Bab 14

3.1K 256 10
                                    

Tok tok tok

Arian menelan ludahnya melihat Hana dengan kulit yang berminyak sehingga membuatnya berkilau berseri-seri, Sedangkan hana. masker bengkoang yang sudah kering di wajahnya seketika retak karena melihat Arian berada di depannya sedang memandang dirinya dengan pandangan yang sangat intens. Aah.. ini pasti karena ia menggunakan baju yang tipis dan lumayan transparan sehingga membuat tubuhnya yang sudah ia Balur dengan minyak zaitun terlihat jelas oleh Arian.

Tadinya Hana pikir yang mengetuk pintu adalah bi sari. mana kepikiran jika Arian mau mengingjakan kakinya ketempat ini.

Brak.. suara bantingan pintu kembali ditutup dengan keras siapa lagi yang melakukannya jelas anak pemilik rumah ini..

Hana menghela nafasnya menyadari matanya seakan tidak ingin lepas memandang wajah arian, terkunci dititik pokus mata pria itu tepatnya..

Ceklek

"Hana.. setelah ini masuk
ke kamarku Tolong pijit tubuhku dengan tangan lembutmu itu"

Hana menghusap tengkuknya merinding melihat Arian mengendus-ngedus memejamkan matanya sebelum menutup pintu lagi.

"Dasar cowok aneh, seharusnya minta pijit dengan tukang pijit, tanganku mana berasa di tubuh kekarnya"

Bingung!! karena jelas Hana khawatir bersama Arian, kemungkinan bisa saja terjadi jika mereka hanya berdua dikamar, Kalau bukan karena kedinginan diatas bukit.. ia tidak bakalan mau mendekap nyaman berada dipelukan pria menyebalkan itu, Tapi..

Walaupun pria itu menyebalkan baru saja arian menutup pintu, hana merasa kehilangan.. andai Arian kembali membuka pintu Hana akan langsung memeluknya, Hana mulai menyadari jika ia mulai menyukai Arian semenjak arian menariknya ke dalam air, ketika mereka bersamaan menyelam.. ia merasakan ada desiran-desiran aneh dan Hana sudah paham jika ia sudah berada di situasi tidak amannya.

Dibalik pintu Arian mengerang.. ingin sekali membuka pintu dan melihat kulit gadis itu lagi.. sungguh sangat menggiurkan, Arian sampai menggigit tangannya sendiri untuk menghilangkan pikiran kot*rnya.. ahh tidak sabar menunggu Hana dikamarnya..

-
-
-
-

Esok harinya.. Hana tidak sekolah karena badannya masih terasa sakit, Hana dikamar merasa makan gaji buta karena dari kemarin hanya berdiam diri dikamarnya.. Ia lalu menuju ruang keluarga dan melihat Arisa membaca buku dan ada oma yang sedang dioleskan ramuan oleh bi sari.

Brak

Hana melihat Arisa melempar novel yang seminggu dibelinya, arisa nampak sangat kecewa dengan ending dari novel yang di belinya, karena alurnya bertema penghianat seorang suami kepada istrinya, tidak lupa arisa mengutuk tokoh pelakor yang sangat tidak tahu malu merebut suami orang dengan alasan cinta.

"Mendapatkan cinta haruskan dengan merebut suami orang" ucap Arisa dengan lantang dan Hana semakin menuduk karena merasa tersinggung.

Suara Arisa menggangetkan lena yang kebetulan baru pulang, bagaimana tidak kaget! Arisa dari sebelum kiriman paket bukunya datang, mereka mendengar arisa selalu mengeluhkan paketnya lama datang dan ketika novelnya datang Arisa selalu memeluk-meluk novelnya dan sekarang novelnya sudah rusak terbelah dua akibat hempasannya.

"Ada apa sayang, kenapa bukunya dilempar, mama kan belum baca" tanya Lena menghampiri putrinya.

"Nggak usah dibaca, bikin sakit hati ma.. ceritanya tentang suami yang tidak setia dan wanita murahannya, arisa nyesel baca bab kelanjutan ceritanya, mengingat kejadian saat wanita murahan itu mengungkapkan perasannya ke-bosnya, aku tidak akan pernah Sudi mengungkapkan perasaanku ke pria yang sudah mempunyai istri, walaupun andai arisa mencinta pria beristri, lebih baik arisa menyimpan perasaan ini dalam-dalam dari pada menjadi pelakor laknat"

Siapa HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang