7. Seranjang Tapi Tak Sejajar

419 109 4
                                    

SEBELUM BACA, YUK TEKAN BINTANGNYA DULU😉

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE YAH SAYANG🤗

PLEASE JANGAN JADI SIDER 🙏🤭

🚦⚠️🚦

Data off? Pencet bintang aja nggak papa meski nanti aku dapet notif telat. Tapi kalo Pas On data Allahamdulillah langsung ke kirim notif

Kalo data On tp kalian males kasih Vote, fiks kalian emang pelit 😭

❤️️🧡💛💚💙💜🖤💖

Happy Reading______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
______________________________________

Kreeet

Lily menarik resleting koper dengan sekali tarik kemudian menarik koper itu ke dekat kaki ranjang.

Huft...

Lily menghela napas panjang setelah barangnya sudah selesai ia kemas. 2 kardus berisi buku sekolah serta satu koper berisi baju dan seragam yang ia butuhkan.

Matanya mengedar memperhatikan lebih detail lagi setiap sudut kamar yang menjadi tempat tidurnya ini. Ranjang yang menjadi tempat dimana dirinya dilecehkan dan hampir saja kehilangan mahkotanya kini sudah bersih dan rapih kembali meski tak dapat menghilangkan kenangan buruk kemarin. Meja yang tadinya penuh dengan tumpukan buku pelajaran kini sudah kosong. Tidak ada barang lain di kamar ini kecuali ranjang, meja belajar, kursi yang biasa ia duduki saat mengerjakan tugas dan lemari yang bagian kakinya sudah sedikit keropos.

Lily jadi khawatir jika baju-bajunya yang masih tersisa banyak di dalam lemari akan termakan rayap juga. Eh, emang rayap pemakan kain juga?

Ck! Dasar, Oon-nya sampe ke tulang-tulang.

Tidak mungkin Lily membawa baju lebih banyak lagi, koper saja Diego hanya membawa satu dari rumah.  Pasalnya Raya tadi menyuruhnya untuk membawa baju yang penting-penting saja karena di lemari Diego sudah ada beberapa baju yang wanita itu sengaja beli. Jika masih kurang, bisa beli nanti, itu kata Raya tadi.

Lily pikir baju-bajunya sudah banyak yang jelek dan buluk meski masih bisa di pakai tapi nanti Ia tinggal di rumah orang kaya, tidak mungkin memakai pakaian yang tidak layak pakai atau tidak bagus. Pasti jika ada orang yang melihatnya akan membuat malu keluarga Diego. Oleh karena itu, Ibu Diego menyuruhnya untuk membawa baju yang penting-penting saja.

Benar, nggak salah lagi. Nggak ada alasan yang lebih logis selain ini.

"Udah beres semua?" tanya Diego yang baru saja masuk ke dalam kamar.

LIDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang