bagian 20

6.2K 461 36
                                    

"Kamu hamil nai...." Ucap dokter devan, membuat naifar terdiam cukup lama.

"Sa-ya..."ucap naifar dengan terbata dia bingung harus berkata apalagi, sebenarnya dia sudah tahu bahwa dirinya sekarang sedang hamil lagi, tapi naifar terus mengelak pada dirinya sendiri bahwa dirinya sedang tidak hamil, naifar bingung harus bagaimana dia menaggapi kehamilannya yang sekarang ini, kenapa harus terus seperti ini, kenapa kabar kehamilannya selalu tidak pernah berakhir bahagia.

"Kamu sudah tau?." Ucap devan dengan pandangan lembut kearah naifar yang terlihat tampak sedih sekarang.

"se-benarnya saya sudah mengeceknya satu minggu lalu, ta-tapi saya tidak yakin, saya pikir itu hanya kesalahan, karena saya selalu minum pil kontrasepsi... sa-ya tidak tahu kenapa bisa..." ucap naifar tersedat-sedat, dia menutupi wajahnya yang beruraia air mata dengan tangannya, perasaanya campur aduk, membuatnya tidak bisa menahan tangisannya.

Akhir-akhir ini memang dia merasa aneh pada tubuhnya, naifar selalu terbangun dengan keadaan mual dan sangat sensitive akan bau-bau apapun, dia juga sebenarnya tidak ada niatan untuk mengecek kehamilannya ini, tapi karena hari ini kebetulan dia mengantar zayn anaknya untuk cek up rutin kerumah sakit dan naifar juga ingin memastikan apa dia benar-benar hamil atau tidak, akhirnya dia memberanikan memeriksakan diri, dan sekarang berakhirlah dia sekarang diruangan dokter devan.

Dan zayn, bayi itu tidaklah sakit, tapi karena peraturan ketat dari keluarga kenanlah yang membuat zayn anaknya harus datang kerumah sakit setiap tiga bulan sekali untuk cek up kesehatan menyeluruh, dan anaknya itu sekarang sedang di jaga oleh suster semenjak naifar diperiksa oleh devan, karena hanya mereka berdualah yang kerumah sakit dengan seorang supir, kenan ataupun zahra sangatlah sibuk, hanya ketika dirumahlah zahra berpura-pura akan mengantar zayn, tapi setelah dirumah sakit mereka berpisah, naifar tidak tahu kemana zahra pergi, tapi naiafr setidaknya bersyukur karena kondisinya sekarang ini, dia tidak ingin zahra tahu.

"Nai, pil kontrasepsi kadang tidak sepenuhnya bekerja, apalagi jika kamu sedang subur... kehamilanmu ini mungkin diluar perkiraanmu, tapi anakmu ini adalah anugerah, semua yang menjadi masalahmu sekarang aku yakin pasti ada jalan keluarnya, aku akan membantumu..." ucap devan dia menghapiri naifar lalu mengusap punggungnya, memberinya semangat serta dukungan, devan sangat ingin membantu naifar lebih, tapi posisinya sekarang dia bukanlah siapa-siapa, devan tidak mau melewati batasnya.

"Terimakasih dokter devan... dokter sudah membantu saya begitu banyak, ta-tapi saya mohon dokter tolong rahasiakan ini dari kenan juga zahra, saya tidak mau mereka tahu dulu..." ucap naifar, devan hanya mengangguk mengiyakan ucapan naifar, dia berusaha mengerti keinginan naifar ini, meskipun sebenarnya dia tidak setuju jika naifar merahasiakan kehamilannya, devan meskipun menyukai naifar dia tetap ingin melihat naifar bahagia dengan kenan.

Devan bisa mengingat bagaimana binar bahagia naifar dulu, saat sebelum naifar mengetahui semua kebenaran tentang kenan dan kebrengsekan laki-laki itu, naifar merupakan orang yang begitu ceria dan cerah, dia selalu tersenyum dan begitu ramah, meskipun dia sedikit pemalu, tapi naifar tidak pernah terlihat seperti sekarang ini, dia begitu redup dengan semua tekanan hidupnya yang membuatnya terlihat seperti sekarang.

"Aku mengerti, tapi aku berharap kamu rutin untuk mengecek kandunganmu, kehamilanmu yang sekarang begitu lemah dan rentan, jaga kesehatanmu dan jangan terlalu banyak pikiran, hubungi aku jika terjadi sesuatu, aku akan siap membantumu..." ucap devan dia berusaha meyakinkan naifar diakhir kalimatnya untuk jangan sungkan meminta pertolongannya.

"Janin dalam kandunganmu sudah memasuki bulan ketiga, terlihat sangat kecil untuk ukuran janin berumur tiga bulan, aku ingin kamu datang lagi minggu depan, kita akan melakukan USG, aku ingin kamu meminum vitamin yang aku resepkan ini, kamu harus banyak istirahat, dan terakhir jika kamu menginginkan sesuatu jangan sungkan untuk menelponku juga, aku tahu kenan sibuk, kamu bisa memamfaatkanku, anggap saja aku temanmu...." Ucap devan dengan tersenyum untuk mencairkan suasana.

SEMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang