Bab 9

4K 312 4
                                    

"Dasar pembohong.. sampai sekarang aku masih perjaka, katakan yang sebenarnya atau aku akan mencekikmu sekarang juga" ucap Arian tidak percaya omong kosong yang keluar dari mulut Arisa. Karena ia tidak menjadikan alkohol sebagai candunya, Arian tidak pecandu minuman alkohol seperti temannya Deny, walaupun mabuk Arian masih bisa sadar dan memahami situasi nya karena kadar alkohol yang diminumnya tidak terlalu tinggi.

"Kamu tidak suka mendengar pengakuanku Arian, bukannya kamu mencintai-ku.. seharusnya kamu senang mendengar kamulah yang mengambil keperawanan ku, tapi kenapa kamu malah terlihat frustasi dan takut Hana kecewa" tanya Arisa dengan senyum tertahannya karena bibirnya terasa sakit akibat tamparan yang arian berikan, bahkan hidungnya kini mengeluarkan satu tetes darah lagi.

"Aku sekarang bisa lihat perasaan kalian,, aku berbohong Arian, aku bohong, aku hanya ingin tahu perasaanmu kepadaku dan ingin tahu perasaan Hana kepadamu Arian"

"Brengs*k kamu Arisa, sudah aku katakan aku mencintaimu bukan Hana.. Aku hanya bersikap semestinya.. karena aku merasa tidak pernah menidurimu"

Rama tersenyum lembut menghampiri hana yang begitu tegang ditempatnya
"Hana.. ikutlah denganku balik ke kota. tinggalkan saja saudara aneh ini,, aku kaget mendengar ada saudara yang terang-terangan mengatakan cintanya" ucap Rama sambil menghusap rambut hana yang basah.

"Rama.. tapi aku tidak mencintai Arian, aku mencintamu Ram, jangan.. tinggalkan aku, sayang"

Hana bisa merasakan rasa sakit Arisa karena perlakuan Rama yang begitu lembut untuk dirinya.

"Mana Rama yang beberapa jam yang lalu? Kenapa sekarang perhatian kamu ke Hana si anak pembantu ini"

"Maaf Arisa.. aku tidak bisa lagi melanjutkan hubungan kita, lebih baik aku mempunyai kekasih seperti Hana ini, walaupun dia anak pembantu tapi tidak masalah"

Bug! satu pukulan kembali Rama dapat kan dari Arian.

Rama terpancing emosinya dan memukul Arian membabi buta.

"Rama lepas" teriak Hana menangis bahkan sampai histeris melihat Arian babak belur dihajar dan ditendang dengan brutal.

Arian meludahkan darah dari mulutnya lalu tertawa melihat Hana menghawatirkan dirinya.

"Hana.. kamu mencintaiku" tanya Arian menghusap lembut pipi Hana.

"Tidak" jawab Hana menggelengkan kepalanya sambil menangis.

"Kalau begitu ram, pukul aku lagi" pinta Arian.

"Jangan aku mohon" mata Hana memandang lekat Rama supaya tidak memukul Arian.

"Dari pada kamu mencintai Arian dan bersamanya lebih baik kamu bersamaku Hana"

"Hahaha.. tidak akan kubiarkan Hana denganmu Rama" Arian susah payah berdiri dan hampir terjatuh, Arian menarik tangan Hana supaya memapahnya mendekati Rama.

"Enak kamu ram.. sudah memasuki Arisa dan sekarang ingin berpacaran dengan Hana.. menang banyak kamu jika menjadi pria pertama untuk Hana" Arian yang mengerti isi kepala Rama. Sesama pria brengsek, Arian mengenal betul takbiat Rama, Rama melihat Hana penuh nafsu sama seperti dirinya.

"Kamu sama Arisa saja, aku sama Hana, lagian kamu kan cinta Arisa, jangan munafik jadi orang, bilang saja kamu cinta Hana juga"

"Aku Tidak cinta Hana, aku hanya ingin menjadi pria yang beruntung" Arian semakin menarik Hana kedalam dekapannya.

"Kalian ngomong apa sih?" Hana bingung melihat kedua pria ini.

"Mereka merebutkan kesucian kamu Hana"

"Bukannya kesucian wanita harus diberikan untuk suaminya, tidak boleh melakukan itu, haram hukumnya kata bi Sari, jadi harus menikah dulu baru boleh"

Arisa tertawa mendengarnya karena sudah jelas Hana akan mengatakan hal yang konyol seperti yang sering Hana katakan untuk dirinya.

Siapa HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang