Happy reading_______________
“Sya, untuk yang kesekian kalinya jangan!” peringat Gecha yang sama sekali tak digubris oleh Risya. Gadis itu justru membaca buku dengan sangat fokus.
“Sya...,”
“Sya!”
“RISYA RAFERA!!” teriak Gecha tepat di kuping Risya membuat Risya menutup telinganya.
“Apa sih Cha?” tanya Risya kesal.
Gecha menumpuk tangannya di meja nya. Ia dan Risya memang sekelas dan semeja. “Ja-ngan gue bilang,” peringat Gecha membuat Risya berdecak kesal.
“Gecha, apa yang gue lakuin ini buat misi gue kalo lo nggak suka yaudah terserah yang penting jangan pernah halangin niat baik gue, lo itu sebagai sahabat yang baik harusnya lo dukung gue,” ucap Risya tanpa titik tanpa koma dan sangat cepat.
“Husst udah Sya plis lah lo jangan ngoceh, pusing gue dengernya,” protes Gecha sembari mengangkat kedua tangannya sebatas telinga.
“Yaudah kalo lo nggak mau gue ngoceh plis gausah bahas bahas misi gue lagi!” ucap Risya lalu membaca bukunya lagi.
*****
“Ini misi gue sejak lama,” ucap Risya pada pantulan dirinya di depan cermin di toilet sekolah. “Pokoknya gue bakalan selalu perjuangin misi gue. Apa pun yang terjadi gue harus semangat,” ucap Risya sembari mengangkat kepalan tangannya ke udara.
Risya lalu mencuci tangannya di wastafel. Ia lalu menatap dirinya sendiri di cermin sambil menghela nafas.
Risya keluar dari toilet. Ia berjalan menuju kantin. Sampai sesoorang memanggil namanya membuat Risya menoleh dan menemukan Ardian.
“Risya, lo mau ke kantin kan?” Tanya Ardian membuat Risya mengarahkan bola matanya ke atas seolah berfikir. “Elahh pake sok mikir segala,” decak Ardian kesal.
“Hehe iya ini mau ke kantin,” jawab Risya. Dia kan hanya bercanda tadi.
Lalu keduanya berjalan bersisian sembari bercerita. Tiba tiba sesuatu muncul di otak lemot Risya. “Ehh kak Ardian,” panggil Risya membuat Ardian menoleh. “Emm, Risya boleh tanya sesuatu gak?” tanya Risya membuat Ardian mengeryit.
“Apa?”
“Emm, kakak sekelas sama kak Aldes kan?” tanya Risya sedikit ragu. Ia meremas rok nya.
“Iya, kenapa?”
“Em, kak Aldes itu orang nya gimana sih?” tanya Risya membuat Ardian mengangkat kedua alisnya.
“Aldes itu orang nya, baik yaa meskipun cuek, dia juga nyeremin, pinter apalagi soal matematika, terus dia itu orang nya dingin banget, jarang senyum--eh gak pernah senyum deng,” perjelas Ardian membuat Risya menggaruk kepalanya. Model an orang yang memiliki otak lemot berfikir.
“Ohh gitu yaa,”
“Iya, btw ngapain lo nanya nanya soal dia?” tanya Ardian membuat Risya menggelengkan kepalanya.
“Pengen tau ajaaa,” jawab Risya membuat Ardian tersenyum aneh.
“Hayooo looh jangan jangan lo suka sama si Aldes?” Goda Ardian membuat Risya salah tingkah.
“Ish, enggak juga sih,” kilah Risya. “Btw kakak kok tau banget soal kak Aldes?” tanya Risya membuat Ardian tertawa. Apa yang lucu???
“Haha, Sya lo kemana aja sih?” Ucap Ardian sembari tertawa. “Gue sama Aldes kan udah sahabatan dari kecil,” ucap Ardian membuat Risya membulatkan matanya kaget.
“Ha-hah?” Beo Risya. Kemana saja dirinya selama ini. Tentang ini saja ia tidak tahu. “T-tapi jangan bilang soal ini sama siapa siapa yaaa!” Mohon Risya membuat Ardian tertawa lagi.
“Oke oke aman,” ucap Ardian sembari menggerakan tangannya di depan mulut secara diagonal seolah menyeleting nya.
*****
Nyali Risya rupanya besar juga. Bahkan ia saat ini mengikuti Aldes sepulang sekolah. Risya kepo betul dengan kehidupan cowok itu. Mengapa cowok itu jarang tersenyum???
Risya naik ojek membuntuti mobil Aldes. Jika kalian pikir hal yang dilakukan Risya sangat buang buang waktu dan unfaedah, namun bagi Risya misi ini penting.
Mobil Aldes lalu memasuki pekarangan rumah mewah. Risya lalu menepuk pundak sang ojek. “Bang, berhenti bang,” suruhnya membuat tukang ojek itu menghentikan laju motornya.
Risya turun dari motor dan membayar tukang ojek itu. Setelah tukang ojek nya pergi, Risya berjalan mendekat ke arah gerbang rumah yang ia yakini adalah rumah Aldes.
Pagar rumah ini tinggi. Bagaimana caranya Risya bisa tahu apa saja yang terjadi di dalam??
Risya menghela nafas. “Duh mana mungkin gue bisa masuk ke dalam,” ucapnya dengan kecewa. Sudahlah lebih baik ia pulang saja. Risya lalu membalikan badannya.
Baru saja berjalan selangkah, ia sudah mendengar decitan pagar di belakangnya terbuka.
Risya lalu membalikkan tubuhnya. “Mampus gue,” gumam nya dengan sangat pelan. Wajahnya gelisah. Bagaimana tidak? Mobil Aldes sudah berada tepat di belakang nya.
Mati mati mati
“Ngapain lo di sini?” Tanya Aldes setelah keluar dari mobilnya dan berdiri di sana.
Risya panik. “Eh- anu kak, Risya tadi mau ke rumah temen kayaknya di samping rumah kakak tapi malah nyasar,” bohong Risya. Bisa mati berdiri dirinya jika mengatakan yang sebenarnya.
“Temen?” Aldes menaikan satu alisnya. Kurang percaya pada Risya. “Rumah sebelah kanan gue kosong, dan rumah sebelah kiri gue penghuninya nenek nenek sama cucunya umur 10 tahun,” ucap Aldes dengan tatapan mengintimidasi. Dikira nya Aldes se bodoh itu apa yaaa.
Risya semakin panik. Dipegangnya tali ranselnya dengan kuat demi menyalurkan rasa gugup dan takutnya. “Eh Risya lupa, bukan di jalan ini deng kayaknya Risya kesasar deh,” ucapnya dengan spontan. Dalam hati ia merutuki mulut asal ceplosnya. Mana mungkin Aldes percaya dengan alasan konyol nya.
“Ngeles,” ucap Aldes. “Ngaku, lo buntutin gue kan?” tuduhnya membuat Risya membelalakan matanya.
“Eh eng-enggak kok,” sahut Risya masih tidak mau mengaku.
“Ikut gue!!” Perintahnya. Sontak Risya menggeleng takut. Aldes berdecak sebal. Cowok dengan celana sekolah abu abu dan kaos hitam polos itu berjalan mendekat ke arah Risya.
“Jangan bantah!!” Ucapnya dengan raut seram. Risya meringis saat pergelangan tangannya dicekal kuat oleh Aldes.
“Eh, kak Ri-risya mah mau p-pulang,” ucap nya terbata karena takut. Entah kenapa aura yang dimiliki oleh Aldes sangat menyeramkan.
“Kalo lo mau pulang dengan selamat, ikut gue!” perintah nya. Lalu Aldes menyeret Risya untuk masuk ke dalam mobilnya. Tamat lah riyawat gue.....
—AyoSenyumDonk—
Holla, apa yang bakal kalian lakuin kalo ada di posisi Risya???
TBC😌
Kritik dan saran nya silahkan, diterima dengan baik kok hehe😀
KAMU SEDANG MEMBACA
AYO SENYUM DONK [END]
Roman pour AdolescentsRisya, gadis ceria yang selalu menyunggingkan senyum. Risya,memiliki misi penting. Misinya adalah membuat semua orang yang dikenalnya tersenyum. Misi terbesarnya adalah membuat si muka datar tersenyum. Aldes, kakak kelas yang tidak pernah tersenyum...