bagian 19

5.1K 410 18
                                    

Hampir satu tahun berlalu setelah pernikahan kenan dan Zahra, tidak ada perubahan apapun kecuali sekarang naifar juga ikut tinggal bersama mereka, dirumah keluarga besar kenan.

Pagi hari itu tepatnya jam setengah 5 pagi, naifar terbangun lebih dahulu dan memang sudah menjadi kebiasaan juga dia terbangun di jam Itu.

pagi ini naifar Kembali terbangun didalam pelukan kenan, dengan keadaan yang masih telanjang bulat, dan hanya ditutupi oleh selembar selimut, naifar hanya bisa menghela nafas beratnya, dia merasa sangat lelah pada semua perlakuan Kenan padanya yang selalu berubah-ubah, dia kadang bersikap baik kadang bersikap sangat kasar, juga jangan lupakan Kenan selalu saja melakukan apa yang dia inginkan padanya.

Naifar memandang wajah Kenan sebentar memperhatikan wajah suaminya itu, entah kenapa dia selalu seperti itu sebelum beranjak dari tempat tidur, hal itu sudah menjadi kebiasaannya entah sejak kapan.

naifar dengan perlahan menyingkirkan tangan kenan yang melingkar diperutnya , dan dia mulai beranjak dari tempat tidur, sembari sedikit merapikan rambutnya yang terlihat sangat berantakan dengan tangan, naifar mengambil baju tidurnya yang tergeletak diatas lantai,dan memakainya lagi, lalu kembali mendekat kearah kenan untuk membangunkannya.

"Mas... bangun... cepat pergi dari kamar ini sebelum orang lain melihat...."Ucap naifar, dia mengguncang tubuh kenan, agar suaminya itu cepat beranjak dari tempat tidur.

"Iyaaa... sebentar lagi nai..." ucap kenan, dia bukannya bangun tapi malah membenarkan selimut, beruntungnya hari ini semua orang rumah sedang tidak ada, kecuali kenan naifar dan zahra serta zayn, dan juga jangan lupakan para pekerja dirumah besar ini.

"Jangan lama-lama..." ucap naifar dengan sedikit kesal, masalahnya kenan terlalu sering menginap dikamarnya sedangkan dengan zahra sangat jarang, apalagi dia takut pelayan lain melihat kenan keluar dari kamarnya, meskipun kamarnya dengan kamar para pekerja dirumah ini berjarak cukup jauh.

Naifar menghiraukan bagian bawahnya yang terasa basah dan tidak nyaman, karena semalam belum sempat dia bersihkan, dan meskipun Kenan selalu memakai pengaman diawal, tapi saat ronde berikutnya dia akan lupa dengan pengaman itu, untung naifar selalu rutin meminum pil kontrasepsi agar dia tidak hamil lagi, dia belum mau memiliki anak lagi karena Zayn masih sangat kecil, juga hubungannya dengan kenan bukanlah hubungan normal yang memungkinkan untuk bisa memiliki anak lagi.

naifar kewalahan dengan semua nafsu Kenan padanya, hingga dia selalu saja kepayahan untuk melayaninya,dan seperti malam tadi naifar sampai tidak bisa bangun bahkan hanya untuk sekedar membersihkan diri sebelum tidur.

Naifar keluar dari kamarnya untuk menuju kamar zayn dan mengeceknya apakah sudah bangun apa belum, zayn anaknya yang satu bulan lagi akan genap satu tahun itu masih tertidur dengan lelap, dia tidak pernah terbangun meskipun berisik akibat kegiatan dewasa kedua orang tuanya semalam, anaknya itu seperti memihak kenan setiap Kenan meminta jatahnya karena dengan anehnya zayn akan tertidur lelap semalaman tanpa terganggu sedikitpun.

Naifar mengusap lembut rambut anaknya itu lalu sedikit merapikannya, melihat rambut anaknya itu begitu berantakan, sedikit lama naifar memandang wajah anaknya itu yang semakin kesini semakin mirip dengan kenan, bagaikan copy paste, meskipun sedikit kecewa karena anaknya ini benar-benar tidak mirip dengannya, tapi naifar tetap menyunggingkan senyuman bahagia dipagi hari itu, hanya karena memandang wajah anaknya ini .

"Zayn mirip banget sama aku bukan?" Ucap Kenan tiba-tiba.
"- mas..!?" sentak naifar , dia terkejut ketika kenan tiba-tiba ada dibelakang tubuhnya dan Langsung memeluknya, dengan masih bertelanjang dada.

"Kamu sudah minum pil mu?,maaf semalam aku berlebihan..." Ucap kenan , dia takut naifar akan hamil, karena memang semalam dia melupakan kondomnya.

"Aku akan meminumnya setelah ini, mendingan kamu sekarang cepat kekamar zahra, nanti Zahra tau kalau mas tidur di kamarku lagi, aku kira mas langsung pergi semalam setelah kita selesai, dia akan marah lagi jika mas terus bersamaku..." Ucap naifar dia melepaskan pelukan kenan pada tubuhnya, ada rasa sedikit kecewa sebenarnya dengan ucapan kenan barusan, tapi naifar hanya bisa memendamnya dalam hati, karena dia juga tahu kenan tentunya tidak mau lagi memiliki anak darinya.

"Aku hanya ingin bersamamu, Zahra terlalu sibuk..." Ucap kenan dengan suara yang dibuat manja, sembari menyembunyikan wajahnya diceruk leher naifar yang menurutnya sangat Wangi itu.

"Tapi Zahra malam tadi pulang mas, jangan seperti ini....cepat kekamar zahra sebelum dia bangun, mas juga harusnya lebih bersama zahra dia pasti kesal jika suaminya terus bersama orang lain..." Ucap naifar lagi.

"Tapi kamu bukan orang lain nai...kamu juga istriku, apa salahnya jika aku ingin bersama istriku yang ini..." Ucap Kenan kembali menyangkal ucapan naifar, naifar sempat tertegun sebentar, benar juga dia juga merupakan istri kenan, tapi entah kenapa setelah semua yang terjadi padanya naifar selalu merasa dirinya hanya seorang simpanan kenan, karena memang kenanlah yang terus membuatnya terus beranggapan seperti itu.

"Mas lepas...aku bukan istrimu!!, aku hanya seorang baby sitter, bagaimana jika ada orang lain yang melihat kita seperti ini?, kamu tahu aku disini hanya untuk zayn!, jadi jangan seperti ini, aku juga menurutimu bukan karena aku mau, aku hanya tidak ingin bertengkar denganmu!" Ucap naifar dengan sedikit menaikan nadanya, dia sebenarnya sudah sangat muak pada kenan, tapi karena anaknya zayn dia harus tetap bertahan disini dengan seorang suami yang bahkan tidak pernah menganggap dirinya seorang istri, mungkin sekarang dirinya lebih terlihat seperti pelacur simpanan berkedok babysitter.

Kenan hanya terdiam dan melepaskan pelukannya pada naifar, dia tidak berkata apa-apa dan hanya menatap naifar tajam dan terlihat bagaimana kenan menahan amarahnya pada naifar, yang semakin kesini semakin berani padanya.

"aku harus buat sarapan Sebelum zayn bangun, akan repot nanti jika Zayn sudah bangun...cepat mas temui zahra, aku tidak ingin Zahra semakin tidak menyukaiku..." Ucap naifar melengos dan ketus, dia akhirnya bisa lepas dari kenan dan pergi kekamar mandi, dia ingin bersih-bersih dulu sebelum memasak.

hubungannya dengan kenan memang tidak berubah sedikitpun, meskipun memang setelah mereka tinggal bersama zahra, naifar seakan mencoba menjaga jarak dengan kenan, untuk menjaga perasaan zahra juga karena dia sekarang tinggal dirumah ini, dia harus sebisa mungkin tidak menimbulkan kecurigaan siapapun.

Naifar memandang dirinya didepan cermin kamar mandi, memperhatikan wajah dan tubuhnya yang sedari dulu sangat tidak disukainya itu, wajah seorang pengecut yang terlihat lugu dan polos dengan tubuh terbilang mungil sehingga dapat dengan mudahnya diremehkan oleh orang lain, naifar membencinya, dia benci tubuh dan wajahnya ini, dia juga benci takdir tuhan untuk hidupnya, naifar ingin sekali mengakhiri hidupnya tapi hal itu tidak mungkin dia lakukan karena dia masih memiliki tanggung jawab yaitu zayn anaknya yang begitu dia sayangi, dan juga keluarganya dikampung.

Naifar tidak ingin meninggalkan zayn begitu saja, zayn adalah hartanya dia sangat menyayangi anaknya itu, dan dia juga tidak ingin membuat keluarganya lebih malu lagi dengan semua kelakukannya selama ini, sudah cukup dia mempermalukan keluarganya dengan keanehan dirinya, kehamilannya, lalu pernikahannya yang tentunya tiba-tiba, dan karena orang-orang yang mengetahui dirinya adalah seorang laki-laki dan menikah dengan laki-laki juga tentunya menjadi gunjingan buruk orang-orang dikampungnya, orang tuanya pasti sangat malu.

Naifar menangis, hatinya begitu sakit menyesali semuanya, naifar terus saja menyalahkan dirinya sendiri, dia benar-benar terpuruk dan tidak ada satupun yang bisa menjadi sandarannya ataupun tempat untuknya bercerita, tuhan juga mungkin sudah begitu muak padanya, membuat naifar berhenti berharap akan keajaiban tuhan untuknya, dia hanya berharap anaknya terus merasakan kebahagian jangan seperti dirinya.

Naifar menghapus air matanya kembali menguatkan dirinya, dia terus mengatakan tidak apa-apa pada dirinya sendiri, kata yang bagaikan mantra penguat untuknya, kata yang sedari dulu sudah sangat sering dia ucapkan, kata yang dia pikir tidak akan terucap lagi setelah dia bertemu dengan kenan, yang dia pikir seorang yang tulus dan mau menerimanya, juga seseorang yang akan menjadi penguat untuknya, tapi kenyataanya kenan hanyalah harapan semu yang bodohnya terlalu dia harapkan menjadi kenyataan.
.
.
.
.
.
TBC!

SEMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang