23. Tuan putri dan pangeran

20 3 0
                                    


Haii happy reading guys🙂🙂

_____________________________

Risya memandang dari kejauhan Rendy dan Aldes yang sedang berbincang di halaman rumahnya. Risya penasaran apa yang dibicarakan oleh keduanya. Nampak nya mereka membicarakan hal yang serius. Wajah keduanya sangat seram.

“kira kira apa yaa yang mereka omongin,” gumam Risya sembari mengintip dari jendela kamarnya.

Matanya terbelalak ketika melihat Aldes menonjok Rendy. “mereka ada masalah apaan sih?” bingung Risya dengan raut wajah khawatir. Takut keduanya malah terjadi perkelahian.

Risya tambah terkejut saat Rendy balas memukuli Aldes dengan brutal. Terjadi adegan saling pukul diantara mereka.

“waduh gak bisa dibiarin nih!” ucap Risya lalu segera pergi keluar rumah dan melerai perkelahian antara Aldes dan Rendy.

“Stoop kalian nih apa apaan sih!!” ucap Risya keras keras sembari berdiri di antara Aldes dan Rendy.

“Heh lo ngga usah ikut ikutan bangsat!” bentak Rendy pada Risya dengan muka memerah marah.

“Lo bisa gak sih gak usah bentak bentak Risya!” ujar Aldes membela Risya.

“Bodoamat! Cewek kayak dia nih...” Rendy menunjuk Risya tepat di depan wajahnya. “NGGA PANTES DIBELAIN!! KARNA DIA ITU BEBAN DI RUMAH GUE!” ucap Rendy dengan sangat keras.

“jaga yaa ucapan lo!”

“hahaha lo pikir gue peduli?”

“UDAH STOP!” teriak Risya.

“kalian ini kenapa?” tanya Risya. “ngga seharus nya kan kalian berantem!” teriak Risya.

“Heh bocil udah diem lo!” ujar Rendy nge gas.

“Kak Rendy udah!” ucap Risya melerai. “kalian ada masalah apa sih?” tanya Risya sembari memandang keduanya bergantian.

“gue udah tau semua!” ucap Aldes membuat Risya mengeryit heran.

“tahu apa?” tanya Risya penasaran. Ia memandang Aldes penuh tanya. Masalah apa yang membuat mereka sampai bertengkar.

“gue udah tau semua! Tentang apa yang orang ini sama ibunya lakuin ke lo!” ucap Aldes sembari menunjuk Rendy.

Risya menatung di tempat. Jadi Aldes sudah tahu. Dia sudah tahu tentang kehidupan nya. Dia sudah tahu tentang kisahnya yang sesungguhnya. Jadi sekarang akan kah orang akan tahu jika senyum nya hanya senyum palsu?

****

Risya berjalan di koridor menuju perpustakaan. Kejadian semalam berakhir dengan Risya yang berlari memasuki rumah sembari menangis. Kini ia jadi takut...takut tak bisa menebarkan kebahagiaan lagi. Karna setelah ini mungkin orang akan mengasihani dirinya. Memandang nya iba karena tahu apa yang ia alami.

Risya berjalan dengan pandangan kosong. Niat nya ingin ke perpustakaan tapi malah nyasar ke koridor kelas XII.

Tiba tiba ia tersadar dari lamunannya. Ia melihat sekeliling nya. Saat tersadar bahwa perpustakaan sudah terlewat.

Risya menghela nafas gusar. Mungkin bagi orang lain ini hanyalah masalah kecil. Tapi ini berbeda dengan Risya.

“goblog nya kebangetan!” maki Risya sembari menepuk dahi nya.

Saat ia berbalik badan...

“Astagfirullah!” kaget Risya. Bagaimana tidak! Yang berdiri di depan nya saat ini adalah orang mengenakan kostum buto ijo.

“Setan beneran apa setan setanan?” tanya Risya memastikan.

Orang itu tertawa. “hahaha yakali siang siang ada setan! Ini gue, Dandi!” ucap nya tertawa cekikikan.

“Ihh kak Dandi ngapain pake kostum buto ijo?” tanya Risya mengeryit heran.

“ihh atuh maneh mah kumaha! Hari ini kan kelas gue praktek drama, dan gue kebagian jadi buto ijo!” jawab Dandi.

“yaa mana Risya tahu,” jawab Risya sembari mengedikan bahu tak peduli.

Tiba tiba dari kejauhan terdengar suara melengking. “AA DANDI YUHUU!” teriak Neneng sembari berlari menghampiri Dandi dan Risya.

“Ihh Aa Dandi walaupun bentukan kostum nya kek jurig tetep kasep yak,” puji Neneng sembari tersenyum malu malu.

“Hehe hatur nuhun atuh Neng,” balas Dandi dengan senyum paksa. Neneng lagi!!

“hahaha ciee dipuji ganteng,” ledek Risya tersenyum menggoda. “yaudah kalo gitu Risya pergi dulu selamat berpacaran,” ucap Risya lalu ngacir pergi.

“Aa kalo Aa Dandi jadi buta ijo Neneng mau atuh jadi mata ijo nya Aa Dandi,” ucap Neneng sembari tersenyum salah tingkah.

“hehehe iya...yaa yaa,” ujar Dandi.

****

Risya berjalan menuju perpustakaan. Namun langkah nya terhenti saat seseorang menghadang langkah nya.

Good morning Risya Rafera,” sapa nya dengan senyum manis.

“haha juga kak Aldes,” balas Risya. Yaa orang itu adalah Aldes. Risya memandang Aldes dari atas hingga bawah. “ohh ceritanya kak Aldes jadi pangeran?” tanya Risya. Ya memang saat ini Aldes berpakaian layaknya seperti seorang pangeran.

“he'em, ”

“kalo kak Al pangeran ya terus yang jadi tuan putri nya siapa?” tanya Risya. Entahlah meskipun kejadian semalam selalu teringat dikepalanya tetapi Risya tak merasa canggung atau pun berbeda.

“lo tuan putri nya,” jawab Aldes datar tapi terdengar sangat manis.

Tanpa terasa wajah Risya memanas. Pipi nya memerah bagaikan buah apel. “tapi kan Risya ngga ikut drama nya kak,” ucap Risya.

“iyaa lo emang ngga ikut drama. Tapi lo tuan putri di hati gue!” ucap Aldes tersenyum tipis. “jangan pernah berhenti senyum yaa tuan putri...lo hebat karena bisa nutupin semua kesedihan lo pake senyum manis,” Aldes menjeda ucapanya. “lo boleh aja terus tersenyum meski banyak masalah. Berbagi senyum sama orang lain, tapi...jangan takut buat berbagi kesedihan lo juga,” ucap Aldes panjang lebar sembari memandang manik mata Risya.

Risya tertegun. Apakan selama ini apa yang ia lakukan salah?? Apakah ia harus berbagi kesedihan nya dengan orang lain agar beban nya berkurang??

****

Hai Hai alur nya makin lama makin sesat. Otak ku dah buntu...jadi mohon maaf lah yaa😃

See u next chapter😄




AYO SENYUM DONK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang