10. Air Mata di Pipi nya

46 14 0
                                    


Nggak semua yang kelihatan bahagia dia nggak punya masalah.
Nyatanya yang tersenyum pun punya banyak masalah
—Aldes Varrelino—


Happy reading

_______________________

“RISYA!! DI MANA KAMU?!” Teriak Aini mengema di seluruh rumah. Nampak dari wajahnya bahwa ia sedang murka.

Risya yang sedang mencuci piring pun kaget dan tanpa sengaja menjatuhkan piring nya. “Aduh gimana donk?” ucapnya dengsn wajah takut.

“Non udah non samperin aja Nyonya besar biar bibi yang beresin,” ucap Bi Asih.

“Tapi Bi–,”

“RISYA!!!” Panggil Aini lagi dengan keras.

“Udah Non gapapa,” ucap Bi Asih meyakinkan Risya.

“Yaudah makasih yaa Bi, Risya samperin mama dulu,” ucap Risya. Setelah mendapat anggukan dari Bi Asih Risya cepat cepat menghampiri Aini yang ada di ruang tamu.

“Ada apa Ma?” Tanya Risya. Ia menundukkan wajahnya, tak berani menatap wajah Aini saat marah.

“Ada apa ada apa. Dari mana saja kamu?? Lama!” Bentak Aini pada Risya yang merunduk takut. “Liat nih!” Aini melemparkan sebuah baju mahal berwarna biru muda pada Risya. “Kamu gimana sih? Nyuci baju nggak bener! Masa noda gitu doank masih nempel!” omel Aini.

Risya mengambil baju milik Aini“T–tapi Ma, noda ini nggak bisa hilang,” jawab Risya masih merundukan kepalanya.

“KAMU AJA YANG NGGAK BECUS! DASAR NGGAK GUNA, BODOH! BEBAN. ANAK HARAM! KAMU HIDUP SELAMA INI SAYA YANG KASIH MAKAN, KASIH TEMPAT TINGGAL! DIMANA RASA TERIMAKASIH KAMU?” Berbagai cercaan dan hinaan terlontar dari mulut Aini.

“Ma–maaf Ma, nanti Risya Cuci sampe bersih,” ucap Risya. Air matanya sudah menetes membasahi pipinya.

“MAAF MAAF MAAF TERUS YANG BISA KAMU BILANG! CAPEK SAYA DENGERNYA RISYA!” Bentakan Aini seolah bagai lagu rock yang menyebar di seluruh ruang. Etdah gaje dahlah.

“Sudah sana kamu pergi! Saya muak liat kamu!” Ucap Aini lalu mendorong tubuh Risya hingga terjatuh di bawah.

Risya mengusap air matanya. Dia tidak boleh lemah. Masa hanya karena bentakan seperti itu saja ia lemah. Ia lalu bangkit dan melangkah pergi.

Lo harus kuat Sya! Semua indah pada waktunya! Tetap semangat jangan menyerah!

****

Aldes duduk sembari menyenderkan kepalanya pada sofa. Kini ia berada di base camp Ringers. Sedari tadi teman temannya berisik sekali. Ribut yang inilah yang itulah. Terlebih lagi Dandi dan Jono yang berdebat menggunakan bahasa alien. Membagongkan.

“Heh Jono! Yang bener aja lu, masa si Gecha sukanya jengkol! Jangan ngadi ngadi lu. Mau gue sleding lu!” Ucap Ardian. Rupanya mereka sedang membahas Gecha. Sebenarnya Ardian menyuruh Jono untuk mencari tahu makanan kesukaan Gecha ehh ini malah.

“Jono kok dipercaya!” Ujar Dandi ikut ikutan. Jurig Sunda na eta nges waras.

“Tauk nih. Bikin kesel aja,” ucap Ardian kesal.

“Yaudah lah terserah,” jawab Jono. Malas sudah dirinya disalah salahkan. Eh tapi emang dirinya bohong sih sksksk.

“Kek cewek lu Jon, jawabnya terserah wkwkwk,” seloroh Dandi lalu tertawa.

“Bapak kau kek cewek.” sewot Jono.

“Sori Jon, bapak gue laki laki. Buktinya gue bisa terlahir ke dunia,” jawab Dandi. “Tapi gue curiga Jon, jangan jangan lu cewek nyamar jadi cowok?” Tanya Dandi dengan ngawur yang langsung mendapatkan jitakan dari Jono.

AYO SENYUM DONK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang