Assalamu'alaikum?
Selam sejahtera buat kita semua😊
Sebelumnya mau ngucapin terimakasih banyak buat Views, Vote dan komennya di part sebelumnya🙏 😭
I know siapa aja yg komen aku mau ngucapin banyak² matur suwun semoga kalian dapat balasan dari Allah, amiin.
Btw, yg udah baca, vote & komen karena aku nggak bisa balas kalian yg udah buat aku seneng, aku berdoa sama Allah semoga kalian selalu bahagia dan dimudahkan segala urusannya, lop you pul😘
Please di jawab:
1. Ada yang nungguin Lidi Up nggak si?2. Serius nanya, apa yang buat kalian bertahan buat baca LIDI?
3. Harapan buat LIDI kedepannya apa?
4. Adakah yang mau mengkritik ku?
Next, jangan lupa kalian pencet tombol 🌟 di pojok kiri ya guys 🤗
Komennya di kencengin dong, aku suka keramean tau🤭
Happy Reading
..
.
Sebanyak apapun kita mengeluarkan harta untuk membalas kebaikan seseorang, itu tidak akan pernah cukup.
________________________"Preman Pasar!"
Lily yang tengah berjalan di tengah taman spontan balik badan menghadap ke arah asal suara. Setelah tersadar akan respon tubuhnya, Lily berdecak kesal dan meruntuki dirinya sendiri. "Anjirlah, kenapa juga tubuh gue reflek balik badan? Gue kan bukan preman pasar!" gumamnya sebal.
Disya dan Crystal berlari kecil menghampiri Lily sambil tertawa ngakak. "Sadar juga lo kalo ternyata jadi preman pasar," ujar Disya dengan kekehan yang terdengar menyebalkan.
"Buruk banget respon tubuh gue!" umpatnya. "Ada apa?" tanya Lily. Ia kembali berjalan dengan posisi di depan sementara Disya dan Crystal mengekor di belakang karena jalan taman yang sempit dan banyak orang lewat dari arah berlawanan.
"Kemana?" tanya Crystal malah balik bertanya.
"Tanpa tujuan." Tapi saat melihat ada beberapa tempat duduk yang terbuat dari semen di tengah taman yang kosong tak di tempati orang, Lily pun langsung berjalan ke arah sana. "Duduk sini ajalah."
'Taman Pancasila' nama taman ini yang tertulis di papan hijau yang tertancap di atas tiang besi tepat berada di samping kiri batu besar. Kenapa di namai Taman Pancasila? Karena di taman ini tepat di belakang bangku-bangku yang mereka duduki terdapat ukiran berupa tulisan sila-sila Pancasila yang sengaja di buat di atas permukaan batu besar. Terlihat artistik sekali.
Dari cerita yang berkembang dari generasi ke generasi, dulunya batu besar itu hanyalah batu yang tidak ada manfaatnya dan berencana akan dihancurkan. Tapi saat pelaksanaan penghancuran oleh alat berat malah terjadi masalah dengan alat berat itu sendiri. Mesinnya mendadak mati dan tidak bisa dinyalakan, atau kalau tidak pekerja yang akan mengerjakan mendadak jatuh sakit. Sudah beberapa kali berencana dihancurkan tapi selalu saja ada halangan. Orang bilang, batu itu batu mistis.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIDI
RandomSpin Off AFTER Bisa dibaca terpisah DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU KARENA SEBAGIAN PART DI PRIVATE. Diego Saviola- diumurnya yang belum bisa memiliki KTP, dirinya harus mempertanggung jawabkan perbuatannya yang sangat fatal dengan menikahi adik s...