26. Back to Office

168 27 2
                                    

"Cateringnya udah dapet kan ya?" Kamu bertanya pada Hanbin saat mobil kalian sampai di parkiran kantor, Hanbin mengangguk santai.

"Dapet kok, menunya juga udah aku pesenin semuanya, sayang. Tenang aja." Hanbin tersenyum mengecup pipimu sebelum akhirnya membukakan pintu mobil untukmu, tangannya terulur menggandeng tanganmu untuk masuk ke dalam gedung yang sudah lama tidak kamu singgahi. Kamu tersenyum pelan, akhirnya setelah sekian lama, kamu akan mulai bekerja kembali di kantormu bersama Hanbin.

Orang-orang yang melewati kalian tersenyum senang memberikan selamat atas kabar pertunangan kalian. Kamu mengangguk membalas begitu juga dengan Hanbin yang masih tetap menggandeng tanganmu dengan bangga.

"Tuh kan apa gue bilang! Mereka tuh ada hubungan!"
"Bukannya Pak Hanbin udah punya istri ya?"
"Lah gue denger malah si Nana itu udah punya tunangan, udah siap nikah, terus gagal! Pak Hanbin kan yang ngerebut?"
"Parah si Nana lah! Orang Pak Hanbin masih suaminya orang. Yang pelakor siapa?"

Rentetan bisikan dari beberapa orang terdengar di telingamu, Hanbin tersenyum masam kemudian merangkul pundakmu.

"Harusnya aku ngga ngijinin kamu masuk ke kantor. Kamu di rumah aja sama Sela, biar aku yang kerja." Hanbin menatapmu sedih, kamu menggeleng dengan cepat.

"Aku ngga papa. Aku udah pernah menghadapi lebih dari ini kok. Aku kuat!" Kamu menepuk pundakmu meyakinkan Hanbin bahwa kamu akan menghadapi segalanya, orang-orang tidak tau apa saja yang sudah kalian lalui, jadi cukup kamu dan Hanbin yang memiliki satu sama lain saat ini.

Saat kamu hendak berpisah menuju ke mejamu, tiba-tiba Hanbin menarik tanganmu untuk masuk ke dalam ruangannya, dengan cepat ia menutup pintu rapat-rapat.

"Loh kak? Kenapㅡ" Hanbin memelukmu begitu erat, ia menghidup dalam-dalam aroma tubuhmu sambil memejamkan matanya. Hanbin merasa sangat menyesal karena sudah membawamu kembali ke kantor hari ini. Seharusnya ia saja yang bekerja tanpa melibatkanmu.

"Aku anter pulang ya? Aku ngga tega kalau kamu sampai disindir-sindir orang." Hanbin berbisik lirih membuatmu tersenyum pelan karena kata-katanya, kamu menepuk pelan punggung Hanbin untuk menenangkan kekasihmu itu.

"Sayang, aku kerja kan karena aku emang mau kerja. Karena aku suka kerja, aku ngga suka cuma diem di rumah. Sekarang ngga papa ya! Aku punya kamu dan kamu punya aku, aku yakin ini bakal segera berakhir kok. Pasti seiring dengan waktu, orang-orang itu bakal paham keadaan kita." Kamu memeluk erat Hanbin, akhirnya Hanbin hanya bisa menghela nafas menghadap padamu. Ia membelai pipimu pelan.

"Inget ya, kalau ada apa-apa, langsung telepon aku. Kalau ada yang jahat, bilang." Hanbin mengecup keningmu sekilas, kamu mengangguk mengerti. Hanbin menangkupkan kedua tangannya kepipimu, mendekatkan bibirnya pada bibir manismu yang begitu menggoda untuk di kecup, hingga beberapa senti satu ketukan dan pintu terbuka mengacaukan momen kalian.

"Pak Hanbin, ini berkas revisian baru."

Seol Ina, menatap tajam padamu. Hanbin mengerutkan alisnya tidak suka, Ina pasti sengaja karena tidak ada yang boleh masuk ke ruangannya sebelum ia mengijinkan. Ina tersenyum menyapa Hanbin.

"Nana, sementara Ina bakal kerja sama kamu ya? Karena belum ada keputusan dari pusat dia bakal di pindah kemana. Dan Ina, tolong jangan masuk ke ruangan saya sebelum saya ijinkan." Hanbin menatap Ina dengan tajam, sedangkan Ina hanya menatap datar pada Hanbin.

"Maaf Pak." Ina berkata santai, Hanbin kembali menghadapmu mengijinkanmu untuk kembali ke mejamu. Kamu menatap Ina yang masih menatapmu dengan lekat, akhirnya kalian berdua keluar dari ruangan dengan suasana yang begitu canggung.

"Bener-bener ngga tau malu, ngerebut suami orang." Satu kalimat yang keluar dari bibir Ina sebelum akhirnya meninggalkanmu.

•••

Euphoria Season 2 • Hanbin (B.I) iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang