Part 36

95 14 10
                                    

Happy Reading!!!






Saat ini Ana, Nadin dan Deraz sudah sampai dirumah sakit, mereka langsung menuju ke ruangan Elio, saat ini disana sudah terdapat Raisa yang duduk bersama Rafael juga ada Gera.

Ana tersenyum smrik merasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengintrogasi Gera, Ana pun langsung menghampiri Gera sementara kedua orang tuanya menghampiri Raisa, "Kak Gera, Ana nanti mau ngomong jangan kemana mana ya " bisik Ana.

"Mau apa? " tanya Gera heran.

"Sesuatu ntar Ana bilang " ucap Ana sementara Rafael menakut nakuti Gera yang tengah kebingungan jelas saja Rafael faham apa yang akan Ana katakan nanti. Kemudian Raisa mengajak kedua orang tua Ana dan Ana untuk masuk ke ruangan Elio. Raisa kembali keluar ruangan setelah mengantarkan Ana dan orang tuanya memasuki ruangan Elio.

Semalam juga Ana sempat membuat salad buah untuk Elio yang saat ini dipegangnya, "Hai " ucap Ana saat mendapati Elio yang tengah berbaring.

Elio bangun dibantu Ana lalu menyalimi punggung tangan orang tua Ana, "Tante, om " sapa Elio ramah.

"Gimana keadaan kamu El? " tanya Nadin.

"Baik tante, nanti sore juga El udah boleh pulang tan " ucap Nadin.

"Oh syukur deh kalo gitu " ucap Nadin sambil tersenyum.

"Temen Ana? " tanya Deraz.

Disini Elio diam karena ia mengingat perkataan Ana kemarin tentang sikap papanya, "Pac... " ucap Elio.

"Iya pah temen, kita temenan " ucap Ana memotong pembicaraan Elio.

"Emang kalian belum official? " bisik Nadin kepada Elio.

"Udah tante " bisik Elio, kemudian perhatian Elio beralih kepada Deraz.

"Jangan pacaran dulu ya kalian masih sekolah mending fokus sekolah aja, kelas berapa El? " ucap Deraz.

"Iya om, El kelas 12 om " ucap Elio.

"Tuh apa lagi udah kelas 12 sebentar lagi ujian mending fokus ujian dulu aja " ucap Deraz yang membuat mata Ana berkaca kaca karena hal yang ditakutinya benar benar terjadi beruntung tadi ia langsung memotong pembicaraan Elio yang akan jujur kepada papanya itu kalau tidak ntah apa yang akan terjadi saat ini.

"Kalo kita temenan boleh kan om? " tanya Elio.

"Iya boleh kok " ucap Deraz.

Deraz dan Nadin keluar ruangan untuk mengobrol dengan Raisa membiarkan Ana dan Elio berdua, "Papa sama mama keluar dulu ya " ucap Deraz sambil mengacak rambut Ana kemudian keluar ruangan bersama Nadin.

"Jangan nangis dong, sini sini " ucap Elio saat melihat Ana menitikan air matanya.

"Kak El jahat, kok nggak bilang pengen perjuangin Ana malah nanya gitu didepan papa " ucap Ana yang kini berada dibangku yang menghadap Elio.

Elio menghapus air mata Ana kemudian tersenyum kepada cewek itu, "Aku salah ya? " tanya Elio polos.

"Ishh, nyebelin banget sih jadi cowok!! " ucap Ana kesal.

"Kok marah sih? kita kan emang temen, aku temen kamu " ucap Elio.

deg

Ana tercengang ketika Elio mengatakan hal itu, jika akhirnya Elio menganggap hubungan mereka hanya sebatas teman, "Apasih hiks hiks maksudnya kok kak El bilangnya gitu " ucap Ana lirih sambil menangis.

"Temen hidup maksudnya " ucap Elio sambil tersenyum watados, "Udah dong jangan nangis, maaf ya buat kamu nangis " ucap Elio sambil menghapus air mata Ana.

AZATALILY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang