07. Es Yang Cair

50 17 2
                                    


Happy reading

_____________________

Aldes berjalan memasuki perpustakaan dengan langkah perlahan. Di belakang nya ada Risya yang menyembunyikan badan mungil nya di belakang badan besar Aldes.

“Mana hantu?” Tanya Aldes pada Risya dengan nada meledek. Tidak ada apa apa di sini. Sepi dan kosong.

“Ish tadi ada,” jawab Risya masih berdiri di belakang Aldes.

Aldes memutar bola matanya jengah. Jelas jelas tidak ada hantu sama sekali di sini. “Sini lo!” Ucap Aldes sembari menarik tangan Risya supaya berdiri di samping nya.

“Ihh kak, ngeri ish,” dumel Risya. Sudah tahu badan nya kini gemetaran tak karuan malah suruh maju kedepan.

“Nggak ada hantu, tuh liat,” suruh nya menelisik seluruh ruang perpustakaan.

“Iya iya yaudah yaudah,” sahut Risya malas. Sudah lah ia trauma di perpustakaan. Lebih baik ia ke kantin setelah ini.

“Udah yaa Risya mau ke kantin,” pamit Risya lalu berbalik badan.

“Lo nggak ke kelas?” Tanya Aldes, spontan Risya membalik kan badan nya.

“Nggak, lagi dihukum,” jawab Risya. Rasanya masih kesal saja, karena Aldes Risya jadi harus dihukum dan mengalami kejadian horor.

“Kenapa?”

“Gara gara telat masuk kelas, kelamaan ngeladenin kak Aldes,” jawab Risya lalu melangkah pergi.

******

Seperti biasa, Risya pulang sekolah selalu naik angkutan umum ataupun ojek online.

Hari ini Risya memilih naik ojek online saja. Rasanya sedang malas berdesakan di dalam angkot. Jadilah ia memasan ojek online.

“Neng Risya ya?” Tanya seorang ojek online kepada Risya yang sedang berdiri di pinggir jalan.

“Iya mang,” jawab Risya lalu menerima helm yang disodorkan oleh ojek online nya.

Saat diperjalanan, motor mang ojek nya tiba tiba berhenti. “Ehh kenapa dah ni motor,” ucap sang mamang ojek.

“Kenapa Mang?” Tanya Risya lalu turun dari motor.

“Aduhhh, kayaknya macet deh neng,” jawab sang mamang ojek membuat Risya menghela nafas kecewa.

“Yaudah mang gapapa, saya naik angkot atau ojek lain aja deh,” ucap Risya lalu membuka helm nya. “Nih mang,” Risya menyodorkan helm yang langsung di terima oleh sang ojek.

“Maapin yah neng,” ucap mamang ojek lagi.

Risya mengangguk lalu melangkah pergi. Dalam hati ia menggerutu sebal. Risya itu bukan cewek terlalu baik dan polos yaaaa jangan salah. Risya juga bukan cewek bodoh dan bego bego amat.

Dengan langkah sedang ia menyusuri jalan. Sambil menggerutu ia berjalan sembari menendang nendang udara.

Mungkin kesialan sedang menggiring langkah nya hari ini. Hujan pun turun dengan deras secara tiba–tiba. Otomatis Risya lalu berlari mencari tempat berteduh.

Risya memilih berteduh di depan minimarket. Badan nya sudah sedikit basah terkena air hujan. Rasanya dingin.

Cukup banyak yang berteduh di sini. Membuat sedikit desakan. Karena bertubuh mungil Risya bahkan sampai terdorong orang di samping nya hingga nyaris terjatuh. Ingin marah tetapi tidak enak. Kalau ia mengenal orang ini pasti sudah diomeli oleh Risya. Tiba tiba seorang gadis berlari dan menabrak tubuh Risya yang mungil. Risya nyaris saja jatuh kalau tidak ada tangan yang menyangga tubuh mungilnya.

AYO SENYUM DONK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang