ALEVAN 06

14.2K 1K 1
                                    

Kalo ada typo tandain!

Minta tolong tandain ya kalo ada typo nama yang belum keganti🙏

HAPPY READING!

HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bugh

Bugh

Bugh

Vano memukuli laki-laki didepannya dengan brutal. Dadanya kembang kempis, sorot mata pria itu terlihat jelas berapi api. Tanpa ampun vano memukuli orang itu secara membabi buta, bahkan jeritan ampun dari orang yang ada dibawah cengkeramannya itu tak Vano dengarkan, vano menulikan telinganya.

"VANO STOP!" Bentakan itu berasal dari Akbar.

"LO BISA BUNUH DIA KALO TERUS MUKULIN DIA KAYAK GITU BEGO! "

"Orang kaya dia emang pantes mati!" Kata vano tepat didepan wajah seseorang yang sudah lemah tak berdaya itu, vano masih mencengkram kuat kerah baju orang itu.

"BILANG SAMA GUE! KENAPA LO LEMPARIN BATU KE KACA RUMAH GUE BANGSAT!" Marah vano pada orang itu.

"CEPAT KATAKAN SEBELUM GUE LEPAS KENDALI LAGI!" Vano semakin marah kala orang itu hanya diam.

Tadi saat Vano berkumpul bersama teman-temannya diruang tengah rumah Vano, bunyi pecahan kaca membuat atensi mereka terfokus kearah jendela yang pecah karena lemparan batu. Saat Rangga mendekati jendela yang pecah itu matanya melihat laki-laki yang berada tepat didepan gerbang rumah Vano, dengan masker dan topi yang menutupi wajahnya. Rangga berteriak memanggil teman-temannya tetapi sialnya pelaku yang melemparkan batu itu mendengar dan kabur. Bukan Avegos  namanya Jika membiarkannya begitu saja, Rangga melompat dari jendela itu dan langsung menaiki motornya dengan kecepatan tinggi disusul dengan yang lainnya.

"MAU MATI DISINI LO?!" Saat Vano akan melayangkan kembali pukulannya jawaban dari pria tersebut masuk kependengarannya membuat mata wajah vano semakin memerah bukan karena malu tetapi karena amarahnya yang semakin memuncak.

"Rajawali yang nyuruh gue." Jawab pria itu dengan takut.

"BRENGSEK!" Vano tampak menggeretakan giginya, pria itu benar-benar marah.

Bughh

Satu pukulan mendarat tepat di hidung pria itu, bunyi retakan tulang hidungnya terdengar ngilu ditelinga laki-laki itu membuat hidung pria itu mengeluarkan darah segar,  pria itu meringis kesakitan. Vano tak peduli dengan ringisan tersebut sama sekali walaupun wajah pria itu sudah babak belur. Keringat Vano bercucuran saat ini dia sedang buas buasnya seperti harimau yang sedang kelaparan. Sorot matanya bahkan memerah. Amarahnya meledak-ledak.

"APA NIATAN ANGGOTA RAJAWALI BERBUAT KAYAK GITU! GUE UDAH BILANG SAMA RAJAWALI BUAT NGGAK MELIBATKAN KELUARGA DALAM URUSAN KITA, TAPI KENAPA KALIAN MALAH NEROR KELUARGA GUE BANGSAT" Bentak vano emosi.

ALEVAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang