14. Sakit

335 73 2
                                    

Bintangnya jangan lupa bun🤗

SPAM KOMEN juga yak


HAPPY READING
*
*

Selama perjalanan, hanya suara kendaraan dan angin yang mengisi perjalanan keduanya. Canggung. Kata itu mendominasi suasana Farhan dan Lily saat ini.

Dibalik helmnya, Farhan tersenyum kecut. Dulu ... hening bahkan tidak di perbolehkan merusak moment mereka berdua.

Flashback

Grep!

"Farhan! Jangan ngebut! Mau lo, gue masuk angin pas sampe di rumah?!" Lily mencengkram erat jaket Farhan ketika motor melaju kencang.

Farhan tergelak hingga membuat motor yang sedang di setirnya sedikit oleng. Tak sampai dua detik, elusan sayang mendarat di pundaknya.

Plak!

Kecepatan motor menurun seketika.

"Yang bener ih! Lagi di jalan ini, mau lo, kita kecelakaan?!" ujar Lily kesal.

Farhan meringis. Ia lalu menghentikan motornya di pinggir jalan raya.

"Duh, lo kalo ngelus yang alus dong Ly, pedes banget ni pundak gue." Fohan mengelus pundaknya yang masih terasa pedas. Nggak kira-kira emang pacarnya kalo nampol.

"Ya lagian lo, kalo di jalan kebiasaan bercanda. Serius dong. Kalo kecelakaan gimana? Lo pikir nyawa kita kaya nyawa kucing? Ada sembilan." Masih dengan wajah kesal, Lily membuang muka ke samping jalan ketika yang di ajak bicara hanya menatapnya tanpa respon.

"Nggak usah liatin gue!"

Farhan terkekeh geli. "Tau nggak? Lo kalo lagi marah cantiknya jadi pangkat tiga." Jarinya bergerak menyisir poni pacarnya yang sedikit awut-awutan setelah melepas helm.

Pipi Lily bersemu, ujung bibirnya berkedut tak bisa menahan senyum lagi. "Nggak usah gombal lo, murahan banget tau!" balasnya dengan nada galak.

Tak mendapati sahutan balik, Lily curi-curi pandang agar bisa melihat muka Farhan. Sial! Cowok itu sedang menahan tawa.

"Farhan! Jangan ketawa!" kesal Lily. Bukannya terlihat menakutkan, cewek itu malah terlihat menggemaskan di mata pacarnya.

"Hahaha ...." Tertawa keras, Farhan tak peduli ketika ada pengendara yang menoleh heran ke arahnya dan berteriak sinting.

"Iih ... jangan pasang muka kaya gitu Ly, gue tambah gemes tau nggak?" Jarinya mencubit kedua pipi Lily hingga memerah.

"Aws ... sakit! Lepas Farhan!" Setelah terlepas, Lily mengusap kedua pipinya di bantu tangan Farhan.

"Maap yang, khilaf aku. Lagian kamu si, punya muka kok bikin orang gemes pengin nyubit."

Lily meringis. " Ih pake aku-kamu lagi, geli banget gue dengernya, Han," uajrnya sambil tertawa.

Selama lima bulan berpacaran mereka memang tidak pernah memakai aku- kamu ketika berinteraksi. Selalu lo-gue.

"Kalo gu- eh aku pikir-pikir lagi, kita harusnya pake aku-kamu, masa orang pacaran ngomongnya lo-gue. Anak TK aja manggilnya ayah-bunda. Masa kita kalah sih? Apa kamu mau manggil aku bapak aja? Nanti aku manggil kamu Ibu." Lily bergidik ngeri.

"Ih, alay banget sumpah, Han." Lily tertawa. Kemudian, "Ok, kita manggilnya aku-kamu aja, daripada ibu-bapak. Hii ... geli gue."

Farhan melempar senyum lebar. Secara reflek cowok itu mendekatkan wajahnya dan mencium singkat pipi Lily.

LIDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang