EPILOG

6.7K 302 29
                                    


ALEVAN update kembali, ada yg kangen?

Jangan lupa vote dan komen kalian, ya. Karena vote dan komen kalian bikin aku semangat buat ngetik💗

HAPPY READING!

sudah tiga hari berlalu sejak kepergian Vano. Sejak saat itu juga tidak ada raut kebahagiaan dalam wajah Alesha, gadis itu sesekali senyum namun senyum gadis itu tidak selepas dulu.

Kini sudah seperti hari-hari sebelumnya, semuanya menjalankan aktivitas seperti biasanya.

SMA Garuda, gedung sekolah itu menjadi berbeda, jika biasanya  kelima inti selalu berkeliaran digedung itu. namun tidak seperti sekarang, sepi. Tidak ada lagi segerombolan laki-laki yang selalu ribut dengan gelak tawa mereka, tidak ada lagi suara teriakan Rangga yang memenuhi lorong sekolah.

"Alesha." Panggil seseorang dari arah belakang, Alesha yang melamun menoleh ke arah sumber suara.

dari arah sedikit jauh, Alif menghampiri Alesha dengan membawa Kotak kado. yang Vano titipkan padanya. 

Alif menyodorkan kotak itu pada Alesha.

"dari Bang Vano." ujar Alif.

"Ini apa?" tanya Alesha mengerutkan dahinya, seraya menerima kotak tersebut.

Alif menggeleng."sebelum meninggal, Bang Vano sempet nitipin ini ke gue." ujar Alif.

air mata Alesha menetes kembali, belakangan ini sejak kepergian Vano. gadis itu menjadi sering menangis.

"gue tau, lo ngerasa kehilangan banget. Sha, tapi gak baik kalo Lo terus-terusan terpuruk kek gini."  ujar Alif.

Alesha menghapus air matanya saat mendengar perkataan Alif, dirinya sudah berusaha  untuk mengikhlaskan Vano, namun yang dibilang Nadia benar. Ikhlas tidak segampang itu.

"makasih." ucap Alesha.

"Iya sama-sama, kalo gitu. Gue pergi dulu."

Alesha mengangguk, setelahnya. Alif berlalu dari hadapan Alesha.

Alesha menatap kotak tersebut, dadanya sangat sesak.

"Dari siapa, Sha?" tanya seseorang yang baru datang.

"Lo gak perlu tau."

Gavin mengangguk paham."sorry, gue gak bisa dateng kepemakaman Vano, kemarin. Bunda sakit, gak ada yang jagain bunda."

"Dan gue mau ngucapin, turut berduka cita atas meninggalnya Vano dan teman-temannya." ucap Gavin.

"Iya tengs, gak papa kok gue ngerti." Alesha tersenyum sekilas.

"Oh iya, gue daritadi gak ngeliat Nadia, dia kemana?" tanya Gavin.

"Sakit."

Ya, sejak satu hari setelah pemakaman. Nadia jatuh sakit, gadis itu demam tinggi. tante Dian yang memberitahu pada Alesha jika Nadia sedang sakit.

Gavin mengangguk paham sebagai jawaban."gue tau perasaan kalian gimana, gue bener-bener gak nyangka atas kejadian ini." ujar Gavin.

Alesha diam, rasanya untuk berinteraksi dengan orang-orang sekitarnya gadis itu merasa malas.

"tengs ya Vin, kalo gak ada yang mau diomongin lagi, gue ke kelas dulu ya?"

"Ada satu hal lagi, Sha."

"Ngomong aja."

"Gue gak mau ini semakin terlambat. Gue cuma mau bilang, gue suka sama lo." ujar Gavin to the point.

ALEVAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang