Bab 16

3.4K 270 11
                                    

Setelah menampar, mencakar, menggigit pria itu.. disinilah Hana mengutuk dirinya sendiri, angin kencang menerbangkan rambutnya yang panjang, tubuhnya bergerak sesuai laju mobil pick up yang ia tumpangi menyelusuri pesisir pantai yang sudah Hana tempuh selama 4 jam lamanya dari padatnya rumah penduduk dan berganti dengan perpohonan kelapa sawit disepanjang perjalanan. Kira-kira lagi 2 jam lagi Hana sampai di kampung halamannya.

"Arian.. aku bodoh!
Kamu brngsek t-tapi tapi aku sayang kamu"

"Membenci dirimu sesungguhnya aku tak mampu" ucapnya lagi karena terbawa suasana karena pak sopir menyetel sebuah lagu jadul.. Hana semakin melow mendengar jelas lirik lagu itu karena sesuai dengan apa yang dia rasakan saat ini.

"Pak sopir, lebih ngebut lagi" teriak Hana kenceng.

"Sabar dek" jawab pak sopir yang memang melajukan mobilnya lumayan pelan karena ada sedikit insiden sapi tertabrak.

"Pak matiin lagunya atau setel lagu yang lain kek.. lagu anak-anak aja kalau ada" Request Hana membuat pak sopir menggeleng tersenyum merasa konyol.

"Atau lagu Korea aja yang gak bisa saya ngerti artinya"

Tapi tetap pak sopir melanjutkan urutan lagunya sesuai deretan yang ada.

Ting suara pesan masuk berkali-kali tapi Hana tidak menjawabnya.

Kamu dimana?

Balik sekarang.. kamu mau dipecat.. jangan membangkang

Kamu marah??

Kamu marah karena aku merobek bajumu.. nanti aku ganti..

Aku tidak merusakmu Hana.. jadi aku tidak perlu minta maaf..

Kamu seksi tadi. kamu menikmatinya kita sama sayang..

Sekarang pulang.. jangan ngambek aku gak galak lagi..

Pesan yang dikirim Arian. Hana diami dan Hana matikan handphonenya, toh sebentar lagi sinyal tidak akan sebagus wilayah yang Hana lewati ini.

"Aku mau pulang kampung Arian, aku tidak tahu mau balik atau tidak, iya aku marah, benci kamu dan benci diriku sendiri, jelas aku marah baju itu pemberian seseorang dan kamu seenaknya merobeknya.. tetap saja kamu telah melecehkanku dan aku munafik"

Walaupun ada perlawanan untuk mempertahankan dirinya dari serangan nafsu pria itu tapi Hana luluh juga.. Hana mengeluh mengapa ia mengalami hal ini.. memang terlihat gampang mengomentari wanita bodoh diluar sana karena seseorang pria dan sekarang dirinya sendiri yang mengalaminya terjerat akan pria yang ia cintai tapi orang itu tidak mencintainya.

Dan Arian tadi awalnya memang bersikap kasar tapi setelah itu Arian sangat lembut memperlakukannya bahkan Arian tidak menghindar ketika Hana memukulnya, menampar, menjambak, menggigit, Arian semakin semangat menjelajahi setiap inci tub*hnya.. Hana terpesona oleh Arian yang selalu memanggilnya sayang padahal Hana tahu Arian mengatakan itu ketika ada maunya saja. Sangat bodoh.

Maaf tuhan..

Maaf ibu..

Maaf bi sari..

Hana menghela napasnya berkali-kali menyesali perbuatannya, percayalah sesuatu hal yang salah itu pasti membuat kita rugi. Apalagi Hana seorang perempuan jika tidak bisa menjaga diri pasti akan berdampak buruk dikehidupnya kelak. dan bodohnya Hana tidak mikir belum tentu Arian akan menikahinya.

"Apa aku diam saja disini.. tapi setiap pergi dan pulang sekolah bakalan naik perahu bersama anak-anak pulau, kalau tinggal disini lagi aku bakalan belajar renang lagi" Hana ngeri mengingat waktu kecil dulu beberapa kali pernah tenggelam karena berusaha belajar renang supaya pintar renang seperti teman-temannya tapi tetap saja Hana seperti ibu-ibu pendatang yang tidak bisa berenang terpaksalah Hana hanya melihat-lihat saja keseruan teman-temannya dibawah pohon Asem.

"Terima kasih pak " ucap Hana ketika pak sopir menghentikan laju mobilnya karena perjalan Hana sudah sampai, Hana tersenyum memandang sebuah pulau kecil yang ada dihadapannya ini, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. untuk menuju kesana tentu Hana harus menggunakan perahu tapi tidak untuk saat ini karena hari sudah hampir gelap, akhirnya Hana beralih kerumah temannya untuk beristirahat dan esoknya Hana akan langsung mengunjungi makam ibunya untuk minta maaf.

Sedangkan Arian dikamarnya mendengus kesal karena Hana mengacuhkannya, Arian melempar handphone nya karena Hana tidak menjawab.. jelas karena Hana telah mematikan handphone nya.

"Gadis sialan kamu Hana.. susah di atur padahal aku tidak merusakmu.. sekalian aja tadi aku merusakmu sekali-kali kamu marah sama aku"

Arian semakin tertantang dan ingin membuat Hana jatuh cinta kalau jatuh cinta kepadanya Hana pasti akan menjadi pelariannya atau tepatnya budaknya. Apapun yang ia perintahkan Hana pasti akan menurut tidak kaya sekarang saat Arian menginginkan kehangatan arian harus babak belur dulu dihajar.

Tapi kemudian Arian tersenyum mengingat jika Hana tadi merespon perbuatannya. Tangan lembut Hana membelai rahangnya dengan mesra saat mereka berciuman dan tangannya juga meremas lembut rambut hitam Arian di saat Arian mencium bahunya dari arah belakang. Hana yang awalnya menolak jadi luluh juga seperti biasanya jika Arian ingin memesrainya.

"Dasar gadis munafik"

"Lihat saja nanti.. kamu pasti akan memohon-mohon untuk aku puaskan" Arian menekan dahinya yang memar karena tadi Hana memukulnya keras dengan botol parfum. dan bodohnya Arian membiarkan saja semua tindakan Hana yang bisa saja Arian membalasnya dengan memukulnya juga hingga pingsan. Karena Arian paling benci ketika dipukul. Baik tindakannya itu salah atau benar Arian tidak segan-segan akan membalas jika ada seseorang memukulnya walaupun itu seorang perempuan kecuali Lena mamanya dan Omanya Irma. Dari sebelas mantan pacarnya selama tiga tahun ini hanya delapan wanita yang Arian tampar karena sangat berani menamparnya dengan alasan Arian memutuskan hubungan mereka. karena Arian menjalin hubungan hanya iseng saja untuk dijadikan pelarian karena jelas di hatinya hanya ada Arisa tapi semenjak ada Hana kini Arian sudah sadar, dan memutuskan Hana saja satu-satunya yang menjadi korbannya.

Berpacaran dengan para mantannya dulu sangat membosankan.. Arian dengan teganya memutuskan hubungan yang tidak pernah berakhir lama itu hanya bertahan dua minggu disaat gadis-gadis itu sedang jatuh cinta kepadanya.

Tok tok tok

"Apa?" Tanya Arian ketus ketika membuka pintu karena sipenggetuk tidak berhenti-henti mengganggunya.

"Maaf tuan Arian" jawab bi sari tidak peduli saat ini sedang mengganggu tidur tuanya tapi bi sari yakin Arian pasti masih terjaga.

"Apa tuan Arian melihat Hana? atau tuan Arian tau dimana hana sekarang?"

Bi sari hanya diberi jawaban dengan suara pintu yang tertutup keras oleh Arian.

"Aku yakin besok Hana pulang" lalu Arian memejamkan matanya.

Tapi besoknya Hana tidak terlihat pulang dan hari esoknya juga lalu hari-hari berikutnya.

Apakah sekarang saatnya Arian cemas ?..

______________

Hana maunya tinggal di pulau atau balik lagi ke kota ?

Semangat.. Tinggalkan vote ya semoga masih betah bersama Hana dan Arian ini wkwk.

Siapa HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang