Hana menghapus air matanya mengingat ketika tadi ia dengan lantang mengatakan cintanya kepada Arian, tapi apa jawaban pria itu mampu membuat dirinya paham jika memang ia tidak bisa memperjuangkan kebahagiaannya.
Hana tidak bisa berbohong seperti waktu itu, ketika Arian menebak perasaan-nya Hana dengan cepat menyangkalnya, mengatakan sesuatu hal yang menyakitkan untuk didengar tapi jelas Arian tidak akan merasa sakit hati karena perasaan Arian tentu bukan untuknya. Kecuali jika Arian juga memiliki perasaan yang sama.
Sebelum Arian pergi melanjutkan pendidikan lebih tinggi, perasaan Hana tenang melihat Arian yang sudah mulai bangkit dari kepurukan-nya, hidup pria itu kacau ketika mengetahui Arisa hamil dan sudah menikah dengan Rama.
"Jaga diri baik-baik jangan mudah memberikan hal berharga pada dirimu kepada lelaki diluar sana, kecuali aku, Maaf Hana, aku telah menyakitimu"
"Hana kamu baik-baik saja?" tanya Nanda menepuk pelan bahu hana untuk menguatkannya.
"Aku ingat pesan dan ucapan perpisahan Arian untukku"
"Sabar Hana, kata orang kalau jodoh pasti bertemu" hibur Nanda dan Hana pasrah mendengar petuah yang menyesakan dada setiap orang itu.
"Iya.. Terima kasih Nanda, mulai sekarang! aku tidak menganggapmu teman lagi tapi naik level jadi sahabat, selamatnya" ucap Hana sambil menyalami tangan Nanda.
"Terima kasih hana, mulai sekarang kita fokus sekolah, fokus usaha kita yang dari nol ini, fokus dengan kegiatan kita bersama anak-anak jalanan"
-
-
-
-
"Katanya kamu mau ngajak Hana kenapa nggak jadi?" Tanya Deny sambil menutup pintu mobil."Hana masih kecil den.. belum saatnya aku rusak, dia masih sekolah, masa depannya harus lebih baik, kasihan dia juga sebatang kara" jawab Arian memang punya niat ingin membawa Hana bersamanya, tapi banyak hal yang perlu di pertimbangankan dan bisa jadi ketika Hana hidup bersamanya, Hana langsung hamil dan kerena itu jelas akan membuat Oma kecewa kalau gadis itu sampai putus sekolah gara-gara dia.
"Lah.. itu bibinya ada?"
"Bukan katanya"
"Terus Arisa?" Tanya Deny cemas-cemas melihat reaksi Arian.
"Aku mau move-on dari dia makanya aku jauh-jauh kuliah di negara orang" jawabnya dengan raut wajah hampa, bagaimana dia merasa terluka, dia begitu menjaga Arisa tapi Arisa akhirnya hamil juga anaknya Rama.
"Tenang.. nanti aku kenalin kamu sama sepupuku namanya malika, dia masuk tahun ini juga, sekalian aku titip dia, anaknya polos soalnya, ingat kamu jangan manfaatin dia kayak hana, kalau Hana tenang nanti aku jaga dia untuk kamu"
"Kamu mau nitip disaat aku butuh belaian" ucap Arian tidak mau kalah menggoda Deny.
"Awas saja kamu kalau sentuh Malika, aku bakalan adukan Hana"
"Makanya kamu jangan nitip dia, kalau kamu tetap kenalin dia terpaksa nasibnya sama persis kayak Hana"
Arian terdiam memikirkan perasaannya kepada hana sebenarnya perasaan seperti apa?? Ada rasa nyaman, Ada rasa ingin melindungi, ada rasa...
"Stop.. Arian jangan ingat Hana lagi" guman Arian sambil menggelengkan kepalanya mengusir bayangan Hana.
"Waduhh.. sudah gila, sudahlah balik saja sama aku, kuliah di negeri sendiri" Saran Deny melihat Arian seperti tidak cocok tinggal sendiri takut kewarasan sahabatnya semakin parah.
Sedangkan ditempat lain
"Sifa.. Sifa.." Hery selalu lirih memanggil nama wanita yang dicintainya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Hana
Ficção GeralHana hanya seorang anak pembantu tapi dia mengetahui rahasia Arian anak majikannya.. Arian yang mencintai Arisa--saudara kembar pria itu sendiri. Lalu ada insiden dimana Arian dan Hana dijodohkan..