Bab 19

3K 221 5
                                    

Setelah beberapa menit menangis karena tindakan Lena yang melukai fisiknya, Hana melahap 2 soto ayam mangkuk besar tanpa tersisa, Tidak ada yang bisa menghibur suasana hatinya. Bi sari pulang kampung menemui keluarganya dan Oma irma mengikuti tuan Hery bekerja di negara kedua mereka, Siapa yang membelanya tidak ada.

"Hana.. apa yang terjadi dengan wajahmu?" Ferdy tiba-tiba datang dan duduk di samping Hana, wajah tampannya terlihat prihatin melihat lebam di bawah mata Hana dan sudut bibir yang terlihat sobek, Ferdy jelas bisa menebak gadis cantik ini berkali-kali kena tamparan.

"Di pukulin ibu tiri" jawabnya sambil mengambil es kelapa yang berada disamping Nanda.

"Seriusan Hana?" Ferdy kesal melihat Hana hanya fokus dengan makanan, apakah ini semenjak dia menyatakan cintanya sekarang hana seperti menjaga jarak.

"Katakan Siapa dia? aku akan membalas perbuatan kejinya"

"Nanda.. tolong pesanin jus melon SEKARANG" pinta Hana karena sudah terbiasa di layani dengan Nanda.

"Apalagi Hana? akan aku belikan biar sekali-kali" ucap Nanda kelelahan sudah bolak-balik diperintah oleh Hana ke gerobak satu ke gerobak lainnya.

"Dia bukan kekasihmu Hana,, aku tahu dia hanya temanmu, tapi jika kamu terus-terusan bersamanya apalagi ketergantungan dengannya, temanmu ini bakalan kena jahilan terus dari para penggemarmu" kata Ferdy membalikan arah pembicaraan lalu Hana menghentikan aktivitas kesukaan mulutnya, lalu menoleh kearah Nanda.

"Benarkah itu Nanda? Karena aku kamu suka di jahilin" Hana sedih membayangkan jika itu terjadi, Kasihan sekali teman nya ini.

"Tidak apa-apa Hana, aku sudah terbiasa di isengin, walaupun aku menghindarimu sama saja aku akan tetap kena ejekan"

"Nanda.. ikut bersamaku daftar karate di sanggar milik ayahnya kurnia ya? aku gak mau ya kamu hanya diam saja diperlukan tidak mengenakkan seperti itu, jika kurnia, April dan Fitri mungkin aku gak sekhawatir ini, tapi ini masalahnya para pria mereka pasti main tangan"

Hana menghela napasnya ketika melihat Nanda tersenyum bukan alih-alih takut.

"Kalau kita belajar bela diri, kita pasti bisa mukul siapa saja yang jahat sama kita, apalagi tadi saat Arian menghinamu, bisa saja kamu membalasnya, gak cuma diam saja ketakutan, jadi mereka semakin keterlaluan" Hana memberikan pemahaman pada Nanda walaupun ia sadar Nanda dan dirinya sendiri memiliki persamaan.

Ferdy yang melihat interaksi Hana dan Nanda sangat cemburu melihat kedekatan mereka, shit! dirinya yang berwajah tampan kalah dengan tampang wajah pas-pasan.

"Sudah Hana.. jangan khawatirkan Nanda, khawatirkan dirimu sendiri"

"Aku baik-baik saja, nanti juga sembuh" jawab Hana kembali melahap makanan yang sudah tersaji didepannya, Hana memakan makanan ini bukan untuk melampiaskan rasa sedih dan kesalnya tapi Nanda berbaik hati meneraktirnya, Hana bersyukur punya teman lelaki seperti Nanda yang peka mengerti keadaanya.

"Hana, jawab pertanyaan aku siapa yang melukaimu sampai seperti ini, Ibu tiri yang mana? setahu aku! kamu tidak mempunyai keluarga"

"Ayo.. nan kita pulang aja"

"Kalian aku antar"

"Makasih kak Ferdy tapi kita gak searah, aku mau nginep di kosannya Fitri" Hana berdiri dari duduknya menepuk bahu Nanda memberi kode untuk membayar makanan disalah satu warung bakso.

"Hana.. apa mungkin yang melakukan ini si gila Arian, pasti dia kan? Makanya kamu gak berani pulang" Tebak Ferdy mengingat tadi Hana sempat menyinggung arian.

"Kalau dia melukai kamu.. kamu tinggal sama aku saja ya"

Tiba-tiba orang yang Ferdi curigai tersenyum sinis sambil menatap Hana dan Ferdy bergantian.

Siapa HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang