7. The Gun is Pointing

200 33 0
                                    

Kim Hanbin berjalan dalam keheningan malam setelah memarkirkan mobilnya 2 blok sebelum rumahnya. Hanbin langsung masuk kedalam mobil sedan hitam yang di dalamnya sudah terdapat Kim Donghyuk yang mengunyah burgernya.

"Belum dateng?" Hanbin bertanya, Donghyuk yang sedang makan hanya mampu menggeleng untuk menjawab.

"Dari GPS sih, udah di depan gerbang kompleks. Bentar lagi." Donghyuk membungkus burger yang baru ia santap setengah kemudian memberi komando lewat walkietalkie kepada anak buahnya untuk bersiap. Hanbin menggigit bibirnya khawatir, ia takut jika Sela akan menjadi korban, ia takut jika Sela akan terluka.

"Janji sama gue, Sela ngga bakal kenapa-kenapa. Lo harus nangkep Jungha sama Jaehyun sebelum mereka bisa nyentuh Sela." Hanbin menatap Donghyuk bersungguh-sungguh. Donghyuk mengangguk mengerti.

"Iya gue tau lah. Gue ngga bakal bikin Sela kenapa-kenapa. Tenang aja." Donghyuk berucap sungguh-sungguh kemudian kembali menatap pada pintu rumah Hanbin.

Hanbin mendenguskan nafasnya pelan, entah kenapa, malam ini perasaannya begitu berat. Hanbin meraih handphonenya kemudian menatap pada wallpaper yang menampilkan wajahmu yang tersenyum lebar. Hanbin tersenyum pelan kemudian memutuskan untuk mengirimimu pesan.

Iya, dia hanya ingin mengatakan bahwa dia mencintaimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iya, dia hanya ingin mengatakan bahwa dia mencintaimu. Hanya itu. Kemudian Hanbin menghembuskan nafasnya kembali, ia harus rileks. Donghyuk mulai menepuk pundak Hanbin, tidak lama, sedan hitam Jaehyun terparkir membuat Hanbin langsung menegakkan duduknya, begitu juga dengan Donghyuk yang memberikan aba-aba pada anak buahnya.

Jungha nampak turun dari mobil menggunakan pakaian seba hitam, langkah wanita itu perlahan menuju kedepan pintu rumah Hanbin dan berusaha untuk memasukkan password rumah lelaki tersebut. Hanbin tersenyum miring, menyadari tingkah busuk istrinya itu.

Tidak lama, beberapa anak buah Donghyuk langsung membuka pintu mobil Jaehyun sambil menodongkan pistol, bersamaan dengan Jungha yang langsung di grebek oleh banyak polisi. Donghyuk dan Hanbin langsung berlari menyusul, dengan cepat Donghyuk mengambil pistol dan mengacungkan pada Jungha. Jaehyun yang kebingungan langsung ditarik keluar dari mobil dan di borgol begitu saja.

"Bangsat! Apaan ini! Gue ngapain di borgol!" Jaehyun melawan, namun tenaganya masih kalah kuat dengan tiga orang polisi.

"Jung Jaehyun, ditangkap dengan tuduhan penculikan dan perencanaan pembunuhan." Satu polisi berkata tegas, Jaehyun panik bukan main.

"Gue disini cuma bantuin, bangsat!" Jaehyun berteriak tidak terima, namun dengan cepat ketiga polisi tersebut langsung memasukkan Jaehyun kedalam mobil polisi.

"Anda bisa jelaskan semuanya di kantor polisi." Satu kalimat terakhir sebelum akhirnya polisi menutup pintu dan membawa pergi Jaehyun. Sedangkan Jungha berdiri mematung, banyak polisi menyerbunya dengan pintol yang mengacung. Tidak mau kalah begitu saja, Jungha langsung mengambil pistol yang ia persiapkan dari kantong jaketnya.

Gadis itu tersenyum puas kemudian mengacungkan pistol kearah Hanbin.

"Lo kira gue ngga tau kalo lo bakal kaya gini? Bin, kita tetep punya masalah!" Jungha menatap Hanbin penuh dengan amarah, kedua mata tajam gadis itu menatap Hanbin penuh emosi yang lambat laun makin memerah dan meneteskan airmata. Hanbin menatap Jungha tanpa takut sedikitpun.

"Byun Jungha, angkat tangan! Turunkan senjata kamu atau kita tembak!" Kim Donghyuk memberikan ancaman pada Jungha, namun gadis itu malah semakin mengacungkan pucuk pistolnya pada Hanbin tanpa rasa takut.

"Lo pikir gue takut? Lo bawa polisi sebanyak ini, lo pikir gue ngga bisa ngelawan?!" Jungha menarik pelatuk belakang pistolnya, hanya tinggal melepas pelatuk tersebut, satu peluru akan meluncur.

"Gue selama ini selalu nyari lo buat nyeleseiin masalah kita. Tapi lo selalu kabur. Jungha, inget... lo juga public figure, jangan rusak image lo sendiri." Hanbin berusaha untuk tetap menenangkan Jungha, namun gadis itu malah tertawa masam.

"Lo pikir gampang ya jadi gue?! Lo kira gue kaya gini karena siapa?! Ini karena lo!" Jungha berteriak emosi. Donghyuk memberikan aba-aba pada Hanbin agar mundur, namun Hanbin menggeleng lebih memilih untuk menghadapi gadis di depannya ini.

"Lo bisa kan ngomong baik-baik sama gue?" Hanbin masih berusaha untuk menenangkan Jungha, namun gadis itu malah tertawa kencang dengan airmata yang terus turun.

"Gue kaya gini, karena gue cinta sama lo, dan gue putus asa karena lo ngga pernah cinta sama gue! Gue capek bin! Tau gini, gue bunuh Sela dari awal!" Jungha berteriak, Hanbin terus berusaha mendekat pada Jungha yang terus memundurkan langkahnya seiring dengan Hanbin.

"Please, turunin senjata lo, kita omongin baik-baiㅡ"

"LO BISA NGOMONG GITU KARENA LO BUKAN GUE! LO KIRA GAMPANG HAMIL SENDIRIAN?! NGELAHIRIN SENDIRIAN?! LO KIRA GUE APA, BIN?!" Jungha berteriak penuh emosi, tangannya bergetar masih mengacungkan pistol kearah dada Hanbin. Hanbin menatap Jungha bingung namun tetap memberanikan diri untuk menenangkan Jungha.

"Lo minta apa? Sekarang lo tenang dulu." Hanbin terus mendekat, Jungha semakin bergetar apa lagi saat punggungnya menyentuh pintu mewah rumah Hanbin.

"Hanbin, mundur, Bin..." Donghyuk berbisik berusaha menarik jaket Hanbin agar mundur, namun Hanbin tidak mengindahkan perkataan Donghyuk, ia yakin ia bisa membujuk Jungha.

"GUE MAU LO HANCUR! GUE MAU LO NGERASAIN APA YANG GUE RASAIN!" Jungha terus meneteskan air matanya. Hanbin menggigit bibirnya untuk berfikir.

"Jungha, ngga gini caranya. Kita punya anak yang harus liat sosok ibunya sebagai contoㅡ"

"BULLSHIT! KEMANA LO PAS GUE HAMIL?! PAS GUE NGELAHIRIN?! KEMANA?!" Tangan Jungha bergetar, tangisan semakin menjadi-jadi, Hanbin masih berusaha untuk menenangkan Jungha, Donghyuk yang melihat keadaan ini terus berusaha untuk mencegah Hanbin semakin mendekat.

"Jungha, Sela itu anak lo! Lo tega mau bunuh dia, sama aja lo bukan ibunyaㅡ"

DOR!

Satu peluru meluncur, Kim Hanbin merasakan telinganya yang pening luar biasa bercampur rasa panas yang menjalar, saat itu juga kesadarannya semakin menipis seiring dengan suara tawa Jungha yang menggelegar. Semuanya menjadi gelap.

Euphoria Season 2 • Hanbin (B.I) iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang