bagian 12

7K 535 13
                                    

Siang hari saat naifar kembali menyusui anaknya, akhirnya kenan datang, dengan wajah yang terlihat sangat lelah tapi dia juga terlihat senang, Kenan menghampiri naifar dengan senyuman terpatri diwajahnya.

"Nai maafkan aku..." Ucap Kenan setelah dia sampai dihadapan naifar, kenan langsung memeluk naifar dan juga bayi yang berada dipelukan naifar.

"Kamu dan anak kita baik-baik sajakan?, Maaf semalam aku sangat sibuk hingga tidak sempat melihat handphoneku, seharusnya aku tidak pergi keluar kota di saat-saat seperti ini, maafkan aku, dan aku sangat berterimakasih pada Abdul dia yang menolongmu untuk kerumah sakit bukan? " Ucap Kenan lagi dia lalu memperhatikan anaknya yang terlihat tertidur sekarang, Kenan mengusap wajah anaknya yang terlihat begitu mirip dengannya, tidak ada sedikitpun dari anaknya yang terlihat mirip dengan naifar, kenan begitu takjub dengan bayinya ini, seolah-olah bayinya mengatakan bahwa dia benar-benar anaknya.

"Iya mas... aku juga sudah baik-baik saja, terimakasih mas sudah datang..." Ucap naifar terdengar datar, dia hanya berusaha agar tidak menangis, dan dia terus menunjukkan wajah baik-baik saja serta berusaha untuk tersenyum, meskipun kenan menyadari perubahan sikap naifar padanya, dia berpikir naifar pasti sangat kecewa padanya karena tidak bisa menemaninya saat melahirkan, tapi sebenarnya yang membuat istrinya menjadi seperti ini bukanlah itu.

" Tentu saja aku akan datang, aku ayah bayi kita nai, kenapa kamu berbicara seperti itu seolah aku tidak akan datang!!." Ucap Kenan dia sedikit menaikan suaranya barusan, tapi dengan cepat Kenan melembutkan suaranya ketika dia melihat ekspresi naifar yang menatapnya dengan takut.

"Nai... mas tahu kamu pasti sangat marah....Mas minta maaf nai, mas sudah bilang kan soal proyek baru mas yang perlu penanganan mas langsung, kamu tahu ini untuk masa depan perusahaan juga untuk masa depan keluarga kita... Nai mas harap kamu mengerti, mas juga terpaksa ninggalin kamu..." Ucap kenan dia menggenggam tangan naifar lalu mengusap lembut tangan itu, kenan memandang naifar meyakinkannya bahwa ucapannya sungguh sungguh, meskipun terdengar sedikit egois, tapi Kenan tahu naifar pasti akan memaafkannya, dan tidak akan pernah marah padanya.

"Aku tahu mas, mas tidak perlu merasa bersalah, aku mengerti dan aku juga baik-baik saja...." Ucap naifar dia tersenyum kearah Kenan, senyum yang dipaksakan, mencoba membuat dirinya terlihat baik-baik saja didepan Kenan.

" terimakasih nai, kamu memang sangat perhatian, dan aku juga berterima kasih karena kamu telah menghadirkan malaikat kecil untukku, aku harap dia tumbuh sehat dan terus bersama kita kedepannya..." Ucap Kenan, dia mengusap kepala anaknya lembut lalu menciumnya, dia juga tidak lupa mencium kening naifar , terlihat romantis, tapi naifar tidak bisa merasakan apapun dari kecupan manis itu.

naifar malah semakin Ingin menangis setelah dia mendengar perkataan terakhir Kenan, terasa hal itu sangat mustahil, bagaimana bisa Kenan berbicara seperti itu padahal sebenarnya dialah yang akan membuat mereka berpisah, kenapa kenan membuat dirinya merasa dipermainkan, sebenarnya apa yang direncanakan kenan, apa kenan menganggapnya hanya sebuah mainan, atau kenan menganggapnya hanya seseorang yang gapang dimanfaatkan dan akan dengan mudah menuruti semua perkataannya.

"Mas.. nai mau ngomong sesuatu..." Ucap naifar dia terlihat ragu, tapi hal ini harus segera dia ucapkan, dia takut hatinya terus merasakan sakit jika terus dia pendam, dan juga semuanya sudah jelas, kenan pasti akan meninggalkannya cepat atau lambat,kenan tentu saja akan memilih tunangannya, dan naifar tidak mau terlihat lemah ketika itu terjadi, setidaknya dia harus tahu jelas kenapa kenan melakukan semua ini padanya, dan dia tidak mau dicampakkan begitu saja, dia harus berani, dan menuntut keadilan atas dirinya sendiri, setidaknya dia barus membuat kenan menyesal karena telah menyakitinya terlalu banyak, dan membohonginya.

"Ada apa nai?...." Ucap kenan dia tidak terlalu memperhatikan ucapan naifar, perhatiannya masih tertuju pada bayinya, dia terlihat begitu senang melihat bayinya itu.

"a-aku sebenarnya ingin menanyakan sesuatu ini tentang semalam saat aku menelp-.."

"Nai apa anak kita sudah diberikan nama?....aku juga ingin mencoba menggendongnya..." Ucap Kenan dia memotong pembicaraan naifar begitu saja, dia malah seperti mengalihkan pembicaraan, dan naifar hanya bisa menghela nafas, mungkin waktunya memang tidak tepat, biarlah dia menikmati momen ini dulu dengan Kenan juga anak pertama mereka ini, tanpa harus memikirkan kejadian semalam, naifar memang begitu naif, dia tidak mau kebahagiaan yang baru dia rasakan ini lenyap akibat perasaan kecilnya ini.

Naifar mencoba memberikan bayinya pada kenan dengan hati-hati, sembari menjawab pertanyaan Kenan soal nama untuk bayinya ini,dan naifar benar-benar tidak melanjutkan lagi perkataan tadi yang terpotong oleh Kenan.

"Belum mas, kalau mas sudah mempersiapkan nama untuk anak kita, aku tidak akan keberatan..." Ucap naifar sembari memberikan bayinya pada gendongan kenan, dan kenan terlihat Bingung bagaimana memposisikan tangannya agar anaknya nyaman dalam gendongannya.

"Mas posisiin dulu tangannya, jangan terlalu kaku seperti itu, buat seperti ini lihat tangan nai..." Lanjut naifar, dia dengan sangat telaten mencoba mengarahkan Kenan, naifar tentunya sudah biasa dalam mengurus bayi karena dulu dialah yang mengirus adiknya yang paling kecil dari dia bayi, karena ibunya terpaksa harus meninggalkan adiknya bersamanya untuk bekerja.

"Aku hanya ingin mendengar pendapatmu, bagaimana denganmu, apa kamu sudah memikirkan sebuah nama untuk anak kita, kamu ibunya, aku yakin kamu sudah menyiapkan nama terbaik untuk bayi kita..." Ucap kenan, tersenyum kearah naifar, kenan sembari berdiri dia mencoba menimang anaknya untuk pertama kali.

"A-aku sebenarnya sudah menyiapkan satu nama, 'zayn' yang berarti anak laki-laki yang memiliki ketampanan serta berhati mulia, aku berpikir anak kita sangat tampan, dan juga dalam nama ini aku berdoa agar kelak anak kita menjadi orang yang berhati mulia ..." Ucap naifar dengan senyuman yang terlihat tulus terpatri diwajahnya.

"Baiklah nama anak kita adalah zayn, Zayn matheo, aku menambahkan matheo untuk nama belakang anak kita, karena dia akan menjadi penerus ku kelak, semoga zayn menjadi anak tampan berhati milia yang cerdas, serta menjadi anak yang selalu diberikan kesehatan serta keberuntungan oleh tuhan." Ucap kenan menambahkan, kita bisa melihat bagaimana terpancarnya kebahagiaan dari mata kedua orang tua baru itu.

"Iya mas amin... Kita do'akan yang terbaik untuk anak kita..." ucap Naifar tersenyum hangat sembari mangaminkan do'a suaminya untuk anaknya itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Chapter depan akan mulai konflik...

Diusahakan cepat update....
Kalau emang rame sih... juga kasih bintang jangan lupa ya readers....

Cinta readers banyak-banyak 🥰

SEMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang