chapter 4

14.1K 847 25
                                    

"Ayo menikah.." ucapan laki-laki didepannya ini membuat naifar tidak menyangka, apa laki-laki ini berkata dengan sejujurnya atau hanya ingin menenangkannya saja membuat naifar semakin kalut dan bingung, dia tidak sepenuhnya percaya dengan omongan laki-laki didepannya ini.

"A-apa? Pak jangan bercanda saya mohon_ saya sudah putus asa!! dengan bapak berkata seperti ini membuat saya merasa dipermainkan_"

"Nai aku bersungguh-sungguh, aku akan mempertanggung jawabkan semua perbuatanku kepadamu!!."

"Kenapa?, Kenapa tidak dari awal bapak mencari saya dan berbicara seperti ini kepada saya?, Saya ketakutan bagaimana saya akan mempertahankan anak ini? bagaimana jika ibu dan ayah saya tau saya hamil?hiks_hiks saya sungguh ketakutan_ " naifar berkata putus asa dia tidak tau apa yang harus dia lakukan kedepannya, dia hanya ingin mempertahankan bayinya tanpa orang lain tau, tapi bagaimana jika bayi itu telah lahir kedunia?.

"Nai saya benar-benar minta maaf, aku memang pengecut_ maaf karena saya terlambat menemui mu!" Kenan berkata dengan sama putus asa, membuat naifar terdiam.

"Sa-saya takut untuk berbicara pada kedua orangtua saya_hiks mereka pasti sangat kecewa kepada saya__!" sekarang difikirkan naifar adalah orangtuanya apalagi keadaan ayahnya yang sedang sakit, dia takut membuat ayahnya syok dan membuat semakin drop.

"Nai__ saya yakin semuanya akan baik-baik saja, ada saya_ saya akan berbicara pada kedua orang tuamu, ini semua salah saya, jadi biarkan semua beban yang mengganggumu sekarang menjadi beban saya_!" Kenan memegang tangan naifar untuk menenangkan nya.
.
.
.
.
.
Sebulan Setelah kejadian itu kenan benar-benar membuktikan perkataannya, dia mengajak naifar untuk bertemu orangtua naifar untuk membicarakan tentang pernikahan mereka, keadaan naifar pun sudah membaik meskipun raut kecemasan terus terlihat diwajahnya, kenan berusaha membujuk naifar untuk segera menemui kedua orangtuanya.

Tapi naifar selalu berkata belum siap, dia menunggu ayahnya membaik, hingga tibalah hari ini naifar akhirnya mau menemui kedua orangtuanya.

Disepanjang perjalanan naifar hanya terdiam, dia berfikir mungkin sebentar lagi dia akan menjadi gunjingan tetangganya dan membuat orangtuanya sungguh malu dengan keadaannya.

Empat jam perjalanan akhirnya mereka sampai dikawasan perkampungan yang masih sangat terpencil dan sejuk, mobil mewah milik kenan menjadi perhatian orang-orang kampung, membuat naifar semakin menciut dan cemas.

"Nai sebelah mana rumahmu?" Kenan berbicara secara tiba-tiba membuat naifar tersentak terkejut dari lamunannya.

"I-itu pak didepan sebelah kiri_" naifar kembali terdiam, sesekali dia mengusap perutnya, bayinya sekarang sudah berumur 5 bulan lebih yang sudah terlihat membuncit sungguh terasa sangat keram, mungkin karena efek terlalu tegang dan begitu lamanya perjalanan mereka.

Kenan memperhatikan setiap gerakan naifar, dia tau naifar sungguh sangat ketakutan sekarang.

"nai saya tau kamu sangat takut dan cemas,_ tapi percaya pada saya semua akan baik-baik saja." Kenan memandang naifar dengan lembut meyakinkan laki-laki hamil itu.

Akhirnya mereka sampai pada sebuah rumah yang sangat sederhana, kenan memarkirkan mobilnya didepan rumah kecil itu.

Didepan rumah kecil itu ada seorang gadis kecil sedang duduk, dia memperhatikan mobil bagus yang parkir di depan rumahnya Dengan bingung.

"Pak apa bapak yakin??, Sa-saya.."

"Nai sudah berapa kali saya katakan, saya begitu yakin dengan perkataan saya, anak yang  sedang kamu kandung itu anak saya dan membutuhkan orang tua lengkap yang terikat sebuah pernikahan, itu sudah menjadi tanggung jawab saya_ ayo sekarang kita keluar dari mobil.!" Naifar hanya mengangguk meskipun hati kecilnya merasa sakit, pak kenan menikahinya hanya karena sebuah tanggung jawab,tidak mungkin ada cinta di dalamnya.

SEMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang