Bab 5

5.9K 373 3
                                    

Arian mencari keberadaan Hana di setiap ruang apartemen, seperti orang gila Arian berbicara sendiri untuk menakut-nakuti Hana supaya keluar dari persembunyiannya.

Arian tidak menemukan Hana.. tentu saja tidak akan bisa menemukan hana, karena Hana kini sedang berada dikamar tidurnya bersama bi Sari.

Hana bisa keluar dari apartemen Arian dengan kegigihannya mencari sesuatu yang bisa membuka pintu, Hana mencari kunci apartemen disetiap sudut kamar Arian dan kunci itu ketemu di bawah keset yang Arian letakan didepan pintu keluar apartemen.

"Hana..  mau kemana?" tanya bi Sari.

"Haus bi" jawab Hana yang selalu lupa membawa air minum ke kamar, bukan hanya air yang Hana butuhkan tapi perutnya lapar minta diisi.

Hana mencari makanan didalam kulkas khusus persediaan makanan majikannya, Hana tadi sempat kedapur khusus pelayan tapi tidak menemukan makanan.

Hana merinding didapur karena merasa diawasi, ketika membalikan tubuhnya, wajah tampan Arian sudah meneliti penampilan Hana dari kaki hingga ke ujung kepalanya.

Hana menelan ludahnya melihat tampilan Arian yang berantakan, seketika rasa takutnya menyerah.
"Tuan Arian.. kenapa ada disini?"

"Ini rumahku, kenapa? kamu ingin mengusir ku dari sini" tanya Arian sambil menikmati wajah Hana yang takut akan dirinya.

"Tidak.. tidak" jawab Hana lalu segera kembali kekamar sebelum kesadaran Arian kembali, Arian tampak linglung berada di posisinya.

Arian memutuskan untuk kembali tinggal dirumah ini, karena tinggal di apartemen banyak hal yang ia lewatkan, bukannya bisa berhenti mencintai Arisa malah mendapat kabar buruk tentang perjodohan Arisa
"Setidak jika aku ada disini, aku bisa mengacaukan rencana perjodohan itu"

Arian tidak menuju kamarnya melainkan kekamar Arisa.
hati Arian menyakinkan jika Arisa juga mencintainya tapi sial karena mereka bersaudara, itu kesannya sangat menjijikan.

Jika mereka ternyata bukan saudara kembar.. Arian yakin jika Arisa tidak akan menolak pesonanya.

Arian mengendap-endap memasuki kamar Arisa untuk menikmati wajah tidurnya.

"Arian" panggil mamanya yang baru keluar dari kamar mandi.

"Mama tidur dengan Arisa?" tanya Arian dan Lena mengiyakan.

"Kenapa? kamu berada dikamar adikmu"

"Hanya merindukannya" ucap Arian tersenyum kearah Arisa dan perasaan Lena semakin curiga tapi menolak pemikiran itu, tidak mungkin kan Arian menyukai Arisa pikir Lena saat ini.

"Ya sudah.. sana tidur besok kamu sekolah" Lena sengaja memutuskan pembicaraan ini, Lena hanya takut mengetahui hal buruk.

"Iya mah.."
Setelah mendengar ucapan selamat tidur dari Lena. Arian keluar.

Arian dan Hana tidak bisa tidur mereka berada dikamar masing-masing tapi saling memikirkan.

Hana gadis itu memang sudah ada pikiran Arian.. tapi Arian yakin jika Hana tidak cocok dengannya apalagi status Hana hanya anak pembantu.

Hana memikirkan Arian bukan karena mencintai pria tampan itu, tapi Hana merasa takut tidak bisa menjaga diri-nya jika Arian kembali tinggal disini.
-
-
-
-
-
"Hana.. biarkan bibi saja yang cuci piring, kamu tidak pantas melakukannya"

"Semua orang pantas melakukan pekerjaan ini, siapa Hana? dirumah ini kan hanya asisten rumah tangga"
Hana mengingatkan bi sari yang  Mungkin lupa akan perannya.

"Tapi bibi tidak ingin kamu mengerjakan semua ini" hana selalu mendengar bi Sari memintanya untuk tidak melakukan pekerjaan, padahal semua inikan termasuk tugasnya sebagai pembantu dan Hana tidak ingin makan gaji buta.

Siapa HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang