Bab 23

3.3K 206 7
                                    

"Ellie" panggil Hana ketika melihat foto bayi cantik yang ia peluk waktu itu. anak perempuan yang sudah dimakamkan seminggu yang lalu, anak yang Hana rawat semenjak baru lahir sampai berusia 11 bulan karena arisa tidak mau mengurusi anaknya, Hana-lah seperti ibu bayi itu, Hana sangat menyayangi-nya.

"Hana sayang sudah ya ikhlas kan ellie" bujuk Oma khawatir dengan keadaan Hana yang tidak ada semangatnya, sampai Oma Irma sengaja membawa Hana liburan di villa ini sekaligus merayakan ulang tahunnya bersama-sama.

"Iya oma.. Hana hanya rindu ellie, kasihan sekali anak itu oma karna--" ucapan Hana menggantung, tidak mungkin kan ia mengatakan yang sebenarnya jika Arisa tidak menginginkan bayinya, ellie korban dari sifat kekanak-kanakan Arisa, seharusnya Arisa bertanggung jawab dan mulai dewasa tapi pemikiran arisa masih ingin bebas seperti para gadis.

"Hana.. baby ellie disana pasti sudah tidak merasa sakit lagi, disana dia pasti sudah bertemu Opa Kris dan Sheren, Oma jadi tidak sabar bertemu mereka"

Hana langsung memeluk Oma Irma, Hana takut Oma meninggalkan dirinya, kesehatan Oma Irma memang menurun, kemana-mana harus menggunakan kursi roda serta ada suster Fia yang siap siaga bersama Oma.

"Oma.. kalau Oma nyusul mereka, Hana sama siapa disini? Oma jangan bicara seperti itu, jangan tinggalin Hana" Hana meneteskan air matanya sejujurnya Hana juga tergiur dengan keinginan dan kerinduan yang Oma ucapkan kepada keluarganya, begitupun ia juga merindukan ibunya, disana ibunya pasti sudah bertemu dengan kakaknya lucas.

"Hana.. sayang oma, oma harus sehat" ucapnya lagi supaya Oma semangat.

"Oma.. juga sayang cucu Oma" ucap Oma sambil mencium kening hana hingga membuat Hana tidak mengerti? apakah oma mengira dirinya Arisa atau Elisa.

"Hana sudah Oma anggap cucu Oma sendiri, hanya Hana yang selalu mendengar Oma curhat dengan antusias, Hana selalu bersedia jalan-jalan pagi sama oma setiap hari Minggu disaat cucu-cucu Oma sangat malas dan lebih mementingkan tidur, Oma tahu setiap apa yang Hana lakukan tidak semata-mata karena Hana bekerja untuk uang, tapi Hana tulus, kamu hana lebih Oma inginkan menjadi cucu oma daripada Arisa" Oma kembali mencium kening Hana lalu menghapus air matanya tindakan Oma yang sangat hangat kepada hana tak luput dari penglihatan Arisa.
-
-
-
-
-
Siang ini Hana membantu bibi penjaga villa menyiapkan acara ulangtahun Oma Irma nanti malam, Seth dan Lisa pergi jalan-jalan, Lena dan oma sedang istirahat, sedangkan Hery masih diperjalanan menuju ke villa.

"Nanda.. aku kerja dulu ya, kamu kalau mau pergi jalan-jalan duluan aja, nanti aku nyusul kalau semua ini sudah selesai" usul Hana ketika melihat pria berbehel itu terlihat mulai bosan.

"Mana seru aku sendirian,
mending aku disini ikut membantu kamu" Jawab Nanda sambil mulai membantu Hana mendorong meja, mereka akan merias ruang keluarga menjadi tempat pesta, Hana-lah yang punya ide.

"Aduh.. coba tadi aku ngajak Kurnia ya" Hana melirik Nanda yang sekarang gugup karena berhasil ia buat salah tingkah.

"Sudah Hana jangan menggodaku, aku jadi menyesal memberitahumu" Nanda mulai kesal karena Hana selalu sengaja keceplosan tentang rahasianya.

"Sampai kapan sih? kamu memendam rasa, keburu Kurnia diambil orang, baru tahu rasa mau kamu ?" Tanya Hana sambil memanasi Nanda supaya lebih bertindak, masa kalah sama cewek seperti dirinya yang sudah menyatakan cintanya kepada seseorang, Ahh.. Hana jadi malu mengingatnya.

"Aku belum percaya diri"

"Nan, penampilan kamu sudah lumayan bagus loh, kamu nggak seperti dulu lagi, percaya deh sama aku sahabat cantikmu ini"

"Iya.. iya tapi aku nggak seperti kamu yang kepedean"

"Biarin kepedean yang penting perasaanku plong, toh. nggak ada salahnya perempuan menyatakan cintanya lebih dulu, aku gak menyesal sama sekali. benaran lega tahu" tegas Hana kembali menyemangati nanda.

Siapa HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang