22. About Lily's Life Before

282 71 28
                                    

Assalamualaikum XD?

Selamat siang?

Salam sejahtera untuk kita semua, semoga selalu dilindungi Tuhan yang maha Esa, aamiin.

Btw, aku mau ngucapin makasih banyak² buat kalian yang udah vote dan bela-belain komen. Aku mau nangis tapi saking senengnya cuma ketawa sampe merem. Airnya nggak keluar!😂😭 Aku cinta kalian😘🥰

Oiye, mau tanya dong ada yang udah vaksin belum?

SWEB ?

PCR?

Pernah kena Corona? Kalo ada boleh di ceritain.

Bab ini >30 vote dan komen bisa? Usahain ya please...🙏🙏🙏

Berharap banget semua yang baca entah itu jalur Offline / online vote semua. Kl offline meski pas ketuk bintang nggak langsung dapet notif nggak papa karena nanti bakal nyusul pas kalian udah online.

Terimakasih semua, yang baca yang vote apalagi yang komen😘

Happy Reading
:
:

Vote jangan lupa!!


Minggu pagi menjadi hari yang begitu hectic sekali di kediamannya Diego. Bagaimana tidak? Dari sehabis salat Lily yang biasanya pergi ke halaman belakang untuk mencuci baju harus berganti haluan menuju ke dapur untuk membuat masakan. Raya yang biasanya akan ngeteh bersama suami di depan teras sambil menanti bunga-bunga bermekaran malah sekarang sedang menenteng wajan untuk menggoreng kerupuk terlebih dahulu. Bi Tuti dan Eni pagi ini dikhususkan untuk beres-beres rumah terlebih dahulu agar rumah terlihat bersih sebelum nantinya menjadi relawan di dapur. Arga, Si Tuan rumah sekarang sedang lari pagi bersama sang putra mengelilingi komplek.

"Mrica bubuknya kemarin dimana ya, Ma?" tanya Lily, tangannya bekerja membuka tutup toples mencari bubuk mrica yang kemarin sempat di belinya.

Sedang menggoyang kerupuk di wajan, Raya menoleh. "Di dalem etalase itu ada toples, di situ kayaknya."

Lily membuka etalase dan mengambil toples kecil yang dimaksud. "Iya, disini ternyata. Kemarin perasaan di taruh di samping garem eh malah udah pindah."

"Kelupaan kali."

Lily memasukan lada bubuk tadi ke dalam panci yang sudah berisi kaldu sup. Mengaduknya sebentar sebelum menutupnya kembali. Ia lalu memblender bumbu lagi untuk memasak rendang seperti apa yang Diego mau.

Bersyukur semua bumbu dan bahan-bahan yang digunakan untuk mengolah masakan sudah di racik semua kemarin sore, jadi tidak perlu membuang waktu lama untuk mengupas dan mengiris bahan masakan. Dua jam berlalu, satu persatu masakan sudah jadi hingga bau sedap khas masakan menguar sampai ke ruang tamu.

LIDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang