15. Perhatian

327 67 6
                                    

Assalamualaikum?

Allahamdulillah bisa Update ane😆

Ada yang kangen?

Siap yang nunggu ? komen dong🤗

Selamat Membaca

Semoga kalian suka😊

Vote dulu please ...

Eh!Makasih banyak yah kalian semua, LiDi udah 1K lebih, vote sama komennya jangan lupa kencengin yah gengs🙏🤩🥰

.
.

Sudah 3 hari ini Lily sakit, dan sejak 3 hari itu pula ia tidak bekerja dan sekolah. Kerjaannya di rumah hanya tidur, makan, nonton TV, ke kamar mandi, sudah itu saja.

Suami dan mertuanya kompak tidak memperbolehkannya memegang sesuatu. Kata Diego, asisten rumah tangganya sudah kembali tepat hari dimana ia jatuh sakit. Jadi, ia tidak usah melakukan pekerjaan rumah karena sudah ada yang menggantikannya.

Bi Tina datang membawa Eni— anaknya—untuk ikut bekerja di sini. Anaknya itu akan mengurus kebersihan di lantai 2 sementara dirinya mengurus di lantai 1 karena Bi Tina sering mengeluh capai kakinya jika harus naik turun tangga. Gadis yang ternyata seumuran dengan Lily itu saat ini sedang membersihkan kamar Lily.

Dengar-dengar, Eni memutuskan putus sekolah tepat setelah kenaikan kelas 2 SMK. Alasannya, selain karena ibunya tidak bisa membiayai kebutuhan sekolah, gadis itu juga sudah ingin sekali merasakan memegang uang sendiri, makanya, ia ikut bekerja di sini.

Pertama melihat Eni, Lily tahu kalau anak pembantu itu kurang ramah. Wajahnya terlihat judes, dia juga pendiam, jarang ngomong lah sama Lily selama di sini. Kalo tidak salah ia dan Eni hanya bertegur sapa 2 kali. Pertama saat perkenalan dan kedua waktu ia bertanya dimana dasi Diego.

Yang paling menjengkelkan menurut Lily, kenapa kalau sama kedua mertuanya dan Diego ramahnya tingkat kuadrat tapi dengan dirinya tidak?! Eni bahkan tak segan-segan menawari makan minum dan segala tetek bengeknya pada mereka. Tapi, dengan Lily mana pernah? Lily sih tidak peduli. Ia bisa mengurus dirinya sendiri.

Lily mengembuskan napas kasar. Mengapa juga ia memikirkan Eni yang tidak penting di hidupnya sih?

Jadi, siapa nih yang penting di hidup lo?

"Diego lah!"

Lily mematung begitu mulutnya menceplos nama Diego. Terdadar, ia lalu menggeleng cepat. "Nggak, gue sama dia biasa aja. Jadi, nggak penting-penting juga," lanjutnya mematahkan jawaban hatinya.

Eni yang sedang mengepel di sudut ruangan langsung menoleh. Ia mengerutkan keningnya. Kasian banget Diego, punya istri tapi sinting. Ngomong sendiri, hii! batinnya bergidig ngeri kemudian kembali bekerja.

Tapi dia kan suami lo?

Lagi, Lily di buat dilema ketika hatinya bertanya. Yang namanya perempuan kalo udah nikah pasti kehadiran suami paling penting. Kalo misal istri di tinggal suami nikah lagi atau selingkuh kan yang rugi istri juga.

"Argh ...! Bodo! Pusing kan kepala gue jadinya." Lily mengacak rambutnya frustasi.

Baik, hati, ia mengaku kalah. Diego memang penting dalam hidupnya saat ini. Tapi ... ia kan belum ada rasa selayaknya istri ke suami, apa tidak aneh kalau Lily bilang Diego penting di hidupnya?

LIDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang