Part 1

1.3K 92 24
                                    

Selamat datang di cerita pertama aku🤗







Happy Reading ya💜

Bolehkah aku meminta kepada Tuhan, agar Tuhan menjadikan pertemuan pertama kita menjadi awal dari kisah cinta kita? memang terdengar seperti sebuah candaan, tapi aku menginginkan hal itu. -Meidiana Amanda.

Now play👉 Cha Eun Woo - Love So Fine






Meidiana Amanda lebih akrab disapa Ana, mulai saat ini ia memilih untuk tinggal di Ibu kota karena mendapatkan beasiswa disalah satu sekolah favorite di sana dan meninggalkan orang tuanya yang Berada di desa.

Ana menempati rumah barunya yang berada disalah satu komplek perumahan yang sudah dibelikan orang tuanya, letaknya juga tidak terlalu jauh dari sekolah barunya.

Hari ini Ana memutuskan untuk pergi menggunakan motor matic miliknya menuju sebuah Pusat Perbelanjaan Kota untuk membeli perlengkapan alat tulis sekolah karena besok adalah hari pertama untuk Ana memasuki sekolah barunya.

Ana menyusuri kota Jakarta dengan bantuan aplikasi GPS dikarenakan Ana yang belum faham jalanan di ibukota yang mulai saat ini akan menjadi tempat tinggal sementaranya mungkin bisa aja untuk selamanya.

"Huft,akhirnya sampe juga." gumam Ana setelah melepaskan helm dari kepalanya.

Setelah Ana memarkirkan motornya, ia segera memasuki Mall itu dan segera mencari toko buku dan tidak butuh waktu lama untuknya sampai saat ini Ana sudah berada di toko buku, saat Ana sedang fokus mencari buku yang ia inginkan sambil berjalan dan tiba-tiba ia menabrak seseorang.

Brukkkk....

"Aduh..." pekik Ana karena merasakan kepalanya yang tengah tertunduk menabrak punggung seseorang.

Ana mengusap jidatnya lalu mendongak dan mendapati seseorang yang tadi ia tabrak punggungnya tetapi seseorang itu kini telah berbalik ke arahnya dengan otomatis Ana melihat wajah orang itu, Ana tercengang saat melihat ketampanan seseorang yang dihadapannya ini yang ternyata adalah cowok ganteng bisa dibilang standar kriterianya.

"Gila woy demi apa gue ketemu Cogan, fiks dia jodoh gue yang dikirim Tuhan." pekik ana dalam hati dengan wajahnya yang masih setia menatap cowok ganteng didepan nya ini.

"Ekhmm, belum puas lo liatin muka gue?" ucap cowok itu dengan nada dingin.

"Eh iya itu anu maaf kak, aku gak sengaja." jawab Ana yang tengah gelagapan merasa salah tingkah karena ulah ucapan cowok didepan nya ini.

"Lain kali jalan pake mata jangan nunduk terus." ucap cowok itu santai kemudian berlalu dari hadapan Ana.

Ana mendengus kesal karena sebenarnya ia sangat tidak terima atas perkataan cowok tadi "Ganteng-ganteng kok jutek sih." ucap Ana bermonolog.

Sebelum pria itu jauh dari pandangan nya, Ana membalikan badannya Ia berteriak kepada cowok itu "Nama kamu siapa? kalo nama aku Ana." ucap Ana sedikit teriak yang sepertinya tidak akan mendapatkan jawaban, malah cowok itu sepertinya tidak ada niat untuk meladeni Pertanyaan Ana.

"Cihh apaan sih tuh cewek." gumam si cowok yang belum diketahui namanya sembari melanjutkan langkah kakinya.

Ana merasa penasaran karena ia tidak sempat berkenalan dengan cowok tadi sampai hal itu pun terus terngiang-ngiang difikiran Ana sampai keranjang belanjaan yang digenggamnya saat ini sudah dipenuhi oleh belanjaannya.

Merasa kebutuhannya sudah lengkap berada dikeranjang belanjaannya, Ana langsung buru-buru berjalan menuju Kasir untuk membayar, setelah itu Ana melangkahkan kakinya keluar dari Mall itu dan ia segera menuju tempat parkir untuk mengambil motornya, sialnya cowok yang tadi belum diketahui namanya masih terus terngiang-ngiang dikepala Ana sampai saat ini.

"Oke gapapa kali ini dia gak mau kenalan sama Ana, tapi nanti kapan-kapan harus ketemu lagi dan dia harus mau kenalan sama Ana." gumam Ana sambil menjalankan motornya menuju arah pulang.

***

Senin pagi, Ana sudah siap dengan mengenakan seragam baru yang sudah melekat ditubuhnya dan sedikit polesan bedak diwajah cantiknya serta lipstick warna senada dibibirnya.

Melihat pantulan dirinya dicermin meja rias, Ana bergumam antusias sambil menata rambutnya, "Oke, Ana udah keliatan cantik, saatnya pergi ke sekolah,huft demi apapun Ana udah gak sabar banget!"

Ana berjalan menuju depan rumah, ia memakai helm lalu menaiki motornya yang sudah terparkir didepan halaman rumahnya tidak lupa sebelumnya ia sudah memastikan rumahnya terkunci, kemudian ia segera meninggalkan pekarangan rumahnya menuju kesekolah barunya, Ana menjalankan motornya dengan standar rata-rata agar tidak telat menuju sekolah juga mementingkan keselamatannya.

Sesampainya didepan gerbang sekolah barunya yang bernama SMA Pelita Bangsa, Ana segera memasukinya dan memarkirkan motornya ditempat parkiran yang disediakan sekolah setelah itu Ana berjalan menyusuri koridor sekolah mencari ruang kepala sekolah namun tak kunjung ia temukan, Ana merasa menyerah dan memutuskan untuk bertanya kepada seseorang yang berada disampingnya yang tengah membaca buku dengan serius dan tenang.

"Maaf kak kalo ruang kepa..." ucap Ana yang terpotong ketika orang yang ia tanya berbalik dan dia adalah, yap betul orang kemarin yang ia temui di toko buku.

"Iya kenapa?" orang yang Ana tanyai malah bertanya balik kepadanya, sepertinya cowok dihadapannya ini tidak mengingatnya apa mungkin hanya belum menyadari siapa Ana?

Ucapan cowok itu berhasil membuyarkan lamunan Ana dan Ana kembali mengulang pertanyaan yang sempat terhenti tadi "Itu kak, ruang kepala sekolah dimana ya?"

Bukannya menjawab pertanyaan Ana cowok yang belum ia ketahui namanya itu malah meninggalkannya begitu saja sontak membuat Ana mendengus kesal sambil memakinya pelan tapi karena ia tak tau akan kemana lagi, Ana memutuskan untuk mengikuti cowok yang tadi meninggalkannya itu, "Dasar cowok aneh, kulkas berjalan, dari kemaren hoby banget ninggalin Ana gini untung cogan." gumam Ana pelan.

"Gue denger ya lo ngomong apa." ucap cowok itu sambil tetap melangkahkan kakinya.

"Kok bisa kedenger sih, padahalkan tadi Ana ngomongnya pelan loh." pekik ana dalam hati merasa heran sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Maaf Kak hehe." ucap Ana.

"Gue gak pikun soal lo, lo yang kemaren di toko buku itu kan?" ucap cowok itu dengan nada dinginnya.

Jelas hal itu membuat Ana memekik kegirangan karena cowok yang kemarin ia sebut si cogan Jodohnya ini masih mengingatnya. Namun tiba-tiba cowok didepannya berhenti membuat Ana kebingungan dengan ekspresi seakan ia sedang bertanya-tanya.

"Kak, kok berhenti sih?" tanya Ana heran.

"Udah sampe, lo tinggal masuk aja gue ke kelas dulu soalnya udah bunyi bel masuk" ucap cowok dingin itu sebelum pergi. Namun tiba-tiba ia berbalik badan menghadap Ana, "Nama gue Elio." lalu cowok yang kini sudah diketaui oleh Ana yang ternyata bernama Elio itu berlalu pergi dari hadapan Ana.

Belum sempat Ana mengucap kata terimakasih, Lagi-lagi ia sudah ditinggal pergi oleh Elio, tapi kali ini terdapat hal yang bagi Ana adalah sebuah kebahagiaan yaitu ia sudah mengetahui nama cowok itu, Elio.

"Benerkan apa yang Ana bilang kemaren dipertemuan kedua Ana bisa tau nama dia." pekik Ana kegirangan namun tetap memelankan suaranya karena jika ia mengeraskan suaranya bisa-bisa dia dikira orang gila walaupun ditempat ini agak sepi, Setelah itu Ana melangkahkan kakinya memasuki ruangan kepala sekolah yang berada dihadapannya itu.























Jangan lupa vote dan komentarnya ya💜
Next part👋

AZATALILY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang