16. Marah

305 73 5
                                    

Semoga kalian suka dengan part ini, jika kalian suka tolong yah VOTE dan KOMEN🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semoga kalian suka dengan part ini, jika kalian suka tolong yah VOTE dan KOMEN🙏

SELAMAT MEMBACA

*
*
*

"Cepet Ly, kita udah telat nih." Mekar berucap sambil melirik jam yang melingkar di tangannya.

"Bentar ilaah, ini tinggal ngiket satu lagi." Tangan Lily dengan cepat membuat simpul di sepatu sisi kirinya. Bangkit dari duduknya di teras depan masjid, ia kemudian menarik tangan Mekar lalu membawanya lari menyusuri koridor yang lenggang.

"Gu-eh ngos-ngosan, Ly, pelanin dikit larinya," pinta Mekar dengan satu tangan menyangga perut yang mendadak terasa sakit.

Ya iya lah sakit, orang tadi sebelum salat habis makan di kantin.

Lily memelankan langkah kakinya, menoleh ke belakang, ia menunggu Mekar yang sedang jalan pelan menuju ke arahnya sambil memegang perut.

"Duh, ngalamat telat nih, Kar."

"Ya emang! Lagian lo sih, kenapa pake acara ngeboker segala di masjid tadi?" ujar Mekar menyalahkan.

Lily meringis malu. "Lo kalo mau ngaib gue bisik-bisik aja ngapa, gede banget suara lo, malu sumpah kalo ada yang denger."

Mekar tertawa keras. Pikirnya, sudah sepi ini lingkungan sekolah, jadi tak usah malu ada yang dengar. "Namanya juga makhluk hidup, pasti yah ada pemasukan ada pengeluaran." Ia megibaskan tangannya di depan wajah Lily. "Nggak usah malu, syukurin aja lo sekarang sehat, bisa boker sepuas lo, coba bayangin kalo lo nggak bisa boker, pasti lo udah di bawa ke rumah sakit cuma gara-gara nggak bisa ee."

BUK

Setelah berhasil menepuk pelan bahu Mekar, Lily menyahut, "Ih iya-iya, nggak usah bahas boker. Cepet elah ... udah telat nih." Lily yang tak sabar karena sudah sangat telat masuk klub dance pun dengan terpaksa mengambil tangan kanan mawar dan menciumnya kilat. "Gue pamit duluan, Assalamualaikum, lo jangan lupa nyusul!" teriaknya sambil berlari pergi.

Mekar hanya bisa menganga dan menatap tangannya yang tadi di cium Lily. "Woy! Lily! Tungguin gue, dasar temen nggak tau diri!"

Mekar berlari menyusul Lily sambil menggerutu, ya siapa yang tidak sebal  di tinggal sendirian, apalagi setelah ia tadi menemani ketuanya itu boker di toilet masjid.

"Nysel gue nungguin lo boker, Ly, kalo ujung-ujungnya di tinggal!" gerutunya.

Sesampainya di depan ruang dance, Lily langsung saja membuka pintu dan masuk ke dalam. Dapat dilihatnya
semua pasang mata menatap kesal ke arahnya. Bahkan ada yang langsung merotasikan bola mata begitu melihatnya baru saja datang.

Kayla berdiri di depan Lily dengan melipat tangan di depan dada. Matanya menatap sinis Lily. "Oh ...! Ini ketua pilihan kalian?! Baru awalan aja udah telat, apalagi ke depannya? Yakin nih, klub dance tahun ini bakal maju?"

LIDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang