Bab 12

3.5K 252 6
                                    

Hana merasa gelisah, wajah Arian begitu dekat dengan wajahnya..
Hana membalikan tubuhnya menghadap tenda saja tapi Arian sangat kuat memeluknya membuat Hana kesusahan bergerak.

"Arian lepasin" Hana berusaha melepaskan dirinya dari tangan dan kaki Arian yang membelit pergerakan nya.

"Tidur Hana tidur"

"Iya tapi jangan peluk-peluk.. aku tidak nyaman" ucap Hana sengaja agar Arian mengerti jika ia juga pingin leluasa bergerak.

Tapi Arian marah mendengar Hana merasa tidak nyaman padahal Arian begitu nyaman berada disampingnya, walaupun ada bagian dirinya yang tidak nyaman tapi Arian berusaha menekan supaya tidak memberontak..

"Oke" suara Arian begitu ketus dan memutar memunggungi Hana bahkan sedikit menjauh, gengsinya mulai muncul sekarang..

"Arian jangan marah" Hana tidak sepenuhnya duduk, sikunya bertumpu hanya untuk melihat Arian.

"Sana.. jangan dekat-dekat" Arian menghempas tangan hana yang ada di lengannya.

Hana kembali membaringkan tubuhnya.. sudah beberapa menit Hana mencari posisi supaya bisa tidur, masalahnya adalah rasa dingin yang membuat Hana tidak bisa tidur.. Hana menggigil padahal ia sudah mengunakan jaket dan kaos kaki, Hana merasa bodoh padahal sudah tahu daerah ini sangat dingin karena berada di dataran tinggi dan bukit-bukit yang mengeliling perdesaan, kalau tau kayak gini ia akan membawa bed cover untuk menemani tidurnya disini.

Hana bangun mencari sesuatu untuk menambah kehangatan tubuhnya, ia menemukan dua baju kaos milik Arian, lihat saking mendadak nya bahkan hana tidak menemukan bajunya sendiri didalam tas Arian, tapi lumayan dua baju kaos ini digunakannya menjadi selimut.. tapi itu tidak cukup membantu.

Hana melirik Arian, satu air matanya lolos begitu saja.

Dingin

Hana merasa mungkin besok pagi ia tidak akan terbangun lagi didunia ini. Karena Semakin malam suhunya semakin dingin.

Tapi

Hana memandang punggung Arian, ia semakin mendekat dan mendekat.

"Arian dingin" Hana memeluk Arian dari belakang Hana tidak peduli karena rasa dingin ini menusuk sampai kedalam tubuhnya.

Arian yang memang belum tidur langsung membawa tubuh Hana kedalam dekapannya, dan tanpa Arian sangka Hana lebih agresif mencari kehangatan.

"Buka ini" tunjuk Hana keresleting jaket warna biru Arian.

"Buka sendiri" jawab Arian memastikan memang Hana yang menginginkan nya.

Tubuh Hana kini beralasan tubuh arian. Napasnya mengenai leher Arian, tangannya mencari kehangatan di bahu arian. Sepanjang malam Arian menjadikan Hana gulingnya, walaupun arian mengganti-ganti posisi tidurnya menghadap kiri atau kanan, Hana tetap berada di pelukannya, Arian merasa sangat nyaman.

Tepat pukul 03.00 Arian terbangun, melihat Hana masih tertidur dengan nyaman diatas tubuhnya.. Arian mengelus rambut Hana, entah sadar atau tidak Arian mengecup berulang kali Pucak kepala Hana.. Arian menyakinkan jika perasaannya ini hanya perasaan terbawa suasana, Arian yakin jika nantinya perasaan nyaman ini akan hilang sendiri karena digantikan oleh rasa nyaman berada didekat Arisa.

Untuk memastikan perasaan-nya lagi, Arian memiringkan dirinya dan membawa tubuh Hana sedikit naik agar sejajar dengan wajahnya, Arian meneliti wajah cantik Hana yang tertidur, telapak tangan kanannya menangkup wajah Hana dan membiarkan jari-jarinya bermain diwajah gadis ini. Oh tidak.. Arian ingin sekali menciumnya tapi Arian mengingat perkataannya kemarin agar tidak mesum.. ahh lelaki mana yang bisa tahan hanya berdua dengan wanita seperti hana apalagi suasananya sangat mendukung.. tapi ia harus menahannya walaupun sangat frustasi.

Siapa HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang