P.

342 25 2
                                    

Kini usia kandungan Eunha memasuki 6 bulan, teror itu masih terus berlangsung, Eunha sebenarnya mulai terbiasa tapi ia tetap waspada, Karna ini sudah terjadi sangat lama, takutnya akan terjadi hal lebih bahaya, dan sudah sebulan penuh Mingyu belom menemukan tanda-tanda siapa pelakunya.

Mingyu, polisi, dan bodyguard papa Kim, masih terus mencari dan mengumpulkan bukti-bukti yang sudah ditemukan.

Malam ini Mingyu menerima paket itu lagi, ntah apa yang dipikirkannya, Mingyu mengikuti si kurir paket ini sampai parkiran, dan ia melihat si kurir ini mendatangi dua orang wanita sedang berdiri disamping mobil.

Mingyu berusaha untuk melihat siapa wanita tersebut, dan ya, dia melihat wajah salah satu wanita tersebut. Ia merasa sepertinya pernah melihat wanita itu tapi dimana?, Dan ciri-cirinya persis sama yang dibilang dua wanita di kantor polisi sebulan yang lalu. Memiliki gigi kelinci dan wanita satunya lagi itu berambut pendek.

Ga lama tiga orang ini pergi dengan satu mobil yang sama ntah kemana, tapi Mingyu langsung menuju mobilnya yang terparkir lalu mengikutinya dari belakang.

Sebuah bangunan tua yang tidak berpenghuni, yang tiga orang ini tuju. Mingyu tidak memberhentikan mobilnya dekat dengan mobil wanita itu, ia turun dari mobil dan berjalan kearah bangunan itu. Ia melihat beberapa orang di dalamnya, dua orang wanita, dan tiga orang pria. Mingyu berusaha menguping apa yang mereka bicarakan.

“misi selesai bos”. Ucap kurir itu.

“bagus, nanti gue lapor ke bos Mina”.

“tunggu apa?... Mina?”. Gumam Mingyu.

“bos sampe kapan kita melakukan misi ini?”.

“sampe bos Mina menyuruh kita mengganti misi”.

“gue denger akan ada misi dimana kita akan membunuh wanita itu. Tapi itu baru pertimbangan”.

Mingyu membelalakkan matanya, tangannya mengepal kuat. “BANGSAT!!”. Gumam Minggu.

“oh ya?, Gimana nanti kalo kita ketawan dan polisi nyari kita?”.

“ga usah takut, polisi ga akan pernah menemukan kita, Karna ga ada yang tau keberadaan kita disini”.

“SORRY TAPI GUE TAU YA BAJINGAN!!”. Gumam Mingyu.

“yaudah lo boleh istirahat”.

Mingyu pun akhirnya meninggalkan tempat itu dengan keadaan emosinya yang diujung tanduk, ia ingin melaporkan ini tapi ia juga ingin melihat dulu misi mereka selanjutnya.

Jadi Mingyu lebih milih balik ke apartnya, meredakan emosinya, dan pergi tidur walaupun ia masih aja kepikiran.

Kalau nanya Eunha dimana, dia lagi ada di rumah Sowon sama yang lain, nginep gitu. Ya Mingyu ngizinin aja, toh dia lagi pengen sendiri, sambil terus berpikir, mencari tau, menelpon papa Kim. Jadi Eunha ga akan tau semua ini.

~~~

“gimana nginepnya seru?” tanya Mingyu saat menjemput Eunha.

“eumm! Seru banget. Malem pada cerita-cerita gitu".

“oh ya?, Pasti seru banget itu”.

“eumm!. Maaf ya malem kamu jadi sendiri di apart”.

“gapapa sayang, kan aku udah izinin, jadi itu artinya aku gapapa sendirian”.

“hehe makasih sayang”.

“sama sama sayang”.

Seketika suasana mobil hening, Mingyu yang sibuk nyetir, dan Eunha yang lagi makan.

Mianhae [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang