1. Tembok sekolah

1.9K 143 28
                                    

❤️🧡💛💚💙💜🖤💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤️🧡💛💚💙💜🖤💖

Happy Reading

_______________________________

LIDI


Jarum jam sudah menunjukan pukul 10 malam, sudah waktunya DS'Cafe tutup dan semua karyawan yang bekerja di shift sore bersiap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Lily yang baru saja berganti baju di toilet khusus karyawan cafe.

Lily mengambil tas sekolahnya di dalam loker kemudian menggendongnya di punggung. Sepulang sekolah memang Lily tidak langsung pulang kerumah melainkan pergi bekerja di DS'cafe yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah.

"Mau pulang bareng, Ly?" tawar Adi, menghentikan langkah Lily.

Lily menoleh, ia menimang tawaran dari laki-laki yang berumur tiga tahun lebih tua darinya. Hari ini ia tidak membawa Red pit—sepeda gunung merah, karena tadi pagi ia berangkat sekolah menggunakan bus. Arah pulang yang sama membuat Lily akhirnya mengangguk menerima tawaran dari Adi. Lumayan tidak keluar duwit, pikirnya." Iya deh Mas, thank's ya."

Rejeki nggak boleh di tolak kan?

Adi tersenyum. "Santai aja kali, kaya sama siapa aja."

Keduanya berjalan beriringan menuju parkiran motor.

Malam ini entah kenapa terasa dingin sekali, Lily yang hanya mengenakan kaus putih pendek menggosok-gosokan kedua tangannya ke lengan guna menyalurkan panas.

"Dingin ya, Ly?"

"Iya Mas, tumben banget."

"Wajar udah malem sih, lain kali lo kudu bawa jaket biar nggak masuk angin." Adi yang sudah di atas motor bergerak melepaskan jaket hitam miliknya. "Nih, pake dulu," ujarnya sambil mengulurkan jaket tersebut.

"Eh! Nggak usah Mas, gue nggak papa kok," tolak Lily.

"Nggak papa, pake aja dulu, nanti gue minta lagi."

Lily mengambil jaket itu lalu memakainya. "Makasih lagi nih Mas, ngrepotin banget gue."

"Ck. Gue bilang kan santai aja, kaya sama siapa. Lo itu udah gue anggep adek, jadi kalo perlu sesuatu ngomong ke gue siapa tau gue bisa bantu. Anggep aja gue keluarga lo."

"Oke, mulai hari ini gue angkat lo sebagai abang jadi-jadian, Mas," ucap Lily sambil tertawa.

"Mulutnya kalo kalo ngomong, kek siluman aja gue."

LIDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang