keluar.

"Aduh maaf, Mas. Saya buru-buru. Makasih udah dibangunin ya"

Begitu saja Nana langsung meloncat dari KRL bertepatan saat pintu ditutup. Nyaris. Sedangkan Hanbin masih meringis kesakitan memegang hidungnya, sesaat kemudian ia merasakan bau anyir dan cairan yang mengalir. Berdarah.

Hanbin mengamati darah yang ada di tangannya, entah kenapa ia tidak merasa kesal. Justru ia tersenyum pelan. Beberapa ibu-ibu yang melihat kejadian itu langsung panik memberikan tisue pada Hanbin.

"Hahaha! Gemes banget sih!" Ucap Hanbin tanpa sadar membuat seruluh penumpang gerbong menatapnya aneh.

Namun Hanbin masih tersenyum.

Euphoria Season 2 • Hanbin (B.I) iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang