15. Beku tapi peduli.

44 11 0
                                    


Kamu kembali beku dan dingin.
Es yang sudah mencair kini kembali beku tanpa alasan yang jelas. Tetapi....
Kamu beku tetapi peduli padaku. Sebenarnya kamu ini makhluk asing dari mana??
—Risya Rafera—

Tandain yang typo❤❤

Happy reading

******

Risya dan Gecha berjalan di lorong menuju kantin. Langkah Risya tiba–tiba terhenti membuat Gecha juga ikut berhenti.

“Kenapa Sya?“ tanya Gecha bingung pada Risya yang berjalan di samping nya.

“Cha...gue ke toilet bentar,” ucap Risya sembari nyengir kuda.

“Tapi Sya—”

“Bentar Cha, lo duluan aja,” ucap Risya memotong ucapan Gecha sembari berlari menuju toilet.

“Sya!! Risya,” panggil Gecha pada Risya yang sudah lumayan jauh. “Ailah tuh bocah main pergi aja, dasar Risya,” cibir Gecha lalu berjalan dengan kaki yang dihentak hentakan.

“Hai Cha, sendirian aja Risya mana?” sapa seseorang yang tak lain adalah Ardian.

Gecha menatap Ardian kesal. Hari ini mood nya sedang buruk, biasalah cewek. Jangan salahkan dirinya jika nanti saat berdebat dengan Risya maka Gecha akan mencakar gadis itu.

“Ngapain nanyain Risya? Suka sama dia?” tanya Gecha dengan sorot mata tajamnya.

Ardian menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Kenapa jadi sensi amat dah??

“yaa bukan gitu. Heran aja biasanya juga bareng bareng terus,” balas Ardian. Sungguh suasana ini rasanya mencekam. Tatapan Gecha seolah bisa membunuh Ardian. Dasar suami takut istri😂😂😂

“Yaa terserah!!” ucap Gecha lalu pergi meninggalkan Ardian sendiri.

“Si anjir aneh bat dah, heran gue!” ucap Ardian. “Tamu bulanan kali yak!” monolognya lalu berjalan menyusul Gecha yang sudah jauh di depan.

*****

Risya keluar dari bilik toilet. Ia lalu mencuci tangan nya di wastafel. Baru saja berbalik badan.

“Astagfirullah...,” kaget Risya. Ia menatap orang di depan nya dengan terkejut. Sejak kapan orang ini ada di sini. Muncul tiba tiba macam setan saja.

“Lo...lo cewek yang deketin Aliando kan??” tanya orang itu yang tidak lain adalah Elisya.

Risya mengerutkan dahinya bingung. “Enggak. Aku nggak deket sama Kak Aliando,” jawab Risya. Kan emang bener nggak deket!

“Udah deh! Lo pasti kegatelan ke Aliando iya kan?!” tuduhnya dengan suara agak membentak.

Risya semakin bingung. “Beneran. Kita itu cuma sebatas adek kelas dan kakak kelas aja!” jawab Risya. Toh benar!

“Halah udah deh!! Lo tau nggak? Seberapa besar perjuangan gue buat deket sama Aliando dan lo dengan mudah rebut dia dari gue!!” bentak nya pada Risya.

“Aku sama sekali nggak rebut kak Aliando dari kamu!! Kita itu nggak lebih dari sekedar kakak kelas dan adek kelas!” jawab Risya tanpa rasa takut. Mangap ae yah Risya bukan modelan gampang diinjek injek dan lemah. Kecuali terhadap kakak dan mama tirinya.

“DASAR LO SOK POLOS!!” bentak Elisya lalu mengangkat tangan nya hendak menampar pipi Risya dan langsung dicekal oleh gadis itu.

“Gue bukan sok polos apalagi polos! Gue cuma ngehormati lo sebagai kakak kelas! Dan kalau lo nggak ngehargain gue...ok fine gue juga ogah ngehormatin lo!” ucap Risya berani lalu menghempas kan tangan Elisya.

“Berani banget lo!!” ucap Elisya tak percaya. Tapi seberani apa pun Risya ia tidak akan kalah!

“DASAR ADEK KELAS KURANG AJAR!” pekik Elisya. Tak peduli orang akan mendengarnya atau tidak.

“Lho?? Bukan nya kakak yang kurang ajar?” ucap Risya membalik perkataan Elisya.

“BANGSAT LO!” bentak Elisya lalu mendorong tubuh Risya dengan sangat kuat hingga kepala gadis itu terbentur wastafel.

Elisya berjongkok di hadapan Risya. “Mental kerupuk jangan sok keras!” ujar Elisya lalu menarik rambut Risya.

Anehnya...Risya diam tak membalas. Apakah ia takut?? No! Risya hanya sedang menikmati penderitaannya, lagi.

Elisya lalu mendorong tubuh Risya hingga tergeletak di lantai. “Lain kali jangan macem macem sama gue!! Sampah!” hina nya. Lalu Elisya melangkah keluar dari toilet.

Elisya terkejut setengah mati saat melihat ada orang di samping pintu toilet yang tertutup.

Tanpa mau lebih lama Elisya segera melangkah pergi. Bisa panjang berurusan dengan seorang Aldes Varrelino.

Yap betul. Orang itu Aldes Varrelino kakak kelas terdingin, ternyebelin, dan terseram di SMA Cendana.

Aldes berjalan mendekat ke arah tubuh Risya yang tergeletak di lantai.

“Ck, menang nyolot doang giliran di ajak kasar nggak ngelawan. Cewe aneh!” ucap Aldes keheranan.

Lalu Aldes perlahan mengendong tubuh Risya. Membawanya keluar toilet dan menuju UKS.

****

Mata indah itu membuka secara perlahan. Sesaat ia mengerjap ngerjapkan matanya menyesuaikan cahaya.

Bola matanya bergerak meneliti tempat nya saat ini. UKS?? Siapa yang membawanya ke sini?

“Lo itu ngomong doank bisanya giliran di serang fisik nggak ngelawan,” ucap seseorang.

Risya segera bangkit dari tidurnya. “Kak Aldes??” tanya nya tidak percaya. Aldes kini tengah duduk di sofa yang tak jauh darinya.

Aldes berjalan mendekati brankar UKS. “itu jidat lo nggak sakit?” tanya Aldes. Sontak Risya memegang kening nya yang ternyata terbaluk plester.

“Kak Aldes beku dingin tapi peduli yaa,” ucap Risya sembari tersenyum. “makasih yaa kak,” ujarnya.

“Hm,”

“Sayang nggak pernah senyum aja,” ucap Risya mengerucutkan mulutnya.

“Hmm,”

“Dih kayak Nisa Sabyan aja ham hem ham hem,” cibir Risya kesal.

“Hm,”

“Dih hem lagi!! Panjangan dikit kek!” ucapnya kesal. Bisa nggak sih jangan pelit ngomong.

“Heemmmmm,”

“Laila ha ilallah. Dasar beku, kulkas berjalan, es batu!!” kesalnya dengan wajah muram.

Kalian tahu?? Sebenarnya Aldes ingin sekali tersenyum melihat wajah kesal Risya. Cuma yaaa gengsi aja haha.

—Ayo Senyum Donk—

Moon maap ngaret soalnya lgi ada urusan. Moon maap juga sedikit soalnya ngantuk hehe.

Jangan lupa voment yaa gaisss.

TBC💖💖


AYO SENYUM DONK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang