ALEVAN 17

12.7K 860 128
                                    

Tandain kalo ada typo!

Jangan lupa vote dan komen sebelum membaca ya karena vote dan komen dari kalian bikin kita semangat untuk up ceritanya.

HAPPY READING!

Disinilah Alesha berada diruangan serba putih dengan bau obat menyeruak masuk keindera penciumannya, saat ini dirinya sedang menatap gadis yang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disinilah Alesha berada diruangan serba putih dengan bau obat menyeruak masuk keindera penciumannya, saat ini dirinya sedang menatap gadis yang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit. Kirana saat ini sedang memejamkan matanya dengan rapat.

Sepulang dari rumah Nadia, Kirana mengalami sesak hebat membuat gadis itu sangat sulit bernafas. Melihat itu Alesha langsung buru-buru membawa sang adik kerumah sakit. Pikiran Alesha berkecamuk, air mata gadis itu berjatuhan, dirinya menatap sendu adik semata wayangnya yang kini sedang terbaring dibantu dengan alat medis.

"Kamu harus kuat demi Kakak Kirana,"

"Kakak udah kehilangan ayah sama bunda, kakak gak mau kehilangan kamu juga." Alesha menggenggam tangan sang adik yang terasa dingin.

"Dengan berat hati saya menyampaikan jika pasien mengalami kritis saat ini,"

"Kanker paru-paru yang diderita pasien didiagnosis stadium tiga. Artinya ukuran tumor lebih dari tiga centimeter dan sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya. Untuk penderita kanker paru-paru stadium tiga, tidak cukup hanya dengan kemoterapi saja, tetapi bisa juga mengkombinasikan dengan modalitas terapi lain, seperti operasi atau radioterapi."

"Penanganan yang tidak adekuat bisa menyebabkan penderita mengalami sesak napas, nyeri tulang, efusi pleura atau rembesan cairan interstisial ke rongga antara selaput paru-paru, penyebaran kanker ke organ lain, hingga kematian."

"Saya tidak bisa memprediksi kapan pasien bisa sadar dari masa kritisnya, kita hanya bisa berdoa semoga ada keajaiban untuk hidup pasien dari Tuhan."

Ucapan dokter yang dia temui dua puluh lima menit yang lalu selalu berputar dipikiran Alesha.

"Kamu gak boleh ninggalin Kakak Kirana"

"Kamu harus sembuh, kakak rela ngelakuin apapun demi kamu Kirana, kakak gak punya siapa siapa lagi selain kamu," Alesha mengecup punggung tangan Kirana.

Air mata Alesha semakin deras, pikirannya berkecamuk dirinya terus memikirkan masalah demi masalah.

"Tuhan apa gak cukup ambil bunda sama ayah Alesha?!" Alesha meringis hidupnya sangat miris, disaat remaja seusianya yang seharusnya bersenang-senang tetapi tidak dengannya.

"Tuhan kali ini aja Alesha minta satu, Alesha minta sembuhin adik Alesha Tuhan. Jangan ambil adik Alesha, Alesha masih butuh dia."

"Kak, Kirana pasti sembuh!" Ucapan serta tepukan dipundak Alesha membuat Alesha menoleh kebelakang, dibelakang terlihat Oma Ami dan Andin yang tersenyum kearahnya.

ALEVAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang