chapter 8

11K 707 23
                                    

Pagi datang begitu cepat, naifar terbangun terlebih dahulu, dengan wajah yang tiba-tiba bersemu merah dia melirik kesamping tempat suaminya berbaring , suaminya sangat tampan, membuat naifar semakin bersemu ketika dia tersadar ternyata kenan masih memeluknya dari semalam.

Naifar mengingat apa yang telah dia lakukan dengan suaminya tadi malam, dia sungguh merasa telah sempurna menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, tidak ada kata menyesal seperti dulu, ketika dia terbangun sesaat setelah kenan menyetubuhi nya, tapi sekarang naifar sungguh merasa bahagia.

Tidak menyangka kenan bisa menjadi miliknya seutuhnya, meskipun mereka dipersatukan akibat sebuah kecelakaan, yang mengakibatkan dirinya sekarang hamil, dan hal itu mengharuskan mereka hidup bersama, naifar tahu akibat kejadian itu hidupnya sekarang berubah, begitupun dengan kenan.

Tidak ada yang tahu akan bagaimana dia menjalani kehidupan rumah tangganya nanti, naifar kadang takut jika kelak harus menghadapi anaknya  ketika dia lahir lalu tumbuh besar, dan bertanya kenapa ibunya seorang laki-laki, naifar akan menjawab seperti apa?, Dia takut anaknya membencinya Karena keadaan nya ini.

Lalu untuk sekarang naifar masih belum mengerti kenapa kenan belum juga memperkenalkan nya pada ayah ibunya, karena setahu naifar orang tua suaminya itu masih ada dan lengkap, meskipun dia tidak pernah bertanya, tapi naifar pernah mendengar kenan berbicara pada orang tuanya di telpon.

Naifar diam bukan berarti dia tidak ingin bertanya, naifar masih menunggu kenan yang berbicara langsung tentang keluarganya kepadanya, naifar faham betul mungkin kenan masih malu memperkenalkan nya pada keluarganya.

Secara dirinya bukan seorang yang sempurna Dan dilihat dari manapun naifar sungguh sangat aneh, juga dirinya secara harfiah seorang laki-laki , tapi sedang hamil, kenan mungkin butuh waktu untuk memperkenalkan nya secara langsung dengan keluarga besarnya.

Naifar mencoba berpikir positif, dia tidak mau menuntut kenan apapun, naifar sungguh sangat bersyukur kenan mau bertanggung jawab, dan menerima dirinya yang bukan seorang manusia normal.

Dia selalu dianggap menjijikkan oleh orang lain bahkan kerabatnya sendiri, lalu kenapa kenan mau menerimanya merupakan pertanyaan besar dibenaknya.

Naifar sekali lagi menatap suaminya yang masih tertidur itu, dia masih bertelanjang dada, dengan gugup naifar membenarkan selimut yang dipakai suaminya, naifar masih belum terbiasa ketika melihat tubuh suaminya, kenanpun sebelum-sebelumnya selalu tidur menggunakan kaos, dan baru kali ini dia bertelanjang dada, meskipun dulu kenan biasanya tidur tidak memakai baju atasan.

Tapi setelah menikah dengan naifar, kenan merelakan dirinya tidur menggunakan kaos, semata-mata agar naifar tidak merasa risih.

Naifar melirik Jam diatas nakas, jam masih menunjukkan 07:05 dimana kenan masih memiliki waktu tidur sebelum berangkat kerja.

Naifar buru-buru turun dari ranjang, dia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Naifar tentu saja masih merasakan sakit serta ngilu di daerah kemaluannya serta pinggang nya, tapi itu tidak seberapa hal tersebut tidak terlalu berpengaruh pada tubuhnya, naifar berfikir ini wajar karena naifar juga baru melakukan hubungan intim lagi setelah waktu itu, sudahlah naifar tidak mau mengingat kejadian yang masih menyisakan sedikit trauma pada dirinya itu.

Naifar mulai mensugesti dirinya sendiri tentang masa lalunya agar dia melupakan kejadian pahit itu, dia akan mulai mempercayai kenan sepenuhnya.
.
.

Naifar membuka piyama yang dipakainya lalu mulai membersihkan tubuhnya secara seksama, naifar meraba perutnya yang sekarang sudah membulat itu, melihat tubuhnya didepan cermin dikamar mandi.

Tidak menyangka dirinya akan hamil, naifar selalu berfikir bahwa dirinya seorang laki-laki sejati, tapi tuhan berkehendak lain, dan naifar terus menerimanya berharap semua akan berakhir dengan kebahagiaan.

Naifar berhenti melihat dirinya sendiri,lalu berjalan kearah ruangan lain dikamar mandi itu yang dimana Disana terdapat banyak lemari baju, ada beberapa lemari lain seperti dasi, tas juga sepatu kenan, naifar membuka lemari bajunya yang khusus disediakan kenan untuk nya, banyak baju baru yang kenan belikan untuk nya, tapi naifar belum memakai nya dia masih sangat suka memakai bajunya yang dulu.

Naifar berjalan ke arah pintu keluar kamar mandi dan dia melihat kenan masih saja tidur, naifar memakai kaos longgar putih dengan celana kain hitam yang pinggang nya dari karet hingga naifar merasa nyaman memakai celana itu karena terasa longgar dan tidak sesak.

Naifar berjalan keluar kamar dan menuruni tangga untuk menuju dapur, dia akan memasak sarapan untuk suaminya itu.

Disaat naifar sedang sibuk memasak tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang membuat naifar tersentak kaget menghindar, hingga tak sengaja kakinya terkantuk kaki meja dan membuatnya hampir terjelembab kebelakang.

Tapi tangan seseorang itu dengan sigap menarik nya kedalam pelukannya agar naifar tidak terjatuh.

"Hati-hati.." ucap seseorang itu yang ternyata suaminya sendiri, dia terlihat sangat khawatir.

"Oh.. m-mas maaf aku tadi kaget..." Ucap naifar sembari tersenyum kecil.

Merasa Dejavu, naifar pernah seperti ini juga dulu dengan kenan, saat dirinya masih seorang pekerja dirumah kenan.

Dengan keadaan yang sama kenan baru saja bangun tidur dengan rambut berantakannya, serta berlatarkan dapur yang dimana waktu itu merupakan kali pertama nya naifar merasakan perasaan yang sungguh menggelitik didalam hatinya.

Tapi sekarang berbeda kenan sudah menjadi suaminya, dan dengan tatapan lembut yang kenan berikan, serta pelukan kenan sekarang terasa lebih lama.

"Aku juga minta maaf karena mengejutkanmu.." ucap kenan dia melepaskan pelukannya pada naifar, dan atmosfir di antara mereka terasa canggung kembali.

"Mas mau minum?" Ucap naifar akhirnya, dia tidak mau terus berada dalam kedaan canggung bersama kenan, hingga dia ingin mengakhirinya.

Naifar memberikan kenan minum lalu, melanjutkan memasak nya, sedangkan kenan masih memperhatikan dari belakang tubuhnya.

"Nai apa kamu baik-baik saja? Semalam aku... Aku rasa terlalu berlebihan ketika-"

"A-aku baik-baik saja mas... "Ucap nai memotong perkataan kenan, dia tersenyum lagi, lalu menatap kenan yang terlihat cemas kearah nya.

"Mas mendingan mandi dulu, nanti telat kerja... Aku sebentar lagi selesai memasak." Ucap naifar dia mulai mengusir halus suaminya yang terus saja menatapnya khawatir.

"Bolehkah aku menciumu?" Ucap kenan tiba-tiba, membuat naifar terbengong sesaat dengan wajah yang bersemu merah.

Hingga akhirnya naifar mengangguk kecil, mengijinkan suaminya untuk menciumnya dipagi itu.

Kecupan lembut dengan penuh kasih sayang naifar terima dari suaminya membuat nya terhanyut dan tersenyum.

Kenan lalu mengusap perut naifar lembut, dan merasakan anaknya didalam perut istrinya ini.

"Terimakasih....." Ucap kenan tersenyum, lalu pergi keatas untuk mandi dan bersiap.

Sedangkan naifar sekarang sedang menenangkan jantung nya yang berdetak kencang, tidak mengerti lagi dengan perilaku suaminya.
.
.
.
.
.
.
TBC.....

Readers I'am back....

Maaf banget pada semua readers yang selalu menunggu author gajelas ini...😭😭

Sebenarnya author pengen banget update terus..

Tapi ada beberapa kendala di kehidupan pribadi author yang membuat author susah banget buat update...

Mohon para raeders berasabar...

Karena author pasti menamatkan cerita ini mau bagaimanapun caranya...

Jadi tetap dukung author dan follow author yahh...
Kasih bintang sama komentar kalian sangat berartie buat author...

Terimakasih readers semua..😘😘




SEMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang