18. Bunga dandelion

32 10 3
                                    

Hai hai hai. Apa kabar? Masih adakah yang nunggu cerita ini up?

Seperti biasa, tandain yang typo nya.


Happy reading
_______________________________

Belajarlah dari bunga dandelion.
Ia tampak rapuh dah mudah tersapu oleh angin. Namun ia akan bangkit dan tumbuh kembali.
—Risya Rafera—
—Ayo Senyum Donk—

*****

Risya merebahkan tubuhnya di ranjang Gecha. Lelah sekali rasanya. Tadi ia berkeliling mall tetapi tak menemukan hal yang sreg sama Aldes. Sungguh melelahkan.

Meladeni Aldes yang menyebalkan memang harus ekstra sabar. Risya itu modelan cewek yang kalau lelah akan gampang emosi dan tidak peduli sekitar. Yaa walaupun saat di rumah Aini dulu ia harus melakukan berbagai pekerjaan tetapi saat Aini dan Rendy tidak di rumah ia bisa beristirahat sepuasnya. Aini dan Rendy pasti pulang nya selalu malam dan jarang di rumah. Aini yang sibuk dengan pekerjaan dan Rendy yang nongkrong dengan teman temannya.

“Sya, mandi dulu ish!” peringatan Gecha yang sedang membaca buku di meja belajar.

“Males Cha, gue capek jiwa raga!” jawab Risya ngawur.

“Kalo mau tidur mandi dulu. Paling nggak ganti baju lah!” ucap Gecha. Ia masih fokus pada buku bacaannya.

“Hmm, iya iya Cha!” ucap Risya. Dengan malas ia mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Perlahan ia bangkit dan menuju kamar mandi.

Selang beberapa menit Risya keluar dengan piyama nya. Padahal belum terlalu malam tapi matanya sangat pedih dan berat minta ditutup.

“Sya, lo nggak belajar?” tanya Gecha yang sedang memainkan ponselnya sembari bersandar di tepi ranjang.

“Huooohh, ngantuk Cha! Sabodo lah sama tugas gue capek banget!” jawab Risya. Kini ia mulai merebahkan diri di samping Gecha. Sekedar informasi aja, Risya kalau tidur tidak betah pakai selimut. Pasalnya Risya kalau tidur pasti gak bisa diem, kurang puas geraknya kalau pake selimut.

“Sya, baru jam setengah delapan lohh, lo udah mau tidur aja.” omel Gecha. Sepi kalau gaada temen ngobrol tuh.

“Hmm,”

“Sya! Ish Sya!” panggil Gecha pada Risya yang sudah mulai terlelap memasuki alam mimpi.

Sebenarnya Risya mendengar panggilan dari Gecha. Dasar Risya nya yang malas menanggapi. Baru saja ingin terlelap namun suara ringtone ponsel Risya berbunyi.

“Haaah siapa sih?” ucap nya kesal. Ia mengambil dengan kasar dan cepat ponselnya yang berada di atas nakas. Tanpa melihat siapa yang menelpon ia langsung menekan tombol angkat.

“Hallo!” sapa nya jutek. “Lah dimatiin gomik!!” kesal nya melihat ke arah ponselnya.

Baru saja hendak meletakan ponselnya kembali namun ada sebuah chat yang masuk.

Kak Aldes
|Risya
|Besok lo mau yaa, ikut gw

Risya memandang layar ponselnya dengan bingung. Ekspresi wajahnya membuat Gecha yang ada di sebelahnya ikut bingung. “Kenapa lo Sya?” tanya Gecha.

AYO SENYUM DONK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang