Alhamdulillah masih hidup🤭
Assalamualaikum? Selamat malam para readers ku?
Jangan lupa Vote, komen dan Share ke temen-temen kalian ya cantiek😉

Happy Reading!
Yang baper wajib vote sama komen pokoknya!+
+KRRINGG!! KRRINGG!! KRRINGG!!
Jam sudah menunjukan pukul 2 pagi lebih semenit, dan selama semenit itu pula jam weker yang letaknya di nakas samping kepala Diego bergoyang mengeluarkan bunyi nyaring, berharap si pemilik bangun dan menekan kepala jam agar alaramnya berhenti. Namun, rupanya si pemilik tak terusik sedikitpun dengan ringikan jam. Tidur merungkel seperti bayi sambil memeluk guling, Diego merasakan nyaman sekali ketika selimut juga turut menghangatkan tubuhnya.
Detik-detik berlalu, jam weker yang tadinya berada di tengah nakas pun kini sudah berada di pinggir dan sedetik lagi ....
PRANG!
"MAMA!!"
Klek!
"Ada apa Diego?!"
Keduanya saling memandang dengan tatapan terkejut.
"Astaghfirullah ... astaghfirullah ...," sebut Diego sambil mengelus dada.
Lily melirik lantai sebelah ranjang Diego kontan saja menghela napas menahan kesal. Ingin mengomel tapi tidak enak jika nanti akan mengganggu orang-orang yang masih tidur di pagi hari. Berjalan kesana, ia memungut jam yang untungnya masih sehat meski kakinya patah satu. "Bangun, terus cuci muka," titahnya tak terbantahkan.
Diego bangkit dari kasur setelah degup jantungnya sudah kembali normal. Sambil menunggu Diego membersihkan diri, Lily merapikan tempat tidur. Setelah semua rapi, gadis itu turun kembali ke dapur untuk membuat dua cangkir kopi.
Rutinitas seperti bangun tepat jam 2 pagi sudah dilakukan oleh sepasang suami istri itu tepatnya sejak seminggu yang lalu. Lily sebagai pencetusnya di malam itu mengajak Diego untuk belajar di pagi hari berhubung sekarang sedang pelaksanaan penilaian akhir semester ganjil. Belajar di pagi hari sudah Lily lakoni sejak kelas 6 SD, hal ini ia lakukan karena terbukti ampuh semua materi yang di pelajari masuk ke otak di banding belajar saat malam atau sore hari. Maklum, Lily mudah lupa. Meski begitu, waktu sore atau malam hari Lily gunakan untuk membuat catatan kecil di kertas sobekan. Bukan untuk contekan saat ulangan, bukan. Ini ia lakukan karena mempermudah belajar saja. Ia juga tipe orang yang langsung malas belajar jika sudah melihat banyak kalimat di buku.
Mengenai kertas contekan, Lily tak seberani itu untuk membawa saat ulangan. Walaupun pengawas yang mengawasi tergolong orang yang mudah, Lily tetap saja anti. Mengingat di masa SMP ia pernah malu sekali karena ketahuan memberi contekan pada teman yang posisi bangkunya berjauhan. Saat itu teman perempuan sekelasnya meminta contekan di bagian pilgan, karena jauh langsung saja Lily beri dengan isyarat mulut. Sempat kesal karena temannya itu ketika di panggil malah pura-pura tidak dengar, ternyata eh ternyata ... di belakangnya persis ada guru pengawas yang sedang melihat tingkah lakunya sambil memegang sandaran kursi miliknya. Meski tidak menegur, Lily tetap saja malu apalagi guru tersebut masih muda.
Di waktu pagi ini mereka juga mengawali hari dengan salat tahajud berjamaah untuk yang pertama kalinya semenjak menikah.
Karena sekarang hari senin, Lily juga berniat untuk puasa sunnah. Diego yang minggu kemarin mengetahui Lily rajin puasa sunnah senin- kamis pun ikut-ikutan setelah di nasehati oleh ibunya yang pada saat itu mereka sedang makan malam sementara Lily buka puasa sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIDI
RandomSpin Off AFTER Bisa dibaca terpisah DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU KARENA SEBAGIAN PART DI PRIVATE. Diego Saviola- diumurnya yang belum bisa memiliki KTP, dirinya harus mempertanggung jawabkan perbuatannya yang sangat fatal dengan menikahi adik s...