27. Still Kim Hanbin

150 28 0
                                    

Ina menghembuskan nafasnya panjang, lama kelamaan memang pekerjaannya semakin menumpuk karena ada banyak projek yang harus segera diseleseikan. Tidak hanya dirinya, tetapi juga semua orang di kantor.

Ina bisa melihat lelaki yang beberapa waktu belakangan ini membuatnya tertarik, Hanbin sedang mengusap wajahnya gusur. Kemudian mata indahnya melihat kearahmu, ㅡ Nana. Kamu yang serius masih mengerjakan tugasmu juga. Ina tau bahwa kamu dan Hanbin saat ini sedang dalam mode saling bungkam satu sama lain, membuat Ina tersenyum penuh kemenangan.

Mata Ina terus mengikuti pergerakan Hanbin yang kemudian lelaki itu melangkah menuju ke ruang pantry, pun akhirnya Ina mengikuti lelaki itu, dan benar saja, Kim Hanbin sedang membuat dua gelas kopi, tentu saja Ina tau gelas kedua untuk siapa, dan Ina tidak akan membiarkan gelas itu sampai kepada pemiliknya.

"Pak Hanbin..." Ina membuka suara sambil tersenyum, pun akhirnya Hanbin ikut tersenyum menyambut Ina seramah yang ia bisa.

"Mau bikin kopi juga?" Hanbin membuka suara sambil menunggu mesin penyaring kopi. Ina mengangguk santai.

"Teh... saya lagi pengen teh." Ina mengambil posisi di samping Hanbin, sedangkan kekasihmu itu hanya menatap kosong pada gelas kopi yang terisi sedikit demi sedikit, Hanbin memikirkanmu, mencoba untuk memulai sapaan agar keadaan kalian berdua membaik. Ia tau dia egois dan ia harus meminta maaf karena itu.

"Pak Hanbin bikin dua kopi buat siapa, Pak?" Ina bertanya retoris, Hanbin langsung sadar dari lamunannya.

"Buat Nana, buat siapa lagi emang?" Hanbin tersenyum kemudian menambahkan sedikit air dan gula. Ina tersenyum miring tidak suka kemudian menarik tangan Hanbin yang hendak mengambil sendok, Hanbin terkejut bukan main, ia langsung menatap Ina.

"Pak Hanbin..." Ina membuka suara, namun Hanbin sama sekali tidak menjawab. Ina menatap pada bola mata Hanbin, begitu pula Hanbin yang masih menatap pada Ina, menunggu gadis itu membuka suara kembali.

"Saya... saya suka sama Pak Hanbin. Baru kali ini saya jatuh cinta dan saya ngga bisa ngelepasin Pak Hanbin gitu aja. Apa ngga ada kesempatan sedikit aja buat saya? Seengganya kita kencan 3 atau 2 kali, Pak Hanbin boleh menilai saya, ijinin saya buat membuktikan semuanya." Ina berkata tanpa jeda, Hanbin terkejut bukan main langsung melepaskan tangannya dari genggaman Ina. Tentu saja gadis itu menyadari.

"Ina, kamu tau kan saya bentar lagi mau nikah. Saya cinta banget sama Nana, sayaㅡ"

"Saya ngga peduli! Justru itu, sebelum Pak Hanbin menikah, please kasih kesempatan buat saya, saya pengen Pak Hanbin tau kalau saya tulus sama Pak Hanbin. Saya ngga main-main." Ina kembali meraih tangan Hanbin.

"Ina... sayaㅡ"

Cup!

Tanpa Hanbin bisa melawan, dengan cepat Ina meraih kerah baju Hanbin dan menempelkan bibirnya pada bibir Hanbin, mengikis jarak yang ada. Hanbin terkejut bukan main bahkan saat bibir Ina mulai bergerak. Hanbin meraih pinggang Ina hendak memisahkan tautan yang ada, sebelum akhirnya...

Brak!

Kertas berserakan dimana-mana, kamu terkejut bukan main melihat calon suamimu sedang bercumbu dengan wanita lain. Kamu langsung bergegas kembali merapihkan kertas yang jatuh dengan cepat, sedangkan Hanbin dan Ina sama-sama terkejut. Hanbin panik bukan main, kamu langsung bergegas membalik badan dan pergi.

"Nana..." kamu bisa mendengar Hanbin memanggilmu begitu putus asa. Langkahmu langsung menuju ke meja Yeri, menyerahkan semua berkas dan langsung meraih tasmu untuk keluar dari kantor. Sedangkan Hanbin masih terus berusaha untuk mengejarmu, memanggilmu dengan putus asa sesekali tangannya mengacak rambut.

"Nana please dengerin aku dulu, Na..." Hanbin menarik tanganmu saat kamu hampir menginjakkan kaki di gerombolan taxi. Kamu langsung menghempaskan tanganmu begitu saja.

"Kak... harusnya dari awal aku ngga membuka hati buat siapapun. Udah Kak, cukup. Aku mau mundur dari semua ini, aku mau resign juga. Kita sampai disini aja." Satu tetes airmata turun dari kelopak matamu, begitu pula Hanbin hingga pucuk hidungnya memerah.

Hanbin terus memohon padamu, sampai akhirnya kamu masuk ke dalam taxi dan meninggalkan Hanbin sendirian.

•••

"Lu apain Pak Hanbin sama Nana?!" Yeri menutup pintu pantry dan langsung mempersempit jaraknya dengan Ina, membuat gadis itu terkejut bukan main.

"Aㅡ apaan? Gue ga ngapa-ngapainㅡ"

"Bangsat lu! Ngaku gak?!" Yeri meraih kasar kerah baju Ina membuat gadis itu ketakutan setengah mati, Ina berusaha untuk berteriak namun rasa takutnya lebih menyita.

"INA!" Yeri dan Ina terkejut bukan main saat suara berat Kim Hanbin menyita mereka berdua, Hanbin terlihat jelas begitu marah dengan mata yang amat memerah. Yeri yang melihat itu langsung ketakutan bukan main, melepas genggamannya dan memundurkan tubuh karena Hanbin langsung mengikis jaraknya pada Ina.

"Apa maksud kamu?!" Ina ketakutan setengah mati apa lagi saat tangan Hanbin sudah mengayun ke udara hendak menampar Ina, tentu saja Hanbin mengurungkan hal tersebut karena ia masih menjaga dirinya sebagai lelaki.

"Denger ya... sekeras apapun kamu coba buat ngerebut saya dari Nana, itu ngga akan berhasil! Saya sekalipun ngga akan pernah tertarik sama kamu! Denger ya, mau seberapa pun usaha kamu buat dapetin saya, saya ngga akan tertarik sama wanita yang berusaha ngerebut lelaki orang. Murahan!" Hanbin berkata penuh penekanan menunjuk tepat ke wajah Ina. Yeri terkejut bukan main karena selama ia bekerja disini, baru kali ini ia melihat Hanbin begitu marah.

Hanbin membalik badannya, saat ia hendak membuka pintu, ia kembali menatap Ina dengan tajam.

"Hari ini saya harap terakhir kalinya saya ngelihat kamu, Ina. Segera kemasi barang-barang kamu, pergi dari kantor saya, kalau kamu masih berani muncul di hadapan saya, saya blacklist nama kamu di semua perusahaan." BLAM.

Begitu saja Hanbin menutup pintu meninggalkan Yeri dan Ina. Ina menatap pintu yang tertutup rapat dengan pandangan yang kosong, sedangkan Yeri langsung tersenyum miring.

"Lu tau, orang yang memulai dengan niat yang buruk, bakal berakhir dengan buruk juga. Shame on you." Yeri tersenyum meninggalkan Ina yang sekarang berkaca-kaca. Ia tau ia tidak akan bisa mendapatkan Kim Hanbin sedikitpun.

Euphoria Season 2 • Hanbin (B.I) iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang