bagian 14

5.9K 520 62
                                    

Malam itu kenan setelah bertengkar hebat dengan naifar, dia pergi keluar dari rumah, Kenan meninggalkan naifar begitu saja dalam keadaan menangis, pipi naifar masih memerah, dan sedikit bengkak akibat tamparan dari kenan.

Pikiran naifar sangat kalut, dia tidak tahu lagi harus melakukan apa, dia sangat takut pada kenan.

Naifar akhirnya memutuskan untuk pergi dari kenan, dia akan kabur malam itu juga, dia tidak mau lagi bersama kenan jika laki-laki itu hanya akan menyakitinya.

Dengan tekad yang sudah bulat dia pergi malam itu, dia tidak akan pulang kerumah orang tuanya, dia tentu tahu kenan akan langsung menemukannya dan menyeretnya kembali kesini.

Naifar dengan cepat memasukkan kembali baju-bajunya dan baju anaknya serta semua perlengkapannya pada sebuah tas, tidak banyak yang dia bawa, dia juga membawa uang cash yang selama ini dia simpan, dia tidak mungkin membawa uang dari kenan dan semua kartu debit juga kredit yang Kenan berikan padanya, dia tinggalkan, naifar tidak sudi untuk memakainya lagi.

Dengan tergesa pada malam itu, naifar pergi dari apartemen mewah Kenan.

"naifar kamu mau pergi lagi?, Apa kamu tidak apa-apa, waktu itu aku melihatmu seperti sedang sakit dan diabawa seseorang dijam dua pagi..." Ucap seorang  satpam , dia sedikit bingung sebenarnya dengan kondisi naifar ini apalagi dia menggendong seorang bayi, setahu dia, naifar ini merupakan seorang pembantu disalah satu unit apartemen ini, tapi anehnya dia seperti tinggal disini, dia juga sering bergandengan tangan dengan tuan ditempatnya bekerja dan mereka terlihat dekat.

"Iya pak saya sudah baik-baik saja... ini sekarang Saya mau pulang..." Ucap naifar seadanya, dia tidak mau membuat satpam ini curiga.

"Kenapa kamu pulang malam-malam begini,, apalagi kamu membawa seorang bayi, Apa ini bayimu?" Ucap satpam itu lagi, sebenarnya dia sangat penasaran dengan naifar ini, dia terlihat sangat tidak biasa Dengan semua tingkahnya selama ini, membuatnya sedikit merasa aneh dan curiga, meskipun naifar selalu ramah padanya, tidak menuntut kemungkinan bisa saja naifar ini orang yang harus dia perhatikan.

"Iya ini bayi saya pak... Kalau begitu saya pamit pak..." Ucap naifar, dia sudah tidak peduli lagi dengan apa yang akan dipikirkan satpam itu padanya, hingga akhirnya taxi yang dia tunggu datang juga.

"Oh yasudah kalau begitu hati-hati..." Ucap satpam itu lagi, dan naifar hanya mengangguk mengiyakan.

Satpam itu akhirnya terdiam , dia juga membantu memasukkan tas besar naifar kedalam taxi.
.
.
.
Naifar akhirnya bisa bernafas lega meskipun hanya untuk sementara ini, dia harus memikirkan akan kemana supaya kenan tidak bisa menemukannya.

Naifar memutuskan untuk pergi keluar kota, jogja adalah pilihannya, disana ada temannya dulu yang sama-sama kerja dimini market, dia sudah berhenti bekerja dan pulang kerumahnya dijogja, namanya Mina, Naifar juga masih sering berkomunikasi dengannya, hingga dia memutuskan untuk kesana saja dan meminta tolong temannya itu untuk mencarikannya tempat tinggal untuk sementara.

Mina juga sebelumnya menawarkan sebuah pekerjaan untuk naifar, dia membuka sebuah toko bunga yang kata dia sudah mulai berkembang, apalagi dia berjualan ditempat wisata, sehingga omsetnya sudah lumayan, ada setitik harapan untuknya, dia bisa bekerja juga bisa membiayai  hidupnya juga anaknya, mungkin juga nanti dia bisa mengirimkan uang pada orang tuanya.

Di stasiun setelah membeli tiket kereta, naifar duduk menunggu keretanya datang, dia menimang anaknya yang menangis mungkin karena lapar dan naifar langsung memberikannya sebotol susu, susu itu merupakan asi yang selalu naifar pompa sedikit demi sedikit ketika dirumah sakit, lalu dia kumpulkan, untungnya naifar mempunyai tas kusus asi untuk bepergian, hingga dia tidak perlu khawatir apalagi malu jika harus menyusui anaknya ditempat umum.

SEMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang