25. Discussion

184 32 0
                                    

Kamu memoleskan lipstick berwarna peach cerah di bibirmu dengan lembut, warna lipstick kesukaan Hanbin. Kamu tersenyum pelan, entah kenapa apapun yang berkaitan dengan Hanbin selalu membuatmu tersenyum bahagia. Sesimpel itu dan kamu merasa sangat beruntung.

"Bundaaaa~" satu suara kecil menembus indra pendengaranmu, Sela masuk ke kamar berlari kearahmu yang dengan cepat kamu berjongkok dan Sela langsung memeluk tubuhmu.

"Anak Bunda udah dateng ya? Sama siapa?" Kamu menggendong Sela, sedangkan gadis kecil itu tersenyum memeluk lehermu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak Bunda udah dateng ya? Sama siapa?" Kamu menggendong Sela, sedangkan gadis kecil itu tersenyum memeluk lehermu.

"Cama Ayah, Nenek cama kakek!" Sela berseru senang sambil menggoyangkan tubuhnya yang kamu gendong. Kamu sedikit kualahan karena Sela sudah mulai beranjak lebih besar, namun tentu saja kamu tersenyum senang, siapa yang bisa menolak anak semenggemaskan Sela?

"Nana, Sela, ayo turun, semua udah di meja makan." Ibumu tersenyum menatap kalian berdua, pun akhirnya sampailah kamu di meja makan, Hanbin duduk di hadapanmu sambil tersenyum lebar menatapmu.

Perlahan tangannya terulur untuk menyambut tanganmu yang ada di atas meja, "kamu cantik banget." Satu kalimat berhasil melantun indah dari bibir merah muda Hanbin yang sontak langsung membuat seluruh orang di meja makan terdiam. Bobby langsung melempar sendok yang spontan ditangkap oleh Hanbin.

"Bucin tuh di kontrol ya!" Bobby berkata menghardik membuat seluruh orang di meja makan tertawa.

"Wah ini memang ngga bisa lama-lama proses nikahnya, nih..." Papah Kim, ayah dari Hanbin berkata santai, disetujui oleh kedua orangtuamu. Kalian bercengkrama dengan penuh kehangatan, sesekali Hanbin juga memberikan lauknya padamu, sedangkan Sela sedang ada di sampingmu, memintamu untuk menyuapi makanan.

"Nana gimana? Udah sehat?" Tanya Mamah Kim, ibu dari Hanbin sambil memotong daging yang ada diatas piringnya. Kamu tersenyum mengangguk.

"Iya, Tante. Syukur Nana udah sehat banget sekarang." Kamu menjawab sambil sesekali menyuapi Sela. Mamah Kim tersenyum mendengar jawabanmu, baginya yang penting adalah sekarang kamu sehat dan bisa menjalankan aktifitas sehari-harimu.

"Syukur deh... bisa dong ya kita bahas tanggalnya?" Mamah Kim melihat kearah ibu dan ayahmu yang langsung mengangguk setuju.

"Hanbin, Nana... kira-kira mau kapan?" Ayahmu membuka suara, kamu dan Hanbin langsung sama-sama bertatap muka. Hanbin memberikan ijin padamu untuk menyuarakan pendapat terlebih dahulu, karena memang setidaknya bagi Hanbin, yang penting adalah menikahimu dan hidup bersamamu.

Kamu berdehem nampak berfikir, "Nana sebenernya udah siap, mau kapan aja bisa, tapi jangan mendadak juga biar persiapan kita maksimal. Mungkin kita bisa adain tahun depan?"

Hanbin langsung tersedak membuatmu panik, sedangkan Sela yang ada di sampingmu hanya mampu menatap ayahnya dengan mata bulat yang polos.

Hanbin menegak minumannya kemudian menghapus sisa air yang ada di bibirnya dengan sapu tangan, "bentar, Na... maksudku, aku ngga papa sih nungguin kamu. Tapi kalau kamu siap kenapa taun depan? Apa engga kelamaan?"

Kamu dan Hanbin sama-sama bertatapan tanpa ekspresi, Hanbin tidak bermaksud untuk menyanggahmu, begitupun dirimu yang tidak bermaksud untuk terlalu buru-buru.

"Tapi kalau kita buru-buru, nanti ngga maksimal persiapannya..."

"Emang kamu mau nikah yang model gimana? Mewah?"

Kamu dan Hanbin sama-sama terdiam menatap satu sama lain. Begitu juga kedua orangtua kalian yang bingung, termasuk Bobby yang langsung menghentikan kunyahannya.

"Bin, lu emang mau berapa bulan?" Akhirnya Bobby membuka suara karena jujur saja, ia juga bingung dengan perdebatan kecil kalian berdua. Hanbin meletakkan sendok dan garpunya kemudian menatap Bobby.

"Ya sebenernya gue ngga keburu-buru sih, cuma setahun apa engga kelamaan?" Hanbin bertanya dengan tenang, kedua orangtuanya ikut mengangguk setuju, sedangkan dari pihak keluargamu masih nampak berfikir.

"Gini... kalau nak Hanbin mikir itu kelamaan, gimana kalau 6 bulan?" Ibumu membuka suara, sedangkan kamu sudah menggaruk kepala karena bingung, kamu hanya ingin pernikahanmu berjalan dengan sempurna, tanpa terlalu buru-buru, namun Hanbin nampaknya tidak bisa menerima jika terlalu lama.

Hanbin mengerutkan alisnya nampak berfikir, "Nana, kamu mau pernikahan yang mewah ya?"

Sebuah pertanyaan dari Hanbin langsung kamu tangkis begitu saja, kamu menggeleng kencang, "engga kok... aku ngga berharap yang terlalu gede. Aku cuma pengen nanti ngga ada yang kelewatan. Aku ngga mau sampai bikin repot orang lain."

Hanbin tersenyum menatapmu, entah kenapa memang selalu ada kejutan dari pikiranmu yang membuatnya terus terpesona, Hanbin menggenggam tanganmu erat, "enam bulan ya?"

Hanbin mengeratkan tangannya meyakinkanmu, "yakin bisa beres persiapannya?" Kamu balik bertanya, Hanbin langsung mengangguk pasti.

Akhirnya semua bernafas lega saat kamu setuju, berbincangan akhirnya terus berlanjut ke tanggal tetap dan konsep pernikahan yang akan diadakan. Kamu hanya bisa berharap semoga semua akan lancar, lagi pula Hanbin yang sudah meyakinkanmu.

Euphoria Season 2 • Hanbin (B.I) iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang