Part 45

100 8 18
                                    

Happy Reading!!!



































Keheningan terjadi diantara Reza, Elio.dan Ana seketika handphone milik Elio berbunyi memunculkan nama Fanka menelfonnya tanpa basa-basi lagi Elio langsung menerima telfon itu.

Fanka is calling

Kenapa Fan?

Raf, ada dimana?

Dirumah sakit nungguin Rio

Sendirian?

Ngga, disini ada Ana sama Reza

Gue mau kesitu juga dong, jemput gue ya

Oke, gue otw kesana

Makasih, gue tunggu ya

****

"Za, gue jemput Fanka dulu ya." ucap Elio.

"Iya, hati-hati lo." ucap Reza.

"Iya." ucap Elio kemudian ia berlalu dari hadapan mereka.

"Lo masih berharap sama El kan Na?" ucap Reza setelah Elio pergi.

"Ana masih ngerasa semuanya belum berakhir, Ana belum bilang apa-apa sama kak El abis kejadian sore itu, Ana waktu itu kebawa emosi." ucap Ana sambil menahan tangisnya.

"Gue yakin Na kisah kalian belum usai sampe disini kalian pasti bisa kembali bersatu lagi." ucap Reza.

"Kak El udah bisa deket sama Fanka mungkin dia sekarang udah mulai mau coba buka hati buat dia." ucap Ana lirih.

"Elio cuma butuh waktu Na, gak gampang buat siapa pun bisa berpaling dalam waktu yang cukup singkat, apalagi seorang Ravelio berpaling ke Fanka, gak mungkin banget." ucap Reza.

"Doain aja kak, Ana juga masih berharap gitu soalnya." ucap Ana tersenyum kepada Reza.

"Pasti gue doain." ucap Reza.

Tidak lama dari itu Elio datang bersama Fanka, Elio yang tidak lagi terlihat tidak nyaman ketika berjalan beriringan bersama Fanka seseorang yang pernah dan masih menyukainya sampai saat ini, melihat pemandangan itu tentu saja membuat hati Ana merasa sakit begitu pula dengan Reza.

"Hai Fan." ucap Reza menyapa Fanka.

"Hai Za, eh ada Ana juga." ucap Fanka.

"Hai kak." ucap Ana datar.

"Hmmm Ana pulang dulu kalo gitu ya." ucap Ana, daripada ia harus melihat pemandangan yang tidak mengenakan nantinya lebih baik ia pulang terlebih dahulu.

"Lo pulang sama siapa?" tanya Reza.

"Naik taksi." jawab Ana.

"Pulang sama gue aja Na." tawar Reza.

"Kakak mau pulang juga?" tanya Ana.

"Nggak sih, tapikan daripada naik taksi." Ucap Reza.

"Ana naik taksi aja gapapa kok, duluan semuanya." ucap Ana, kemudian berlari meninggalkan Reza, Fanka dan Elio. Ana tidak kuat lagi menahan tangisnya untung saja saat ia berlari ke arah jalan langsung ada taksi yang menghampirinya kemudian Ana langsung memasuki taksi itu.

"Mau kemana mba?" tanya supir taksi itu kepada Ana.

"Jalan Mawar no.06 pak." jawab Ana sambil menghapus airmatanya.

Ana menikmati perjalanannya dengan melihat pemandangan sore kota Jakarta, Airmatanya terus mengalir karena tidak lagi tertahan sampai ia sampai dirumahnya.

AZATALILY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang