"Hana.. Hana.. bangun" Arian menepuk pipi Hana lumayan keras supaya terbangun dari tidur siangnya.
"Arian.. ada apa?"
"Mau ikut, mendaki bukit itu" tunjuk Arian ke bukit yang tingginya 1670 mdpl yang berhadapan langsung dengan kamarnya.
"Kesana.. tapi apa bisa"
"Pasti bisa, kamu kuat"
"Iya aku kuat, tapi kamu kan lagi sakit" Hana melihat Arian kesal karena diremehkan.
"Aku cowok Hana, lagian ini luka kecil, aku sudah pernah kesana, dan sekarang aku ingin kesana lagi"
"Tapi kenapa mendadak sekali, aku belum siap Arian"
"Tenang saja.. semua sudah aku urus, kamu tinggal ikut saja"
"Kalau aku nolak boleh" tanya Hana dan Arian mendengus kesal.
"Ya sudah.. aku berangkat sendiri, kamu jangan cemburu nanti.. aku bisa melihat hamparan awan, bisa lihat petak-petakan warna warni perkebunan dan dari atas aku bisa merasakan arti hidup"
"Arian" tahan Hana memegang tangannya "Jangan mendaki sendiri, bahaya!! nanti kalau terjadi apa-apa disana, bagaimana?"
"Makanya kamu ikut.. tadinya aku berniat mengajak Arisa kesana.. tapi karena kamu, aku teralihkan dan tidak sadar kalau Arisa sudah pulang bersama Rama"
-
-
-
-
Dan disinilah Hana berada dibelakang Arian yang sudah mengurus semuanya.. Hana setuju karena Hana tergiur dengan cerita Arian dan terlebih-lebih khawatir jika Arian mendaki sendirian, Arian pria itu nekad sekali.. jika sudah berkeinginan pasti susah dicegah.."Tenang saja Hana.. kamu tidak akan menyesal nantinya kalau sudah diatas bukit, terlebih kamu mendaki bersamaku.. pria tertampan disekolah
Semua wanita penggemarku pasti iri sama kamu yang aku istimewakan"Hana tidak bisa menahan senyumnya mendengar Arian.
"Kamu jangan kegeeran.. istimewa maksudku karena kamu wanita pertama yang aku ajak mendaki"
"Aku kegeran?? Bukannya kamu yang kegeeran atau lebih pasnya sangat percaya diri mengaku pria tertampan disekolah"
"Memang itu faktanya"
Arian menarik tangan hana setelah mendapatkan persetujuan dari pihak terkait
"Sudah ayo kita mulai jalan, berbicara terus nanti kita tidak jadi mendaki"Respon Hana kembali
menarik tangan Arian..
"Kita belum berdoa, berdoa dulu supaya perjalanan kita lancar dan kita selamat""Baiklah" Arian lalu memimpin doa dan kemudian berakhir setalah Hana mengaamiinkan.
Perjalanan mereka start jam 3 siang, Hana membawa tas lumayan kecil yang isinya perlengkapan makanan dan perlengkapan medis kesehatan seperti obat-obatan dan sedangkan yang berat dibawa oleh Arian..
Hana berpikir sangat susah mendaki tapi melihat trek didepannya termasuk kategori ringan hanya jalur tanah berbatu, ternyata bukit ini cukup mudah untuk didaki..
"Jangan senang dulu" ucap Arian yang sudah menebak pemikiran Hana.
"Kenapa memangnya" tanya Hana takut jika Arian sebenarnya berniat jahat dan ternyata membohongi nya.
"Ayo jalan kenapa diam" tanya Arian melihat kecemasan Hana.
"Kamu gak berniat burukkan"
"Astaga.. Hana, ini alam kamu masih saja berpikir negatif, dari villa aku kan sudah bilang.. kita akan mendaki bukan mau macam-macam"
"Terus kenapa kamu meminta ku untuk tidak senang, terus katamu yang mendaki bukan hanya kita berdua, tapi aku tidak melihat tuh grup pendaki lain"
"Astagaa.. Hana kita baru beberapa menit berjalan kamu kira ini mall yang setiap kita jalan bertemu orang"
Hana membenarkan ucapan Arian sebagai orang pertama kali mendaki Hana mulai percaya dengan Arian yang sudah berpengalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Hana
Ficción GeneralHana hanya seorang anak pembantu tapi dia mengetahui rahasia Arian anak majikannya.. Arian yang mencintai Arisa--saudara kembar pria itu sendiri. Lalu ada insiden dimana Arian dan Hana dijodohkan..