24. Tante Sella

15 4 0
                                    

Happy reading😌😌

_____________________________

Akhirnya ku temukan jalan menuju ending hidupku
Ini bukan akhir tapi baru jalan menuju kebahagiaan
~Risya Rafera~

****

Risya berdiri di halte dekat sekolah. Seperti biasa ia sedang memesan ojek online. Risya berdecak kesal saat melihat bulir bulir air hujan mulai turun. Bukan tak suka hujan tetapi pasti susah cari ojek online ataupun angkutan lain. Kalau ia tak segera pulang pasti Aini ngomel ngomel tak jelas dan pasti ia akan dimarahi.

“Risya!”

Sebuah suara membuat Risya menoleh ke seberang jalan. Tante Sella?? Wanita itu yang memanggilnya.

Tante Sella keluar dari mobilnya dan berlari menyebrang jalan untuk menghampiri Risya.

“Risya kamu bisa ikut tante sebentar?” tanya Tante Sella.

Risya menatap heran ke arah tante Sella. “mau ngapain tan?” tanya Risya.

“ikut sebentar yaa,” ucap tante Sella lalu menarik tangan Risya ke arah mobilnya. Lalu ia segera masuk. Tante Sella mau membawa nya kemana?

****

Risya memasuki sebuah kamar di rumah tante Sella. Matanya menyapu kamar ini. Lalu matanya terhenti pada sebuah foto besar yang tergantung di dinding.

Risya berjalan mendekat ke arah foto itu. Sementara tante Sella berjalan di belakang nya. Semakin Risya mendekat semakin ia merasa tidak asing dengan foto itu.

Lalu ia teringat. Mata nya terbelalak kaget. Foto ini adalah foto ibu nya semasa muda. Wajahnya mirip sekali dengannya.

“tante...ini bukannya foto...,”

“iyaa ini foto bunda kamu waktu masih kuliah,” sahut tante Sella.

“jadi...tante ini siapa?” tanya Risya menatap Tante Sella dengan wajah penuh pertanyaan.

“saya ini adalah adik kandung dari bunda kamu,” jawab Tante Sella.

Risya memandang tante Sella tak percaya, kaget, bercampur rasa ingin tahu ada apa sebenarnya. “tapi...bunda ngga pernah cerita! Risya juga ngga pernah ketemu tante? Selama ini tante kemana?” Risya menyerang tante Sella dengan berbagai pertanyaan.

Tante Sella menghela nafas dalam. Ia memandang Risya dengan wajah penuh penyesalan. Mata nya juga sudah berselimut cairan bening. “jadi...dulu tante ada sedikit masalah sama bunda kamu...,” tante Sella mulai menjelaskan. Ia seperti tak sanggup menceritakan nya pada Risya.

“masalah? Masalah apa?” tanya Risya dengan wajah penuh keingin tahuan.

“jadi...dulu saya sama bunda kamu mencintai laki laki yang sama,” tante Sella menjeda ucapannya. “yaitu ayah kamu...sampai suatu hari ayah kamu mengungkapkan perasaannya sama bunda kamu...,”

“terus apa yang terjadi setelah itu?” tanya Risya.

“waktu saya tahu hal itu...saya teramat marah sama bunda kamu sampe akhirnya saya bilang kalo saya benci sama dia, lalu setelah itu saya kabur dari rumah...” perjelas tante Sella dengan suara serak menahan tangis. Sungguh sangat menyesal ia karena berperilaku buruk pada kakak kandung nya sendiri.

“tante...tante minta maaf...,” ucap tante Sella sembari terisak.

Risya diam mematung. Ia tak marah...hanya kecewa...sedikit. Bagaimana pun tante Sella sudah mengakui kesalahan nya. Meskipun terlambat.

“seandainya tante tahu kalau waktu itu adalah pertemuan terakhir kita...pasti tante ngga akan berbuat hal kayak gitu,” ucap tante Sella dengan nada penyesalan.

“ngga apa apa tante...udah terlanjur juga...,” ucap Risya sembari mengusap air mata nya yang entah kapan lolos ke pipinya. Sedih mendengar cerita tentang kepahitan hidup ibu nya dulu.

“Risya...,” tante Sella memegang pundak Risya. Lalu mengelus rambut nya dengan sayang. “kalo tante boleh tebus kesalahan tante...kamu mau kan tinggal di sini sama tante dan Vani?!” ujar tante Sella.

Risya terdiam. Mungkin ini adalah waktu yg tepat untuk lepas dari jeratan Aini dan Rendy. Tapi ia rasa ia masih kecewa pada Tante Sella. Tapi...

“kalau nggak kamu menginap beberapa hari saja di sini! Vani pasti seneng kalo ada temennya.” ucap Tante Sella lagi.

“Risya harus minta izin dulu Tan,” jawab Risya. Mungkinkah Aini mengizinkan nya? Sepertinya tidak.

****

Aini memandang Risya dan Tante Sella dengan pandangan tak suka. “jadi kamu mau nginap di tempat wanita yang ngaku ngaku adik dari bunda mu?” tanya Aini dengan ketus.

“iyaa saya minta izin nya ya,” ucap tante Sella.

Sementara itu Risya hanya bisa memilin jemari nya. Aini sangat seram bila sedang marah. Ia sangat takut.

“SEKALIAN SAJA BAWA ANAK HARAM INI PERGI BERSAMA MU!” teriak Aini marah. “dia ini cuma beban bagi saya! Malah bagus kalau dia bisa keluar dari rumah ini!!” ucap Aini menambahi.

Tante Sella marah. “yasudah kalau begitu biarkan Risya tinggal dengan saya! Kamu ini wanita yang kejam!” ucap tante Sella membela Risya.

“hahaha silakan!! Saya senang jika dia tinggal di rumah mu! Sudah bereskan barang barangmu sekarang cepat!!” perintah Aini pada Risya yang l kepala nya takut.

“iyaa...” dengan segera Risya berlari ke kamarnya dan mengemasi baju baju dan juga alat sekolah nya.

Risya turun sembari membawa tas berisi baju dan buku buku sekolahnya.

Saat melihat Risya sudah selesai sesegera mungkin Tante Sella menarik keluar Risya dari rumah itu. Ia tak tahan berada satu ruangan dengan wanita seperti Aini.

“JANGAN PERNAH KEMBALI LAGI!!” teriak Aini dari dalam rumah.

Risya memandang rumah di hadapannya dengan mata berkaca kaca. Selamat tinggal kenangan...

Mungkin ini adalah jalan menuju kebahagiaan ku?


–Ayo senyum donk–

Jan lupa vote and coment yaa.
Aku baca part sebelumnya banyak banget typo nya... Mohon tandain yg typo yah guyss

See u next chapter😚







AYO SENYUM DONK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang