Bonus Chapter 6 : Japan? or not...

248 28 3
                                    

Kamu memijat kepalamu yang terasa begitu pusing sambil sesekali kembali memasukkan baju Hanbin ke dalam koper. Untung saja baju-bajumu sudah selesai, kini tinggal menata baju Hanbin untuk besok kalian berangkat ke Jepang. Bulan madu selama seminggu, kapan lagi bukan? Apa lagi karena adanya Sela, baik kamu dan Hanbin sama-sama kurang merasakan adanya kemistri baru sebagai pasangan muda.

Bukannya tidak menyayangi Sela, mungkin baik kamu dan Hanbin sama-sama ingin punya waktu berdua saja bukan? Dua bulan sejak pernikahan kalian, setelah cuti selama beberapa hari, baik kamu dan Hanbin langsung dihadapkan dengan segudang pekerjaan menumpuk.

Saat pagi berangkat ke kantor, membeli kopi di cafe seberang, bekerja, makan siang, kemudian kembali bekerja dan pulang, baik kamu dan Hanbin sama-sama sudah khatam dengan semua itu. Sampai pernah Hanbin menghembuskan nafasnya dalam-dalam, "ya ampun kayanya kita kurang piknik."

Ya memang.

"Sayang, kan tadi aku udah bilang tungguin aku selesei mandi, terus aku bantuin kamu." Hanbin yang masih berkalung handuk langsung mendudukkan dirinya di sebelahmu, menata baju bersamamu.

Kamu tersenyum kemudian menyandarkan kepalamu ke pundak Hanbin, aroma bunga menyerbak dari sabun yang Hanbin gunakan, seketika kamu merasa rileks dan lebih tenang.

"Sela dimana, Kak?" Kamu mendongak, menyandarkan dagumu pada pundak Hanbin, kamu menatap sisi wajah suamimu yang begitu tampan, ia tersenyum masih sambil menata baju.

"Di bawah tuh, lagi main sama Caca sama Mbak Dinah juga. Oh iya, tahun ini Sela masuk TK loh ya! Besok kita omongin deh mau dimasukin ke TK mana pas udah pulang dari Jepang." Hanbin bertutur bersemangat, akhirnya ia akan melihat putri semata wayangnya menggunakan seragam sekolah. Gemas! Kim Hanbin tidak sabar.

Kamu mengangguk pelan kemudian memejamkan matamu, rasanya berat, begitu juga kepalamu yang terasa pening. Hanbin yang menyadari hal itu kemudian menengok kearahmu khawatir. Tangannya terulur mengecek suhu badanmu.

"Loh? Sayang demam? Aduh, ayo tidur aja deh. Habis ini packingnya aku lanjutin." Hanbin panik segera bangkit kemudian merangkulmu keatas ranjang. Kamu hanya bisa pasrah membaringkan badanmu, Hanbin menyelimuti dengan khawatir. Tangannya segera bergegas mencari kotak obat kemudian memberikan paracetamol padamu. Kamu hanya mampu mendesah berat, Hanbin menatapmu dengan tatapan yang begitu sedih.

"Aku panggilin dokter ya?" Hanbin menawarkan, ia naik ke ranjang kemudian masuk ke dalam selimut untuk memelukmu. Kamu menggeleng dan lebih memilih untuk memeluk erat tubuh Hanbin.

"Pengen tidur aja sama kamu. Jangan kemana-mana." Kamu berujur pelan yang akhirnya Hanbin maklumi. Kemudian tangan lelaki itu terulur untuk meraih remot dan mematikan semua lampu kecuali lampu nakas kalian.

Baiklah, selamat malam. Semoga esok akan lebih baik.

•••

"Sayang, yakin? Kamu pucet banget loh ini?" Hanbin menatapmu sedih. Kalian berdua sekarang sudah ada di airport, tepatnya berada di ruang tunggu. Kamu mengangguk yakin. Lagi pula kurang setengah jam lagi flight kalian akan diberangkatkan.

Hanbin menatapmu nanar, ia hanya lebih rela untuk mengcancel semua acara bulan madu kalian daripada harus melihatmu yang sakit seperti ini. Obat yang semalam Hanbin berikan saja tidak berpengaruh apa-apa. Tubuhmu masih panas.

Tidak lama, pengumuman flight kalian terdengar. Kamu bangkit perlahan bersama Hanbin yang menggandeng tanganmu, berjalan dengan yakin bahwa kamu akan sehat sesampainya di Jepang nanti.

"Nana, kita bisa cancel mumpung kita belum masuk ke pesawat." Sekali lagi Hanbin menyarankan padamu, namun kamu tetap melangkah menuju ke pesawat.

Euphoria Season 2 • Hanbin (B.I) iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang