17. Jalan

43 9 2
                                    

Hai hai ketemu di malam takbir nihhh

Kalian kalo takbiran gini biasanya ngapain?? Kalo aku sih biasanya keliling keliling tapi ada corona dahlah rebahan aja😆😅

Happy reading

_____________________

Risya sudah siap di depan rumah Gecha. Sudah sekitar sepuluh menit ia menunggu. Ia mengecek jam di ponselnya. Ini dia yang kecepetan atau Aldes yang ngaret sih??

Namun, akhirnya penantian nya pun tiba. Motor besar Aldes berhenti tepat di depan nya.

“Lama banget sih?” kesal Risya dengan mengerucutkan mulutnya. Padahal baru sepuluh menit yaallah.

Aldes memandang Risya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Cantik juga. Batin nya berkata.

“HEH malah bengong,” Risya mengibaskan tangan nya di depan wajah Aldes.

“Lo cantik,” ungkap Aldes jujur. Sungguh tubuh mungil Risya yang terbalut sweeter dan celana jins biru membuat ia terlihat manis.

“Ooo jelas. Risya gituloh,” ucap Risya mengibaskan rambutnya ke belakang.

“Dasar narsis,” cibir Aldes memutar bola matanya.

“Dah dah, ini kita mau kemana?” tanya Risya mulai serius. “Katanya tadi mau nyari kado buat tante Dira?” tanya nya lagi. Kalo berdebat dulu 'kan lama.

“Iyaa, makannya cepetan naik!! Berisik sih lo!” kesalnya sembari memakai helm nya kembali.

Risya diam tak menjawab. Kini ia beralih menunggangi motor besar Aldes yang teramat tinggi baginya yang bertubuh pendek. Nasib nasib.

“Nih pake helm nya!” Aldes memberikan helm pada Risya uang sudah nangkring mantep di atas motor.

Setelah itu motor Aldes melaju meninggalkan pekarangan rumah Gecha. Seperti biasanya, Aldes melajukan motornya dengan diatas kecepatan rata-rata.

Risya pun kembali seperti biasanya. Ketar ketir takut terbabglah, jatuhlah, oleng lah, kecelakaan lah. Bilang saja Risya penakut. Toh itu benar. Ini tuh di aspal kalo jatuh lumanyun eh lumayan maksudnya.

“Kak Al, kalo mau ke RS jangan ngajak ngajak Risya!!” pekiknya dengan wajah ketakutan dan mata tertutup. Tangan nya kini melingkar di pinggang Aldes. Aish modus kali kau Aldes.

“siapa yang mau ke RS. Orang kita mau nyari kado!!” jawab Aldes di depan sana yang cukup sulit didengar Risya. Maklum kuping nya jadi budeg gegara takut plus bunyi kendaraan.

“Huaaa, kalo gini bawa motornya yang ada bukan nyari kado malah nyari mati,” teriak Risya. Kebiasaan kalo dibonceng motor pasti berisik. Tidak tahu saja seberapa mengerikan nya dibonceng Aldes. Rasanya behhh kek calon tamu malaikat mungkar nakir. Ehh apa hubungannya bodoh!! Author yang bodoh bukan kalian!!

“Berisik lo!!”

*****

Aldes rupanya mengajak Risya ke mall. Di sinilah mereka. Daritadi putar puter keliling seribu keliling tapi tak jumpa barang yang sreg.

“Kak Aldes itu maunya cari kado yang kayak apa??” tanya Risya frustasi. Wajahnya merah menahan kesal dan lelah. “Kita udah mutar muter lebih dari dua jam di sini!” kesalnya. Tidak tahukah kakinya pegal daritadi jalan tiada henti.

“Terserah lo!” jawab Aldes lempeng. “Lo ada di sini kan buat bantu gue. Gue nggak tau kesukaan wanita.” jawabnya.

Risya melotot ke arah Aldes kesal. Ingin rasanya mecakar wajah Aldes yang baginya sangat menyebalkan itu. “Apa?? Terserah?? Oohhh terserah yaaaa!” ucap Risya. Napas nya kini jadi tak beraturan karna menahan kesal.

Terserah katanya. Di saranin beli baju katanya 'kenapa harus baju, cari yang lain ajah' di saranin beli sepatu bilang nya 'terlalu mainstream' di saranin tas bilang nya 'nggak yang lain ajah' di tawarin yang lain bilang 'gue kurang sreg' hmmm. Apa tadi 'terserah' apanya yang terserah Subandono.

“Muka lo kenapa?” tanya Aldes dengan polos.

Sungguh. Kalau saja ia tak ingat jika yang di depan nya kini adalah Aldes Varrelino ketua geng Ringers sekaligus kakak kelasnya, maka ia sedang senang hati menggampar orang di depannya.

“Udahlah kalau gitu panci aja sekalian!!” kesal Risya menghela nafas. Sabar sabar sabar aja udah sabar sabar Sya, ni orang emang hobi buat penyakit darah tinggi sih!! Membagongkan sekali anda om!! –Risya membatin kesal.

“Bagus juga ide lu!” ucap Aldes menampilkan senyum nya yang manis. Sangat manis bahkan bisa bikin diabetes.

“ALLAHUAKBAR!!!!” pekik Risya menyerah. Menghadapi Aldes sungguh menguras tenaga. Bikin naik darah!!!

“Udahlah kak, Risya mau pulang!” ucap Risya kesal lalu berjalan pergi. Persetan sama kado tante Dira. Masa bodo bodo masa, bodo amat, amat bodo!!

“EH Sya!” panggil Aldes sembari menyusul Risya. Ia menarik tangan Risya agar berhenti.

“Gue yang jemput lo berarti harus gue yang nganterin lo balik!!” ucap Aldes bijak.

“Yaudah ayo pulang!!” ucap Risya tak sabaran. Risya itu tipe cewek pada umumnya, kalau lelah lebih gampang emosi dan tak sabaran.

“Lebih baik kita makan dulu, gue belom makan dari tadi siang,” ajak Aldes. Mau tak mau Risya mengiyakan. Makan doank kan, nggak mutar muter nyari apalah apalah kan.

******

“Za, gue ada berita. Gue lagi di cafe dan ngeliat Aldes lagi sama cewek yang waktu itu,” ucap sesoorang menelfon sembari matanya mengamati objek di depannya. Orang itu Ajil.

“Lo yakin?”

“Mata gue nggak pernah salah?” ucap Ajil menyakinkan. Ia masih mengamati dengan jelas Risya dan Aldes yang sedang duduk semeja agak jauh darinya. Untung Aldes tidak melihatnya karena posisi cowok itu membelakangi nya.

“terus pantau, biar kita bisa tahu lebih lanjut! Mungkin cewek itu bisa jadi senjata kita,” ucap Ferza dari seberang sana. Ajil menyunggingkan senyum licik.

“Siap laksanakan!” setelah mengatakan itu Ajil menutup telfon nya.

****

Aldes menatap Risya yang ada di depan nya. Tiba tiba ia kepikiran sesuatu. “Sya,” panggil nya pada Risya yang sedang menyantap makananya.

“Hm apa?” tanya Risya sembari mendongak menatap Aldes.

“Sebenernya gue....”

“Apaan sih kak?” tanya Risya penasaran.

“Sebenernya gue suka.....”

—Ayo Senyum Donk—

Hayoloh suka suka apa??
Gantung yaaa??

Hai hai selamat hari raya idul fitri. Malem takbiran nihhhh. Jalan jalan gak?? Ehh covid deng. Stay at home aja yaaaa.

Anisa mau minta maaf kalo banyak salah. Maaf juga ngaret updatenya karena tiba tiba malas menyerang ku juga sibuk sekolah hehe.

Maaf juga yaa dikit soalnya sibuk nih persiapan lebaran. Biasalah hehe

See u di chapter selanjutnya

Minal aidzin walfaidzin😊😊😊😊

AYO SENYUM DONK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang