Bonus Chapter 2 : Bobby and Lavender

222 28 7
                                    

Bobby melengkungkan senyumannya saat melihat seorang gadis dengan surai panjang itu turun dari mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bobby melengkungkan senyumannya saat melihat seorang gadis dengan surai panjang itu turun dari mobil. Gaun biru laut gadis itu terlihat begitu apik dan sangat pas pada tubuh mungilnya. Bobby semakin tersenyum saat mata bulat gadis itu bertemu dengan matanya, seketika sang gadis pun tersenyum membuat lesung pipit terbentuk dengan apik. Manis... dan Bobby tidak akan pernah bosan akan hal itu.

"Di anter sama sopir ya, Cil?" Bobby merangkul pundak gadis itu, sedangkan sang empu mengaduh kecil. Ucil... begitu Bobby memanggil gadis yang selalu ia sayangi itu, karena tubuhnya yang sangat mungil sampai Bobby tidak mau gadisnya itu tersakiti sedikitpun.

"Iya lah siapa lagi. Mau liat aku dianter cowok lain?" Lavender, atau yang akrab dipanggil dengan Lave itu berusaha untuk melepas rangkulan Bobby dari lehernya dan menggandeng tangan Bobby dengan cara yang benar. Bobby tersenyum gemas kemudian mencuri satu kecupan dari pipi kemerahan sang kekasih sebelum akhirnya berlari menjulurkan lidah.

Lave tidak mau protes, sejujurnya saat ini ia begitu tegang. Bobby menyadari itu kemudian kembali ke hadapan kekasihnya, menghembuskan nafasnya pelan kemudian membelai pelan kepala Lave.

"Aku pulang aja ya?" Lave bertanya pelan, Bobby langsung mengerutkan alisnya tidak suka. Lave menyadari itu kemudian menunduk, siapa yang tega memarahi gadis kecil yang begitu ia cintai? Akhirnya Bobby menghembuskan nafasnya pelan, merengkul Lave kedalam pelukannya.

"Kita pacaran udah lama, kenapa kamu masih takut ketemu keluargaku?" Bobby bertanya lembut, sebenarnya ia tau persis apa yang terjadi pada Lave, pun Lave hanya memilih diam. Tekatnya untuk kesini sudah bulat, ia tidak mau mengecewakan Bobby lagi. Tidak lagi. Bobby terlalu baik untuk dikecewakan olehnya.

Akhirnya Lave tersenyum mengangkat wajahnya, meraih tangan Bobby kemudian menggenggam erat, Bobby tersenyum pelan merasakan tangan kecil yang berusaha menggenggam seluruh permukaan tangan Bobby. Kebahagiaan Bobby sangat sederhana, ia hanya butuh Lave di sampingnya.

"Ayo! Aku udah janji sama kamu kalau aku bakal kenalan sama keluarga kamu." Lave akhirnya memulai langkahnya untuk masuk ke hotel tempat resepsi adik dari kekasihnya, Kim Nana.

Bobby menggandeng Lave dengan gagahnya, melewati Lobby langsung menuju ke taman resepsi hotel. Lave menarik nafasnya dalam-dalam, mengeratkan tangannya yang menggandeng lengan Bobby.

"Wah anjir! Sape nih?!" Bobby terkejut bukan main saat Brian tiba-tiba muncul di hadapannya dengan mulut penuh dengan makanan, tidak lupa gulai menghiasi piring yang ia bawa.

"Kenalin, CEWEK GUE! Lavender. Lave, ini Brian tukang betotnya band galau yang sering aku ceritain itu." Brian tersenyum kemudian menjabat tangan Lave sebelum Lave mampu mengangkat tangannya. Lave malu bukan main, kedua pipinya memerah merekah karena ia sendiri kagum pada Brian. Artis favoritnya ada di depan mata dan sedang menjabat tangannya.

"Selamat ya Lave! Udah bikin Bang Bobb ngga jomblo lagi!" Brian berseru begitu senang.

"Iㅡ iya makasih." Lave terbata membuat Bobby melirik kearah gadisnya yang sekarang sedang terpesona dengan ketampanan Brian.

"Mau tanda tangan? Atau foto bareng? Ayo!" Brian sudah merangkul pundak Lave, namun dengan cepat, Bobby menarik kembali tubuh Lave padanya.

"Modus banget lu!" Bobby kesal, cemburu, kemudian dengan langkah menghentak, ia meninggalkan Brian yang sedang tertawa puas.

Bobby mengarahkan Lave pada sepasang pengantin yang sedang tertawa bersama, berbincang dengan tamu-tamu yang hadir. Nana dan Hanbin berdiri begitu serasi sambil membawa wine di masing-masing tangannya.

"Na! Bin!" Bobby tersenyum, sedangkan Lave perlahan memunculkan wajahnya dari balik tubuh Bobby, Nana tersenyum lebar saat melihat tangan kakaknya menggenggam tangan mungil seorang gadis. Begitu juga dengan Hanbin yang tersenyum begitu puas, ia sudah mengenal Lave tentu saja.

"Ini Lave, pacar gue. Jangan ngejek lagi!" Bobby mengenalkan Lave pada Nana yang kemudian disambut gadis itu dengan riang.

"Ya ampun! Calon kakak iparku! Kak makasih ya udah mau sama Mas Bobby, maaf kalau tingkahnya suka absurd. Ayo buruan susul kita berdua ya, Kakㅡ aduh!" Nana mengaduh saat Bobby mencubit pelan pinggang Nana, tentu saja Hanbin tidak terima kemudian langsung memukul Bobby.

"Om Bobby jangan nakal cama Bundanya Cela!" Celaka sudah, Sela melihat semuanya. Gadis kecil itu sedang berada digendongan Ayah Bobby dengan di sampingnya, tentu saja ada sang istri, juga kedua orangtua Hanbin. Gemuruh jantung Lave langsung berdetak kencang. Ia mengeratkan genggamannya pada tangan Bobby.

"Wah siapa ini?" Ayah Kim membuka suara, Bobby tersenyum kemudian menarik Lave untuk berdiri sejajar dengannya.

"Ini Laveder, Yah... pacarnya Bobby. Lave, ini ayahku, ini Ibuku, terus ini ayah ibunya Hanbin." Bobby memperkenalkan satu persatu, Lave menjabat tangan berusaha untuk sesopan mungkin, semua orang menyambut dengan gembira, kecuali satu sosok yang menatap Lave dengan datar. Kilat tidak suka terpancar begitu saja dari matanya. Ibu Bobby menatap Lave tanpa senyuman sedikitpun.

Lave tau ia akan menghadapi ini, begitu juga dengan Bobby. Ia mengeratkan genggaman tangannya pada kekasihnya.

"Ayah, ibu, papah, mamah, Nana, Hanbin... Bobby minta ijin dan restu. Bobby mau nikah sama Lave tahun depan." Kalimat yang sebenarnya tidak siap didengar oleh Lave, ia senang mendengar niat Bobby untuk menikahinya, tapi tidak dengan mendengar pengutaraan itu kepada keluarga Bobby. Dan benar saja, sang ibu membalik badan, menarik diri dari kerumunan.

Baik Lave dan Bobby hanya mampu menghembuskan nafas. Bobby menatap Lave, pengisyaratkan bahwa semua akan baik-baik saja, meski kenyataannya itu akan sangat sulit.

Euphoria Season 2 • Hanbin (B.I) iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang