Bagian 23

1.8K 143 11
                                    

#Kenan pov

"Halo ayah, ada apa?" Ucapku sedikit heran karena ayah menelpon dijam sibuk seperti ini, tidak biasanya.

"Kenan cepat pulang sekarang juga, ada hal yang ingin ayah bicarakan, ini sangat penting!" Ucap ayahku, dia terdengar sangat marah, dan juga aku bisa mendengar suara naifar disana yang sepertinya sedang berbicara, dan dia menangis.

"Ayah apa terjadi sesuatu disana?" Ucapku lagi, aku sedikit cemas ketika mendengar tangisan naifar, dia seperti memohon entah kepada siapa, suaranya tidak jelas, tapi sepertinya naifar sedang tidak baik-baik saja.

"cepat pulang!!, ada yang harus kau jalaskan kepada kami!"ucap ayahku lagi, dia terlihat tidak sabar.

Ayah menutup telponnya begitu saja, aku langsung bergegas pulang, dan menelpon sekertarisku agar membatalkan meeting siang ini, dan menyuruhnya membelikan tiket pesawat  ke jakarta yang paling cepat hari ini.

Perjalanan pulangku dihantui dengan rasa gusar dan tidak tenang, apalagi setelah mendengar tangisan naifar, aku takut ancaman zahra padanya benar-benar terjadi.

Sebenarnya setelah perselisihan dihari ulang tahun zayn yang pertama, zahra memintaku untuk menceraikan naifar dan menepati janjiku untuk segera berpisah dengan naifar setelah zayn berumur satu tahun.

Aku memang pernah berjanji seperti itu pada zahra dulu, itu adalah syarat darinya agar aku bisa menikah dengan naifar.

Awalnya aku memang menyanggupinya, karena aku pikir, aku hanya terobsesi pada naifar dan akan bosan pada akhirnya, tapi ternyata tidak, aku benar-benar jatuh cinta pada naifar, hingga aku tidak bisa berpaling sedikitpun darinya.

Aku pikir akan sangat mudah meninggalkan naifar, tapi ketika sekarang aku memikirkannya aku tidak bisa.

#Kenan pov end
.
.
.
.
#author pov

disisi lain naifar menangis tidak tahu harus melakukan apa lagi, dia sudah menunggu hampir empat jam didepan gerbang rumah besar itu berharap mereka membiarkannya masuk dan membiarkannya kembali pada anaknya.

entah sudah berapa kali dia diusir oleh satpam penjaga rumah, hingga akhirnya hujan turun dengan tiba-tiba dan sangat lebat, naifar tidak sanggup lagi untuk berdiri tubuhnya menggigil dan perutnya begitu sakit dan terasa keram, naifar teringat dengan anak dalam kandungannya yang harus dia jaga juga, hingga akhirnya naifar memutuskan untuk pergi dari sana, meskipun dengan sangat terpaksa dan tidak rela karena dia terus teringat dengan zayn anak sulungnya.

naifar berjalan keluar komplek perumahan mewah itu dengan perasaan yang begitu sedih, Naifar tidak berhenti memikirkan anaknya zain dia takut tidak bisa bertemu dengan anaknya lagi, tangisannya tidak berhenti membuat semua orang yang melihatnya bingung dengan keadaan naifar yang terlihat menyedihkan.

Naifar tidak tahu harus melakukan apa, dan harus kemana sekarang, yang dia lakukan sekarang hanya terduduk di sebuah halte bus yang kosong masih dekat dengan komplek perumahan elit itu.

Hujan turun dengan begitu derasnya dan naifar masih duduk dihalte itu seorang diri, bibirnya sudah membiru karena dingin, dia tidak tahu harus kemana dan apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

Hingga tiba-tiba ada yang memanggil namanya, dan terdengar sangat khawatir.

"Naifar kamu tidak apa-apa?!" Ucap seseorang tiba-tiba.

"Do-kter devan- kenapa bisa ada disini?" ucap naifar dengan suara parau.

"Aku khawatir padamu, tadi siang zahra keruanganku tanpa aku ketahui, dan sepertinya dia melihat rekam medismu, maafkan aku, ayo cepat masuk kemobilku kamu bisa sakit jika terus disini." Ucap devan, raut mukanya terlihat khawatir, apalagi melihat naifar yang sudah sangat pucat, devan menyampirkan jas miliknya ketubuh naifar dengan hati-hati lalu dengan perlahan memapah naifar agar berdiri, dan berjalan kearah mobilnya.

"Dokter devan tapi aku tidak bisa ikut, bagaimana dengan zayn?, aku tidak bisa meninggalkannya, aku harus bagaimana?, mereka mengambil zayn dariku.." ucap naifar, dia menolak untuk pergi, dia terus menoleh kearah perumahan elit, dimana disana ada anaknya.

"Kamu harus sedikit bersabar, aku yakin zayn akan baik-baik saja , aku akan membantumu dan membawa zayn kepadamu lagi, percaya padaku, sekarang kamu harus menjaga kesehatan agar bisa melawan mereka, ikutlah denganku dulu, kamu akan aman dirumahku." Ucap devan dengan begitu perhatian.

Dengan perlahan devan memapah naifar kedalam mobil, tidak ada perlawanan lagi naifar menurut, karena tubuhnya sudah benar-benar tidak bertenaga, dan perutnya sangat sakit.

Tapi saat naifar mulai berjalan, devan menyadari sesuatu ada bercak darah di celana cream yang naifar gunakan.

"Nai kamu pendarahan, kita harus segera kerumah sakit, kenapa kamu hanya diam saja, bayimu bisa kenapa napa!."

"Hiks-aku tidak tahu.. dari tadi perutku memang sakit, a-apa bayiku tidak apa apa?, hiks bagaimana ini?!" Ucap naifar dia sangat khawatir lalu dia melihat kearah kakinya dan benar saja ada bercak darah yang terlihat sangat jelas, bagaimana dia bisa tidak memikirkan bayi dalam perutnya tadi.

setelah naifar masuk kedalam mobil, devapun bergegas masuk kearah kursi kemudi dan langsung melajukan mobilnya ke arah rumah sakit miliknya, naifar semakin pucat dengan mata terpejam dan bercak darah semakin banyak tercetak jelas dicelana yang pakainya.

"nai kamu harus tetap sadar, kita sebentar lagi sampai rumah sakit.." ucap devan, dia melihat naifar yang memejamkan mata, yang ditakutkan devan, naivar pingsan dan itu akan sangat bahaya.

"iya...ini hanya sangat sakit, apa bayiku akan baik-baik saja?, hiks- ini salahku.." ucap naifar dia membuka matanya, dia menatap kosong kedepan dengan air mata mengalir, dia menagis lagi dan kembali menyalahkan dirinya.

"bayimu akan baik-baik saja , dan semua ini bukan salahmu, kamu sudah sangat kuat dan bertahan sampai saat ini, jadi tolonglah untuk bertahan sekali lagi, aku yakin semuanya akan baik-baik saja setelah ini." ucap devan menguatkan.

"terimakasih.." ucap naifar lemah, dia begitu terharu karena masih ada yang begitu peduli padanya.

sesampainya dirumah sakit naifar langsung dibawa ke IGD, dan langsung dilakukan tindakan cepat, kondisi naifar yang pendarah cukup banyak hingga akhirnya dia pingsan, membuat kondisinya semakin buruk.

Kandungan naifar sangat lemah, dia hampir saja keguguran, tapi beruntung nya semuanya tidak terlalu terlambat. Naifar langsung ditangani dengan baik dan langsung menerima perawatan.

Devan melihat naifar yang tertidur dengan tatapan prihatin, dia lalu mengeluarkan ponsel nya dan terlihat menghubungi seseorang.

'Naifar dirumah sakit dia kristis. Kau manusia brengsek, mulai sekarang naifar akan menjadi tanggung jawabku. Aku akan membantunya untuk lepas darimu!." Ucap devan dalam pesan singkat itu. Dia mengirimkan pesan itu pada kenan.
.
.
.
.
Tbc

SEMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang